69. The End

5.6K 199 55
                                    

"Panggilan darurat untuk Kimura-kun agar segera ke lantai 1 ! Sekali lagi panggilan darurat untuk Kimura-kun agar segera ke lantai 1 ! Istri anda hampir melahirkan !" pengeras suara di kantor membuat Yoshiki terlonjak kaget.

Buru-buru, ia beranjak dari kursinya dan segera keluar dari ruangannya. Ia sama sekali tidak tahu Mika datang ke kantornya. Sudah berkali-kali Yoshiki memperingatkannya untuk tetap berada di rumah karena ia sedang hamil tua.

Dan sekarang lagi-lagi Mika akan melahirkan di kantornya ???

Wajah Yoshiki pucat pasi dan ia semakin mempercepat langkahnya menuju lantai 1. Banyak orang yang mengucapkan selamat padanya sampai ia hanya bisa membalas dengan senyuman dan anggukan karena terus berlari.

Mika duduk di sofa ruang istirahat karyawan dengan beberapa karyawati yang menemaninya. Napasnya terdengar berat dan ia berkeringat padahal suhu di ruangan itu cukup dingin.

"Mika ! Apa yang terjadi ??? Air ketubanmu sudah pecah ???" panik Yoshiki sambil mengecek ke kaki Mika yang basah.

"Sa...kit....hmph...haah..." Mika berusaha menarik napas sambil memegangi perutnya.

Yoshiki cepat-cepat bersiap untuk menggendong Mika menuju mobil. Tapi, Mika meringis saat Yoshiki berusaha memindahkannya.

"Yoshiki ! Jangan angkat Mika ! Nampaknya dia sudah hampir melahirkan ! Tunggu sebentar, ibu sudah panggil dokter kandungan kemari ! Minami ! Cepat bantu ibu !" seru ibu Yoshiki yang juga ikut mendengar pengumuman tadi dan langsung segera menghampiri mereka.

Bahkan Minami yang merupakan salah satu direktur eksekutif pun ikut serta dalam kehebohan ini.
Ia sibuk memeriksa bukaan Mika yang semakin besar.

"Ibu ! Aku bisa melihat kepalanya ! Dokternya mana ???" kata Minami cepat sambil mengintip selangkangan Mika yang terus meringis.

Yoshiki pun ikut panik dan bingung menghadapi kondisi seperti ini. Nampaknya Mika akan melahirkan di kantor mereka dan banyak karyawan yang penasaran hingga berusaha mengintip dari luar.

Yoshiki berusaha menenangkan Mika dengan merangkul dan menggenggam tangannya erat. Ia mengecup punggung tangan Mika berkali-kali sambil berkata "Semua akan baik-baik saja..."

Dokter datang tergopoh-gopoh ketika Mika berteriak cukup keras akibat sakitnya. Ruang istirahat itu seketika berubah menjadi ruang persalinan Mika.

Berkali-kali, kuku Mika menancap di kulit Yoshiki saat ia mengejan kuat. Tangan Yoshiki benar-benar kebas saat dicakari seperti itu. Ia lebih fokus pada perjuangan Mika dan bayinya.

"Aaarrgghh....!!!" Dengan sekali hentakan, Mika mendorong kuat hingga terdengar tangisan bayi.

Sontak semua orang yang dari tadi tegang mendengar persalinan itu langsung bersorak bahagia. Bahkan Yoshiki yang sudah pernah melihat proses melahirkan itu pun menangis lagi untuk kedua kalinya.

Kantor mereka bahkan libur dari pekerjaan hari itu karena insiden ini membuat semua orang menunggu cemas di lantai 1 dan berakhir dengan sorakan seperti pesta besar sedang dirayakan.

***

Mika duduk di kamar rawatnya sambil menggendong putranya. Semua keluarga besar mereka datang menjenguk Mika di pagi pertamanya setelah melahirkan. Tidak hanya mereka yang datang, bahkan Kai pun juga berada di sana.

Bayi mereka pun sama sekali tidak terganggu dengan kebisingan yang dibuat oleh semua orang yang ada di ruangan itu. Ia tetap tertidur lelap dalam dekapan ibunya.

"Hei kalian berdua, nama apa yang akan kalian berikan untuk bayi kedua kalian ini ?" tanya Kai tiba-tiba.

