22. Lost

113K 4.7K 82
                                    

Langkahnya semakin ia percepat. Merasa hidupnya telah dipermainkan oleh seseorang bahkan keluarganya sendiri. Bagaimana bisa tidak ada satupun orang yang memikirkan perasaannya? Apakah dia hanya makhluk yang hidup tanpa perasaan?

Yura berhenti di sebuah taman, tubuhnya terasa lemas seolah tenaganya terkuras hanya untuk menangis. Kini air matanya kembali mengalir. Ia menemukan bangku panjang dan duduk bersandar di sana. Sejenak terkaget melupakan sesuatu yang teramat penting. Ia melupakan jika sekarang ini ia sedang mengandung buah cintanya dengan Athan.

Kacau, semua kejutan yang ingin Yura berikan hancur begitu saja.

"Maafkan Mama, sayang." lirihnya sambil mengelus pelan perutnya yang masih rata.

Beberapa orang yang lewat melirik sekilas melihat Yura yang menunduk sambil menangis. Mungkin mereka berpikir jika Yura adalah wanita yang baru saja putus dengan pacarnya atau sesaat yang lalu hal buruk terjadi padanya.

Kepala Yura terasa berdenyut pandangannya sedikit kabur. Ia lupa waktu hingga keadaan taman dan jalanan menjadi teramat sepi. Ia harus pergi ke suatu tempat sebelum esok harinya ia akan kembali lagi ke Indonesia.

Yura harus segera mencari penginapan terdekat sebelum tubuhnya limbung di jalan saat ini. Semoga saja Athan tidak menemukannya malam itu. Yura tidak ingin melihat wajah Athan, meski dalam hatinya ia ingin sekali memeluk Athan. Merasakan hangatnya pelukan dari tubuh Athan. Sebulir air mata kembali lolos, Yura segera menghapusnya dengan punggung tangan.

Apa yang harus aku lakukan setelah ini?

Gemerlap kota Tokyo yang menyuguhkan keindahan yang luar biasa menjadi saksi hancurnya hati Yura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gemerlap kota Tokyo yang menyuguhkan keindahan yang luar biasa menjadi saksi hancurnya hati Yura. Sebuah luka yang tak pernah terpikirkan di benak Yura. Kemarin, kebagahagiaan menari-menari di angannya tapi hari ini ia menerima sebuah kesedihan yang amat dalam.

Udara dingin malam terasa menusuk hidung di kala menghirupnya. Harusnya Yura malam ini merasakan kebahagiaan setelah ia memberitahu Athan tentang kehamilan. Nantinya mereka akan datang ke dokter bersama-sama. Dan Yura mungkin akan luluh sepenuhnya dengan Athan, membuang semua pikiran-pikiran buruk tentang alasan mereka menikah. Namun semua hal indah itu menguap seketika.

Nyeri saat mengingat kenyataan itu. Yura hanya sebagai pengganti tidak lebih. Mungkin jika diberi pilihan saat itu Yura memilih mati saja dibanding hidup seperti ini. Kemudian Yura menggeleng cepat menampik pemikirannya untuk mati.

Setelah ini ia harus lebih kuat demi anak yang masih dalam kandungannya. Sesakit inikah takdir yang harus ia hadapi? Bagaimanapun juga ia harus bertahan meski sendiri.

--

Jam sudah menunjukkan pukul dua lewat waktu Jepang. Botol kelima arak yang diminum Athan sudah tinggal seperempat. Wajahnya ia sembunyikan dibalik lipatan tangannya. Kedai arak itu buka sampai 24 jam hingga pengunjungnya bebas ke sana kapan saja.

Berjam-jam Athan mencari Yura. Ia merasa menyesal telah menceritakan semuanya pada Yura. Tapi lambat laun kenyataan yang sebenarnya tetap akan diketahui olehnya. Mungkin bisa dari orang lain ataupun keluarga sendiri. Bodohnya Athan tak pernah memikirkan akibatnya.

Magic Marriage [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang