65. Confessed

3.5K 143 0
                                    

Tanpa terasa, Micchan telah kembali dari Jerman. Mika dan Yoshiki pun menjemputnya di bandara.

"Ayaaahh !!! Ibuuu !!!" teriak Micchan girang sambil berlari menghampiri mereka.

Mika berjongkok sambil melebarkan tangannya yang disambut oleh Micchan seketika.

"Micchan pulang !" kata Micchan gembira memeluk ibunya.

"Selamat datang sayang..." kata Mika lembut sambil mengecup pipi kiri Micchan sedangkan Yoshiki mengecup pipi kanannya.

"Tidak menyusahkan kakek 'kan selama liburan ?" tanya Yoshiki tersenyum.

"Tidak kok ! Tanya saja pada kakek..." jawab Micchan polos dengan senyum lebar.

"Hahaha, dia senang sekali selama di sana, Yoshiki." kata ayah mika.

"Ah, terima kasih ya ayah sudah menjaga Micchan sebulan ini..." senyum Yoshiki sambil menunduk memberi hormat pada beliau.

"Tidak apa, Yoshiki...ayah senang melewatkan liburan dengan Micchan..." tawa ayah Mika.

"Ada yang terjadi bu selama Micchan pergi ?" tanya Micchan memandang ibunya.

Yoshiki dan Mika bertukar pandang dan serempak tersenyum pada Micchan.

"Tidak terjadi apa-apa kok, Micchan.." jawab mereka tersenyum lebar.

***

Beberapa hari berlalu dengan Yoshiki yang merasa resah akan sesuatu. Ia ingin mengatakannya pada Mika tapi selalu ragu. Hingga akhirnya ia memberanikan diri mengatakannya pada Mika.

Yoshiki turun dari tangga dan menatap Mika yang sedang asyik membereskan dapur. Ia telah menetapkan hatinya untuk mengatakan rahasia di hatinya.

"Sayang...boleh aku bicara sebentar ?" panggil Yoshiki yang menghampirinya.

Mika pun menoleh dan melihat Yoshiki yang telah bersandar di meja makan.

"Hng ? Katakanlah." kata Mika menatapnya.

"Umm...aku tahu kau tidak suka dengan kebohongan... karena itu ada hal yang aku ingin jujur katakan padamu..." kata Yoshiki perlahan dengan jantung berdebar-debar.

Mika mulai mengerutkan keningnya.
"Ada yang kau sembunyikan selama ini dariku, Yoshiki ?" tanya Mika penasaran.

Yoshiki mengangguk gugup dan Mika mulai serius memperhatikannya.

"Hmm...kau ingat 'kan saat pertama kali aku memintamu tidur sekamar denganku sebelum kita menikah ?" tanya Yoshiki menatap Mika.

"Un..." jawab Mika singkat.

"Bukankah aku berjanji bahwa aku tidak akan menyentuhmu sebelum kita menikah ?" tanya Yoshiki lagi. Mika mengangguk lagi.

"Nah...maaf Mika, tapi sebenarnya aku ada menyentuhmu sebelum kita menikah..." aku Yoshiki menunduk.

"Maksudmu ? Apa yang kau lakukan ?" tanya Mika semakin serius.

"A...aku sebenarnya selalu diam-diam menciummu setiap malam..." lanjut Yoshiki dengan wajah memerah.
Ia masih tetap menunduk.

Mika terkejut mendengarnya.
"Eeehh ???" kaget Mika.

"Itu sebabnya kau selalu melihatku tidur lebih lama darimu, Mika...aku selalu menunggumu tidur lebih dulu..." sambung Yoshiki lagi.

Mika terdiam mendengarnya. Ia menutup separuh wajahnya dengan tangannya lalu menunduk dengan melipat sebelah tangannya di dada.

"Maafkan aku, Mika...aku sudah berbohong padamu..." kata Yoshiki memandangnya dengan penyesalan.

Mika hanya diam saja mendengarnya sehingga Yoshiki jadi semakin cemas Mika akan marah padanya.

"Sejak kapan kau melakukannya ?" tanya Mika datar dengan tetap menunduk.

"Kau ingat 'kan pertama kalinya Kazu ke rumah kita ? Sejak itulah aku selalu menciummu diam-diam sampai kita menikah..." jawab Yoshiki dengan hati yang berdegup kencang.

"Kenapa kau melakukannya ?" tanya Mika lagi.

"Umm...jujur saja...aku merasa kau manis sekali saat tertidur... aku jadi tidak bisa menahan diriku..." jawab Yoshiki dengan wajah memerah.

Mika pun tersipu mendengarnya. Ia diam saja selama beberapa saat.
Yoshiki pun memandangnya dengan takut-takut.

Namun, tiba-tiba Mika memeluknya dan tersenyum dengan wajah berseri-seri. Yoshiki benar-benar terkejut melihatnya.

"Terima kasih ya..." ucapnya pelan.

"Eh ? Terima kasih untuk apa ?" bingung Yoshiki.

"Terima kasih karena sudah memberiku mimpi indah setiap malam..." jelas Mika sambil tersenyum memejamkan matanya.

Yoshiki melongo mendengarnya. Mika pun meregangkan pelukannya dan menatapnya.

"Kau tahu ? Setiap malam aku bermimpi kalau kau mengucapkan selamat malam padaku sambil menciumku... tidak kusangka kalau ternyata itu bukanlah mimpi..." kata Mika tersenyum lembut.

Wajah Yoshiki langsung memerah setelah mendengar perkataan Mika.

"Ka...kau tidak marah padaku, sayang ?" tanya Yoshiki heran.

"Kenapa harus marah ? Aku jadi tahu bahwa kau telah mencintaiku dari dulu..." jawab Mika tersenyum lebar dengan tersipu-sipu.

Yoshiki tertegun mendengarnya dan ia tersenyum memandang Mika.

"Eits ! Tunggu ! Tapi, kau harus kuhukum karena telah berbohong padaku selama 6 tahun lebih..." kata Mika tiba-tiba dengan wajah serius memandang tajam ke arah Yoshiki.

Yoshiki kaget dan membatin hukuman apa yang akan diberikan Mika padanya.

Namun, tiba-tiba Mika merangkulnya dan mencium bibir Yoshiki dalam-dalam.
Wajah Yoshiki langsung merah padam.

Mika menatapnya dengan tersenyum.
"Hukumannya kau tetap harus menciumku setiap malam selamanya..." kata Mika girang.

Yoshiki mendengus tertawa mendengarnya.

"Itu bukan hukuman...tapi, memang keinginanku begitu..." jawab Yoshiki tertawa lebar dan memeluk istrinya dengan sayang.

"Ahh...lega sekali rasanya aku sudah mengatakan hal itu padamu. Soalnya aku terus memikirkannya dan takut kau akan marah padaku karena kubohongi selama ini..." senyum Yoshiki.
Mika hanya tertawa mendengarnya.

A Thousand KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang