Hari musim semi yang itu
Beberapa jam sebelum acara dimulai
Hiruk pikuk sudah terdengar dari taman kantor, mulai dari suara percakapan, tawa, musik dari speaker, hingga desis daging di atas panggangan.
Dengan cermat Greeny memasak irisan-irisan daging sapi di atas panggangan, yang kemudian disusun dalam 2 piring saji besar oleh Omega. Riri dan Dyan terlihat teliti dalam memindahkan isi Colcannon-kreasi kentang tumbuk-, kacang panggang, serta salad buah dan sayur dari dalam kotak makan besar ke piring-piring saji di atas meja masak.
Feri dan Arsen, kedua bocah landscape tengil itu, dengan-agak sedikit terlalu-berbahagia menyusun peralatan makan di atas meja piknik. Tidak terlalu formal, tapi tetap terlihat sophisticated. Beberapa minggu lalu mereka ditugaskan untuk mengubah sebagian kecil area perkebunan sebagai tempat melangsungkan pernikahan outdoor. Pernikahan pasangan klien yang mereka undang hari ini, Xander dan Belle.
Xander mengenal 2.0 berkat promosi heboh dari Liam. Sebulan lalu, Liam meminta 2.0 untuk merancang garasi modifikasi kendaraan bermotor di sebelah toko otomotif miliknya. Hasil rancangan 2.0 sangat memuaskan, hingga Liam enggak berhenti-henti berpromosi pada pelanggan toko otomotifnya. Xander ikut terkesan dengan rancangan untuk Liam itu, ditambah lagi karena Belle ternhyata sudah jatuh hati dengan acara-acara yang direncanakan Artchitecture di Indonesia dulu.
Seruan-seruan mantap laki-laki di taman kantor membuat suasana menjadi ramai. Mereka berdua tampak begitu tergiur melihat daging-daging yang sudah hampir matang semuanya itu. Seruan mereka semakin bertambah ketika piring-piring saji mulai diletakkan di meja piknik. Memang sangat menggiurkan sih kelihatannya.
"Stop drooling over these foods, guys! Lebih baik kalian ambilkan tudung saji di ruang asik," ucap Dyan usil sambil mengibaskan tangan di depan wajah kedua teman kantornya itu
"Berapa banyak?" tanya Arsen
"Ada 5. Tadi udah disiapakan di meja pantri, tapi lupa dibawa turun. Tolong ambilkan, ya," jawabnya yang dijawab acungan jempol Arsen
"Should I come with you, my abang?" seloroh Feri
"Terang-terangan banget sih lo protektifnya ke gue. Gue bisa sendiri kok, lovely abang," jawab Arsen dengan nada bernuansa manja. Kontan aja semua perempuan di taman itu tertawa, sedangkan Feri hanya memandangnya dengan aneh. Arsen sendiri malah sudah berlalu ke arah ramp.
Hampir 5 bulan di Mullingar membuat mereka terbiasa selalu berbicara dengan bahasa Inggris atau slang Irlandia di kantor. Tapi ada beberapa hal yang enggak berubah, seperti "ruang asik" dan panggilan-panggilan berbahasa Indonesia.
"Mereka berdua sering menyebutnya. 'Abang'. Apa itu seperti panggilan khusus?"
"Itu panggilan untuk laki-laki yang lebih tua, dan bisa juga untuk laki-laki yang disayang. Mereka berdua itu seumuran, dan suka memanggil satu sama lain dengan 'abang' kalau sedang bercanda," terang Omega
Sebelum Greeny sempat berkomentar lagi, klakson mobil terdengar dari arah carpark.
"Looks like Mr Parker and Mas Ryan. I'll be back," ucap Feri sambil melangkah cepat ke tempat parkir mobil
Enggak lama kemudian, Feri kembali ke taman dengan 2 kantong besar berlogo Irish Coffee and Bakery. Di sebelahnya ada Ryan yang membawa 3 tumpuk susunan gelas berlogo sama. Mereka disambut oleh Riri dan Dyan, yang dengan cekatan menyusun gelas dan isi kantong ke atas meja piknik.
"Ada yang kurang atau enggak? Mr Parker mau balik ke Old Ballindery," tanya Ryan yang dijawab gelengan serempak. Ryan segera memberitahu Mr Parker, agar Mr Parker bisa langsung pulang.
"Isi kantong dari Irish CB apa saja? Sepertinya banyak, ya," tanya Greeny
"Ada Trifle dengan beberapa macam rasa. Stroberi, mint, dan entah rasa apa yang ini," jawab Riri
Greeny menoleh sesaat ke arah Riri untuk melihat Trifle yang dimaksud, "Oh, itu paling favoritnya disini. Orang-orang selalu berdatangan dari seluruh Irlandia dan Britania hanya untuk ini. Irish Crème Coffee Trifle. Rasa Irish Crème buatan mereka itu benar-benar fantastis. Aku juga selalu memesannya setiap kesana,"
"Fangirl, aren't you?" canda Ryan
Kontan saja, pipi Greeny yang bebas makeup itu bersemu merah.
Omega yang melihat hal itu langsung berceletuk, "Lovebirds everywhere. Sepertinya musim semi memang menyebabkan penyebaran virus cinta meningkat,"
"Itu pasti virus yang paling menyenangkan," sahut Ryan, "Apalagi dibandingkan virus pilek yang disebarkan Feri kemarin,"
"Feri mah kemarin hanya minta perhatian Riri saja," jawab Dyan sambil mengangkat kedua alisnya kearah Feri, "Iya kan, Fer?"
Feri yang ditanya retoris itu enggak mampu menahan senyum di wajahnya. Karena canggung, dia tertawa kecil dan bercanda, "Kalian nih, tau aja rencana terpendam gue kemarin,"
Mereka semua tertawa mendengar celetukan itu. Tangan-tangan mereka masih aktif mengerjakan tugas masing-masing, tapi enggak menghentikan candaan-candaan dan obrolan ringan terlontar dari bibir mereka.
"Hey, you guys!!" sapa seseorang perempuan dari ramp. Sarah.
Kepala Divisi Perencanaan ini memang sangat dekat dengan anak-anak kantor, karena pembawaannya yang ceria dan terbuka itu. Saat ini dia berlari ke arah meja piknik untuk mendekati Dyan. Sahabatnya di kantor.
"Hati-hati gitu loh. Kesandung meja nanti!" tegur Rian panik melihat kelakuan Sarah yang berlari tadi
"Emang ya, enggak ada berubahnya ini perempuan. Gaya aja yang lebih feminim dibanding waktu baru masuk kantor, tapi kelakuan mah tetep," tambah Arsen
"Kenapa kelakuan gue? Barbar?" celetuk Sarah dengan sok marah
"Enggaaak. Tetep manis, menyenangkan, dan ngangenin," jawab Arsen sambil tersenyum masam
Sarah mengacungkan jempolnya ke arah Arsen. Membuat mereka semua kembali tertawa, bahkan Arsen juga.
"Hei, Liam dan Tama sudah datang!" seru Omega melihat tamu mereka yang baru berdatangan itu, "Ada Jade juga,"
"Aduh yaampun, senang banget yang ngelihat pangerannya udah datang," celetuk Feri
"Oh, kamu Omega?" tanya seorang laki-laki yang berjalan bersama Liam dan Tama
"Iya, betul. Cantik kan calonnya Liam ini," celetuk Jade sambil menghampiri panggangan. Letak panggangan ini memang paling dekat dengan pagar kecil antara taman dengan carpark. Jade langsung mengobrol dengan Omega dan Greeny.
"Kenalin nih, lads! Greg, sahabat gue dan Tama," ucap Liam
"Hai! Sepertinya kalian sangat bersenang-senang disini," sapa Greg, "Menyenangkan di Mullingar?"
"Tentu saja. Terutama saat-saat sekarang ini. Begitu salju sudah mencair, dan bunga-bunga mulai bermekaran," jawab Riri yang dijawab ungkapan mengiyakan dari yang lainnya
Sore itu, hingga tamu undangan terakhir datang dan acara dimulai, tawa dan canda terdengar membahana dari taman 2.0. Mungkin memang benar, musim semi menyebarkan virus khususnya. Virus kebahagiaan..
***
Little Note
Hai hai!!
Saya datang lagi untuk berbagi ekstra part ini *YEAH!*. Di penggalan ini saya mau memberi sedikit info tambahan tentang klien 2.0. Xander dan Belle.
Pernikahan mereka berdua akan menjadi dasar cerita saya berikutnya. Judulnya "DON'T! Melempar Buku ke Pendamping Pengantin".
Latar belakangnya masih di Mullingar dan bertema arsitektur. Sampai ketemu lagi di cerita berikutnya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
WANTED! Cat Biru Kesayangan Akila
ChickLitMullingar #1. Sebuah cerita komedi romantis dengan latar belakang kota kecil Mullingar, County Westmeath. Di luar terdengar suara rintik-rintik hujan, menambah indah warna jingga kemerahan langit menjelang senja. Akila bisa menghabiskan waktu seha...