Hayohhh, yang nungguin Athan siapa coba? Yang kemaren protes kenapa gak Athan? Kenapa malah Oriz kan kangennya ama Athan. Trus ada yang bilang kurang panjang thor.... bla bla bla... ngoceh lah author suka kok. Wkwkwkkwkwk.
Ini nih gue kasih spesial malam minggu.. happy reading.. muach..
---------------
Tak selamanya hati harus gelisah seenggaknya ada saat-saat menikmati setiap detik momen hidup yang tak akan terulang lagi. Mungkin mencoba bersyukur atas takdir yang tak bisa kau terima begitu saja. Benarkan?
Tak tahu dapat ilham darimana itulah yang sekarang terpikir di otak Yura pagi-pagi seperti ini. Saat ini Yura lagi berkutat dengan wajan dan komplotannya di dapur. Menu pagi ini nasi goreng. Kenapa nasi goreng? Karena nasi goreng enak. Eh bukan itu aja sih, karena nasi goreng makanan yang terkenal. Iya kan?
Buktinya tiap artis mancanegara yang datang ke Indonesia tiap ditanya 'apa makanan favorit di Indonesia?' jawabannya pasti ada nasi goreng. Yura yakin setan iblis dari Jepang juga suka, kalau gak suka ya harus suka. Awas aja kalau gak mau makan, Yura akan jejelin tuh spatula ke mulut Athan.
"Ini orang lama banget larinya? Keliling Bundaran HI apa sih." gerutu Yura saat ia masih tak mendapati Athan di segala sudut ruangan. Setiap pagi pasti Yura tak akan mendapati Athan di kamarnya. Rutinitasnya tiap pagi adalah olahraga, berbeda dengan Yura yang setia memeluk guling bukan Athan. Eh?
"Woah ini weekend, ngapain ya enaknya? Shopping? Bosen. Main? Main apaan?," Yura bicara sendiri persis orang gila baru kabur dari RSJ. Yura menyambar handphonenya yang tergeletak di atas meja makan, "Girls, keluar yuk. Kemana kek, boring nih."
Suara yang diseberang terdengar tak jelas, ternyata si empunya masih bergelung di dalam selimut. "Lo masih molor ya?,"teriak Yura di telepon saat dia tahu Shefa hanya membalas omongan Yura hanya dengan deheman pelan.
"Hem, iya. Why? You're so noisy girl. Tumben lo udah bangun, biasanya juga samaan jam segini masih molor. Ckckck."
"Hem, ya gitu deh gue lagi masak."tutur Yura sambil menata hidangannya ke piring. Asli, Yura merasa sudah seperti ibu rumah tangga beneran. What? Ibu? Kan belum punya anak.
"Cie, yang berusaha jadi istri yang baik. Masak buat suami nih. Btw, Athan dimana kok lo bisa masak sambil teleponan seenak jidat lo hah?,"cerocos Shefa di telepon tak mau telinganya budek Yura sedikit menjauhkan handphonenya.
"Woi, gak usah toa juga kali. Dia lagi lari pagi seperti biasa gak tahu larinya keliling mana aja, keliling Bundaran HI kayaknya sampai jam segini belum balik." Saat itu juga tiba-tiba Athan masuk memperlihatkan keringatnya yang bercucuran di pelipisnya. Napasnya juga terlihat belum teratur.
"Udah dulu ya, Fa. Dia balik."Yura segera mengakhiri obrolannya dengan Shefa di telepon. Yura menghampiri Athan yang akan masuk ke kamarnya. "Itu udah gue siapin sarapan, mau sarapan dulu juga bisa mau mandi juga bisa. Terserah lo. Gue mau mandi abis itu mau keluar ama temen-temen gue".
"Dih, tiap hari selalu ada kemajuan. Syukurlah lo tau apa kewajiban lo."
"Hah?."
"Iya, kewajiban menjadi seorang istri. Hem, tapi ada satu kewajiban yang belum lo lakuin. Lo tau kan?," Athan menggoda Yura dengan menaik turunkan alisnya. Otak Yura langsung nyambung dengan apa yang dimaksud Athan, seketika wajahnya memerah semerah orang kepedesan cabe.
"You wish," Yura mencibir dan segera masuk ke kamarnya. Sedangkan Athan terkekeh sendiri melihat wajah Yura yang terlihat sangat malu dan canggung. Perlahan tapi pasti sebongkas es pasti akan luluh juga. Hanya perlu kesabaran dan kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Marriage [Completed]
Romance"Ini gila!!!!!! Mana ada setelah bangun dari koma tiba-tiba status gue dari single and very happy jadi istri seseorang yang gak tau siapa. DAMN IT!!!!" Yura Eveline Dirgantara Pernikahan ajaib yang dialami Yura memang langka. Siapa yang mau jika ber...