Yoshiki dan Mika saling berpandangan. Mereka bingung dan mulai berpikir.

"Hmm...sepertinya kalian belum memikirkannya ya ? Bagaimana kalau Yuta ? 'Kan lucu kalau dipanggil Yuchan !" saran Kai bersemangat melihat keduanya yang belum memutuskan nama bagi anak mereka.

"Yuta ya... hmm nama yang bagus... bagaimana Yoshiki ?" Mika memandang Yoshiki yang tersenyum.

"Un...bagus sekali...Yuta Kimura. Baiklah idemu kusetujui Kai... dan ada lagi yang ingin kuminta darimu..." lanjut Yoshiki tersenyum dan memandang Kai yang bingung.

"Apa itu ?" tanyanya semakin penasaran.

"Jadilah ayah angkat untuk anak-anak kami... kau cocok menjadi ayah angkat mereka..." Yoshiki tersenyum ke arahnya. Kai langsung tersipu mendengarnya.

"Uwaahhh....vater Kai ! Hört sich gut an ! Micchan es mögen !" seru Micchan dalam bahasa Jerman.
(Ayah Kai ! Kedengarannya bagus ! Micchan menyukainya !)

Micchan dengan girang memeluk Kai. Kai tersenyum padanya.

"Seien Sie nicht ein böses Mädchen sein , okay ?" Kai tersenyum sambil menggendong Micchan.
(Jangan jadi anak yang nakal, ya ?)

"Natürlich !" seru Micchan.
(Tentu saja !)

"Baiklah Yoshiki. Aku pun sudah terlanjur sayang pada Micchan..." jawab Kai tertawa.

"Tunggu dulu paman ! Paman tidak berniat mengganggu ayah dan ibu lagi 'kan ?" kata Micchan memandang tajam Kai.

Kai pun tertawa kecut sambil memandang Micchan.

"Hahaha, tidak kok Micchan... paman sudah menyerah. Paman sadar kok kalau paman ternyata hanya menyukai ibumu sebatas sahabat..." senyum Kai.
Kalian jejali apa sih anak kecil ini sampai dia tahu ??? Pikir Kai dengan senyum masam.

"Hei, Yoshiki... kenapa aku tidak mendengarmu bicara apapun pada Mika ? Setidaknya Mika 'kan sudah berjuang melahirkan anakmu..." tanya Kai tajam sambil menoleh pada mereka berdua.

Yoshiki hanya tersenyum dan memandang Mika. Ia pun mendekatkan dirinya pada Mika.

"Terima kasih ya sayang..." ucap Yoshiki lembut sambil mencium Mika mesra dan secara refleks Mika membalasnya.

Wajah Kai memerah dan ia memanyunkan bibirnya sambil menutup mata Micchan agar tidak melihat hal itu.

"Kenapa paman ? Kenapa Micchan tidak boleh melihatnya ? Micchan sudah sering melihat ayah dan ibu berciuman kok..." gerutu Micchan berusaha menyingkirkan tangan Kai dari matanya.

"Oi, oi ! Kalian ini bagaimana sih ??? Anak sekecil ini sudah terbiasa melihat hal seperti ini... dan lagi kau sengaja membuatku panas ya, Yoshiki ?" kata Kai sebal dengan wajah yang masih memerah.

"Hahaha, bukannya kau tinggal di Jerman, Kai ? Harusnya kau juga terbiasa melihat hal seperti itu 'kan ?" goda Misaki yang tertawa melihat hal itu.
Kai hanya bermasam ria sambil menolehkan wajahnya ke arah lain.

Sementara itu, Mika masih asyik menggendong Yuta.

"Yuchan...kau senang 'kan dikelilingi keluargamu seramai ini ?" kata Mika lembut sambil tersenyum.
Yuta hanya bergeming dalam tidurnya yang nyenyak.

- THE END -


************************************

Tanpa terasa A Thousand Kiss sudah selesai...(˙ v ˙)9
Terima kasih pada para readers yang telah membaca dari awal sampai akhir...

Bolehkah author minta pendapat kalian setelah membaca cerita ini ? Silahkan tulis di kolom komentar...
Terima kasih banyak...
m(_ _)m

Btw, masih epilog setelah part ini ya...(>v<)√
Jangan lupa ditunggu update bonusnya...!

A Thousand KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang