36. I'll miss you so much

4.2K 184 0
                                    

Esok paginya, Yoshiki bersiap-siap untuk berangkat.

"Mika...aku sudah meminta Misaki dan Narumi untuk menginap di sini selama aku tidak ada..." kata Yoshiki.

Misaki adalah kakak laki-laki Mika sedangkan Narumi adalah adik perempuan Mika.

Mika tidak menjawab sehingga Yoshiki hanya bisa menghela napas.

"Aku berangkat ke bandara sekarang..." lanjut Yoshiki dan ia pergi.

Setelah Yoshiki pergi, beberapa saat kemudian Misaki dan Narumi tiba di rumah mereka.

"Eh, Mika ? Kenapa murung begitu ?" tanya Misaki saat masuk ke rumah.

Mika tidak menjawabnya hingga ia tiba-tiba berdiri dan langsung menghampiri kakaknya dengan cepat.

"Kak ! Antarkan aku ke bandara sekarang, kak !" pinta Mika tiba-tiba. Misaki terbengong mendengarnya.

"U..un..baiklah tidak masalah." jawab Misaki dan ia keluar lagi untuk menghidupkan mobil.

"Narumi ! Jaga rumah ya !" seru Mika sambil mengambil mantelnya.

"Ok !" jawab Narumi.

Sementara itu, Yoshiki yang telah sampai di bandara sedang duduk menunggu pesawatnya dengan murung.
Teman-teman satu timnya tidak ada yang berani menegurnya.

Pemberitahuan bahwa penumpang diminta untuk segera naik pun berbunyi. Yoshiki beranjak dan berjalan menuju loketnya.

"Yoshiki !" teriak Mika saat pria itu sudah hampir menjejakkan kaki ke dalam.

Semua orang menoleh termasuk Yoshiki yang tertegun mendengar suara Mika. Ia menoleh cepat dan melihat Mika yang berdiri terengah-engah menatapnya.
Yoshiki segera berlari menghampirinya.

"Mika ! Kenapa kau mengejarku ke sini ?" tanyanya memandang Mika tanpa menyembunyikan ekspresi keterkejutannya.
Semua rekan kerja Yoshiki malah menonton mereka dan berhenti di depan pintu.

"Maaf...maaf karena aku mendiamkanmu semalaman..." kata Mika pelan dan ia memunduk.
Yoshiki pun tertegun kembali.

"Ti..." belum sempat Yoshiki bicara, Mika langsung memeluknya.
Yoshiki kaget tapi ia langsung membalas pelukan Mika dengan hangat.

"Aku akan sangat merindukanmu... jangan cepat melupakanku ya..." ucap Mika lirih.

"Bodoh...mana mungkin aku semudah itu melupakanmu..." balas Yoshiki.

Ia meregangkan pelukannya dan menengadahkan wajah Mika ke arahnya. Ditatapnya mata Mika dalam-dalam dan ia mencium gadis itu mesra.

"Uwaaahh !!! Kimura-kun berciuman !!!" pekik Karin pelan dan ia terpana. Semua rekan kerjanya melongo melihat pria itu berani melakukannya di depan umum.

Yoshiki terus saja mencium Mika dengan sayang. Ia tidak peduli lagi apakah itu di depan umum atau tidak. Yang ia pikirkan hanyalah rasa cintanya yang begitu meluap-luap terhadap Mika.

Terdengar pengumuman sekali lagi hingga mereka harus melepas bibir masing-masing.

"Aku akan sering meneleponmu..." kata Yoshiki tersipu.

"Tentu saja kau harus melakukannya..." balas Mika tersenyum. Yoshiki pun ikut tersenyum melihatnya.

"Aku berangkat sekarang..." kata Yoshiki melepas tangan Mika.
Mika hanya tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Yoshiki yang sudah berjalan kembali ke loket.

"Ehem..ehem...sekarang Kimura-kun sudah tertawa !" sorak Kei yang melihat Yoshiki telah berubah dari murung menjadi tertawa lebar.

"Aduh, mesra sekali kalian..." goda Yuzu sambil menyikut rusuk Yoshiki.

"Ah, apa-apaan sih kalian..." tawa Yoshiki dengan tersipu.

***

Selama di New York, Yoshiki sering sekali menelepon Mika berjam-jam.

"Jaga kesehatanmu di sana ya..." pesan Mika di telepon.

"Un, tenang saja..." jawab Yoshiki tersenyum.

"Di sini sudah larut malam. Aku tidur ya..." kata Mika dengan agak mengantuk.

"Baiklah...tidur yang nyenyak ya..." balas Yoshiki. Mika hanya mengiyakan dan akan menutup teleponnya. Tiba-tiba, Yoshiki mencegahnya.

"Ah, tunggu dulu Mika..." kata Yoshiki cepat.
"Hng ? Ada apa ?" heran Mika.

"Aku merindukanmu..." ucap Yoshiki pelan.
Mika langsung tersipu mendengarnya.

"Un, aku juga merindukanmu..." balas Mika dengan tersenyum lalu ia menutup teleponnya.

"Yosh ! Aku akan menyelesaikan pekerjaanku lebih cepat !!!" kata Yoshiki pada dirinya sendiri setelah menutup teleponnya.

A Thousand KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang