15. I wanna...

6.9K 284 0
                                    

Esoknya, saat Yoshiki pulang kerja, dia melihat Mika yang bersiap-siap hendak keluar.

"Aku pulang...Kau mau pergi ?" tanya Yoshiki setelah menutup pintu.
"Eh, selamat datang Kimura-kun...Ah ya, aku mau ke supermarket sebentar. Aku lupa kalau aku belum belanja bahan-bahan untuk sarapan besok." jawab Mika menoleh pada Yoshiki.

"Aku temani ya ? Soalnya ini sudah larut malam." tawar Yoshiki sambil meletakkan jas dan tas kerjanya di sofa.

"Eh ? Bukannya Kimura-kun sudah lelah ? Aku tidak mau merepotkanmu..." Mika berjalan menghampiri Yoshiki.

"Aku tidak lelah kok. Apalagi ini sudah malam, bahaya kalau keluar sendiri." balas Yoshiki dan ia menggulung lengan kemejanya.

"Umm...kalau Kimura-kun tidak keberatan, baiklah..." jawab Mika dengan sedikit tersipu.

Akhirnya mereka berjalan kaki ke supermarket karena Yoshiki mengatakan jaraknya tidak terlalu jauh. Padahal sebenarnya ia ingin berjalan berdua dengan Mika.

Setelah selesai belanja, mereka pun berjalan pulang.
"Tuh 'kan, untung aku ikut. Barang belanjaanmu banyak sekali." kata Yoshiki saat sedang berjalan.
"Hahaha, iya deh..." Mika tertawa dan ia berjalan di samping Yoshiki.

"Ayo, Kimura-kun ! Kenapa jalanmu lambat sekali ??? Lihat, aku lebih cepat darimu !" ejek Mika sambil tertawa saat setengah perjalanan.
"Ya iya. Kau ini...bawaanku lebih banyak tahu." balas Yoshiki sambil mendengus tertawa.

Tanpa diduga, saat Mika sedang berdiri menunggu Yoshiki menyusulnya, ia dicegat oleh tiga orang preman.
"Hai nona cantik. Jalan sendirian malam-malam begini ?" goda salah satu diantara mereka sambil melemparkan seringai nakal.

Para pria itu berusaha mencolek lengan Mika yang menghindar ketakutan.
Yoshiki yang melihat dari belakang langsung berlari menyusul Mika. Ditariknya gadis itu agar berlindung di belakangnya.

"Maaf, apa yang anda lakukan dengan tunangan saya ?" Yoshiki menatap dingin pada preman-preman itu.

"Waaahh, rupanya ada pacarnya yaa...kami cuma ingin berkenalan dengan nona cantik itu saja, apa tidak boleh ?" Preman itu memberikan senyum sinis.

"Kami sedang buru-buru. Permisi." Yoshiki menarik tangan Mika untuk melewati mereka.
Tapi, ternyata salah satu dari mereka menepuk pinggang Mika saat ia lewat.

"Apa yang kau lakukan, brengsek ???" Yoshiki terlihat gusar sekali melihat Mika disentuh seperti itu. Ia memberikan tatapan yang menusuk pada si berandalan.

"Apa-apaan sih !!!" Preman itu mengayunkan tinjunya ke arah Yoshiki.

Dengan tatapan meremehkan, Yoshiki menangkap tinjunya dan berkata, "Masih butuh 1000 tahun lagi bagimu untuk menyentuh milikku."

Lalu dengan cengkeraman kuat, Yoshiki memelintir tangan preman itu dan membantingnya ke tanah.
Teman-temannya berteriak marah dan hendak menyerangnya juga.

Yoshiki langsung berbisik cepat ke arah Mika, "Berlindunglah dulu. Di sini berbahaya."
Mika pun mengangguk ketakutan dan mundur ke belakang.

Preman-preman itu menyerang Yoshiki dan ia mengelak sambil menyerang balik satu per satu. Ya, Yoshiki memang menguasai beladiri. Terutama Aikido dan Taekwondo.

Melihat teman-temannya babak belur, preman yang menggoda Mika tadi mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.

Mika melihat hal itu dan dengan panik ia berlari untuk melindungi Yoshiki. Si preman sudah berlari ke arah Yoshiki dengan pisau teracung.

Mika merentangkan tangannya untuk melindungi lelaki itu yang tidak menyadari adanya serangan dari sisi kirinya.

"Jangaaannnn !!!" teriak Mika sambil menutupi sebelah kiri tubuh Yoshiki.

A Thousand KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang