Ada yang kangen Athan dan Yura? Hayoh? Maaf jika postingnya lumayan ngaret. Authornya lagi-lagi sok sibuk hehehehe.
Terimakasih atas vomentnya yah readers tercinta... xoxo. ^^
Happy reading...
--
Entah sejak kapan pemandangan dari atas gedung kantorku ini terasa membosankan. Berkali-kali aku menghela napas seperti orang sedang frustasi. Mebolak-balik map-map yang saling betumpukan dengan malas.
Tiba-tiba pintu terbuka dan muncullah si Aron dengan muka sok manis.
"Nandayo?" tanyaku sinis.
"Jangan pakai bahasa Jepang, Boss. Gua kagak ngarti." jawab Aron dengan logat khas Betawinya. Aku berdecak kemudian beranjak dari meja kerjaku menuju sofa. Sejenak meletakkan kepala bolehkan? Kepalaku rasanya seperti tertindih batu besar.
"Kenapa lo bro?," tanya Aron ikutan duduk di sofa.
"Gak kenapa-kenapa. Gue cuma lagi pusing memikirkan hal yang gak mungkin bisa gue lakukan untuk saat ini."
"Bentar-bentar bahasa lo belibet banget. Maksud lo?," tanyanya lagi. Sumpah ini rasanya aku sudah jengkel. Apalagi dengan mukanya yang nyebelin itu. Aku gampar juga nih anak.
"Oke gue harus mulai darimana ya? Jadi mertua gue minta gue sama Yura punya anak secepatnya. Dikira segampang nyetak tahu apa."
"Emang lo pernah nyetak tahu?"
"Gak."
"Yaudah."
"Woi maksud lo apaan? Lo ke sini ada perlu apa tadi? Cepetan ngomong." tanyaku tidak sabaran. Karena adanya Aron di sini bukan meringankan pikiranku malah menambah ruwet.
"Baik Pak. Jadi ini adalah berkas persetujuan soal dana yang akan kita salurkan ke beberapa lembaga masyarakat dan lembaga pendidikan yang kita kelola. Anda bisa memeriksanya mungkin ada yang kurang berkenan, jika sudah benar dan sesuai Anda bisa langsung menadatanginya. Terimakasih."
"Oke."
Kemudian Aron pamit dari ruanganku. Semenit kemudian ada pesan masuk. Dari Aron?
Aron : Langkah pertama adalah takhlukkan Yura dulu, baru proses buat anak.
Sialan banget tuh anak.
----
Ini agak aneh. Sedari tadi aku hanya berdiam di dalam mobil. Kenapa Yura tidak mengangkat teleponku? Kemana perginya tuh cewek.
Aku ingin berbicara sama Yura. Ya itu bicara soal permintaan Eomma Mira. Terdengar ambigu banget, sepertinya. Aku bingung, aku harus mencari tuh cewek di sebelah sudut kampus yang mana? Sedangkan aku tidak tahu peta kampus ini. Gak lucu banget kalau aku kesasar.
Dari sudut ekor mataku kalau tidak salah itu adalah salah satu teman Yura. Yang pasti aku lupa namanya. Aku bergegas keluar dari mobil.
"Oi, tunggu." orang yang aku panggil menoleh.
Benar dia teman Yura tapi aku memang lupa namanya.
"Ya? Gue?" tanya gadis itu kebingungan.
"Ah iya lo. Dimana Yura?" tanyaku to the point tanpa basa-basi.
"Athan kan? Ehm Yura tadi pergi sama Oriz."
"Oriz? Siapa?"
Aku tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya. Apa dia cowok? Atau cewek? Menurut ingatanku teman-teman Yura yang hadir dalam resepsi pernikahan itu tidak ada yang namanya Oriz. Cewek ini masih sedikit kelagapan terlihat dari tingkahnya yang aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Marriage [Completed]
Romance"Ini gila!!!!!! Mana ada setelah bangun dari koma tiba-tiba status gue dari single and very happy jadi istri seseorang yang gak tau siapa. DAMN IT!!!!" Yura Eveline Dirgantara Pernikahan ajaib yang dialami Yura memang langka. Siapa yang mau jika ber...