"Pa, maaf saya harus melakukan hal ini. Tapi saya yakin kalau mereka mampu melakukannya"
"Tama, sayang, kamu apa kabar? Makan kamu teratur?" mama tiba-tiba muncul di layar laptop, membuat gue dan papa agak kaget
"Baik, Ma. Tama udah besar, masalah makan itu kecil," ucap gue dengan menggulirkan mata ke atas
"Ma, papa mau berbicara berdua dengan Tama,"
"Dasar lelaki. Apa salahnya kalau mama ikut ngobrol? Pasti lebih seru," gerutunya sambil keluar dari ruangan kerja papa
Papa hanya terseyum mendengar gerutuan itu. Papa yang enggak kalah kaku dengan gue, tersenyum untuk seorang perempuan. Hanya perempuan ini. Mama. Kekasih hati dan jiwanya. Mengikuti janji pernikahan mereka yang selalu mereka ucapkan di perayaan ulang tahun pernikahan.
"Saya akan tetap bekerja secara profesional di perusahaan ini, Pa. Saya tau apa yang saya lakukan dengan memilih perusahaan mereka,"
Papa menatap gue dengan wajah serius. Gue juga menatapnya dengan wajah serius, tanda keseriusan gue dengan pembicaraan ini.
"Nak, alasan papa meminta kamu untuk menjadi penerus papa bukan hanya karena kakak kamu sudah membangun bisnisnya itu. Tapi karena papa percaya kalau kamu mampu membangun bisnis kita ini menjadi lebih baik,"
Senyum tipis papa membuat gue agak kaget. Papa jarang sekali tersenyum seperti itu, walaupun itu tidak sama dengan senyum ke mama.
"Tama, papa selalu percaya kamu bisa melakukannya secara profesional. Memilih perusahaan mereka bukan kesalahan, karena kinerja mereka sudah terbukti di cabang Jakarta kita. Lagipula, papa tidak menghubungimu untuk marah-marah tentang itu. Tadi papa baru mengucapkan 'halo' dan kamu sudah memita maaf,"
"Terimakasih untuk kepercayaan papa," ucap gue lega, "Lalu masalah apa yang membuat papa menghubungi saya?"
"I really want to see you marry her,"
"Papa sudah janji tidak akan menikahkan saya untuk urusan bisnis."
"Papa bertemu mama karena perjanjian bisnis, Nak. Tidak selamanya itu buruk. Tapi biarkan papa menjelaskan maksud papa,"
***
Sore itu gue sama sekali tidak berniat pulang ke rumah. Gue membelokkan mobil ke arah danau Ennell. Letaknya enggak terlalu jauh dari rumah, dan cukup ramai di saat sore musim gugur seperti ini.
Pasangan-pasangan muda bergenggam tangan atau saling berangkulan, membuat pasangan-pasangan yang tidak muda lagi bernostalgia tentang kisah mereka dulu.
Gue meminum kopi hitam yang masih sedikit mengepulkan asap panas. Sesekali menunggu balasan Winson, meskipun gue tau kemungkinan akan dibalasnya kecil.
Winson 2.31 -- Funny
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTED! Cat Biru Kesayangan Akila
ChickLitMullingar #1. Sebuah cerita komedi romantis dengan latar belakang kota kecil Mullingar, County Westmeath. Di luar terdengar suara rintik-rintik hujan, menambah indah warna jingga kemerahan langit menjelang senja. Akila bisa menghabiskan waktu seha...