9. Life With You

141K 6K 39
                                    


"Kenapa gue harus ikut ke sini segala?"

Masih berbalut gaun pengantin yang maha ribet itu Yura berkacak pinggang di depan pintu apartemen mewah di daerah kawasan elit di Jakarta ini. Athan menghela napas kasar kemudian mendorong tubuh Yura masuk ke dalam apartemennya.

"Yakkkk, Athan. Gue bisa teriak nih."

"Teriak aja sekenceng yang lo bisa. Nggak akan ada yang mau nolongin lo."Athan menutup pintu dan bergegas menyeret koper besar milik Yura ke dalam kamarnya.

"Gue bisa teriakin lo tukang cabul biar lo dikeroyok massa trus gue bisa kabur."cerocos Yura. Athan melirik sebal ke arah Yura.

"Gue bilang coba aja klo berani. Heh, lagian gue tuh suami lo dan gue punya bukti sah. Jadi, lo yang bakal malu sendiri. Baka.(Bodoh)"

PLETAK. Athan menyentil dahi Yura dengan keras.

"Yak, neo jeongmal pabboya."(Kamu benar-benar bodoh.) Yura berteriak sambil melempar bantal yang bisa diraihnya dari sofa.

"Baka".Athan balas mengatai Yura bodoh dengan bahasa Jepang.

"Pabbo"begitupun Yura tak mau kalah.

"Baka",

"Pabbooooooo,"teriak Yura lagi. Tak tahu sampai kapan teriakan mereka berakhir.

Pada akhirnya mereka kelelahan dan menertawai diri mereka sendiri kenapa bertindak sama bodoh. Yura tergeletak di sofa, gaun pengantin itu masih setia nemplok di tubuhnya. Athan baru saja selesai mandi memakai kaos oblong putih polos dengan boxer hitam selutut, rambutnya yang basah dan sedikit bau maskulin dari sabunnya semakin terlihat sexy. Mungkin Yura kalap jika sekarang ini dia tidak molor.

Athan melipat tangannya di depan dada, memperhatikan gadis yang sekarang benar-benar berstatus sebagai istrinya. Agak aneh sih, ini baru pertama kalinya Athan membawa gadis ke apartemennya. Dan gadis itu beruntung dia memang berhak masuk ke apartemennya, iyalah Yura adalah istri sahnya.

"Oiii, bangun," Athan menggoyangkan tubuh Yura pelan. Tak ada respon. Sepertinya Yura memang benar-benar kelelahan.

"Oiii, Yura. Cepetan bangun lo, mandi dulu kek baru molor."

Masih sama, tak ada respon sama sekali hingga Athan membopong tubuh Yura ke kamar. "Dasar kebo,"batin Athan. Memang benar saat tidur Yura seperti mayat. Tapi yang jelas masih hidup, karena masih terdengar dengkuran halus.

Benar-benar roda kehidupan itu berputarnya cepet banget, Athan kemarin berasa masih sendiri sedangkan sekarang dia sudah ditemani bidadari cantik yang terlelap tidur tanpa takut terusik sedikitpun.

"Goodnight, have a nice dream," Athan mengecup lembut kening Yura kemudian berbaring disampingYura.

---

Silau. Matahari pagi ini nakal hingga sampai menyorot mata indah yang terlelap. Sang pemilik mata itu mulai mengerjap perlahan, kesadarannya belum sepenuhnya pulih. Ia mendaratkan kakinya ke lantai hingga ia terperanjat mengingat sesuatu.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA,"teriak Yura hingga Athan yang baru masuk ke dalam kamar sampai mundur menabrak pintu yang baru ditutupnya.

Pikiran Yura berkecamuk, bagaimana bisa dia sekarang sudah mengenakan baju babby doll ? Perasaan dari kemarin dia belum ganti baju, seingatnya dia masih memakai gaun pengantin. Setelah itu dia tertidur di sofa dan setelah itu....

"Woiii lo, Athan sialan, siapa yang mengganti baju gue?,"teriak Yura lagi. Athan dengan santai meletakkan handphonenya di atas nakas dan berjalan santai menghampiri Yura.

"Lo pikir siapa lagi?," Athan mengerling nakal ke Yura. Seketika bantal-bantal yang ada di kasur menimpuk Athan dengan bertubi-tubi.

"Dasar mesum, mesum, mesum."

"Woiii berhenti. Aduh duh aduh.." Athan berusaha menangkis pukulan Yura yang bertubi-tubi. "Stop, stop. Dasar cewek gila. Harusnya lo berterimakasih sama gue, karena gue kasihan liat lo tidur pakai gaun yang super berat itu. Jadi gue yang gantiin baju lo."

"Jadi? Lo liat?."

"Nggak kok, gue sambil merem."tutur Athan tapi Yura ragu kalau Athan gantiin baju dia sambil merem. Bayangkan? Mana bisa.

"Ngaku lo. Ayo ngaku,"desak Yura.

"Ehhh, nggak liat kok. Beneran. Tapi... cuma menatapnya beberapa saat." Athan langsung ngacir ke kamar mandi sambil menyambar handuk yang tergantung. Pintu ditutup dengan cepat mencegah si nenek lampir yang siap ngamuk.

"Athaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan, kampret bener lo. Sialan."suara Yura benar-benar menggelegar di setiap sudut ruangan. Sedangkan Athan terkekeh di dalam kamar mandi, mulai saat ini hidupnya akan lebih mengasyikkan dari sebelumnya. Ini berkat adanya Yura, Athan bersyukur bisa hidup bersama Yura saat ini. Hidup Athan tak akan monoton seperti biasanya. Lebih menantang dan greget.

----

Aroma yang bisa menggoyahkan cacing-cacing di perut mulai tercium saat Athan keluar dari kamar. Yura masak? Ah yang bener. Athan tak yakin, tapi siapa lagi kalau bukan Yura. Athan tidak mempunyai asisten disini dan seingat Athan dia tidak membawa siapapun selain Yura.

Seseorang yang memasak di dapur itu masih mengenakan babby doll, sama seperti yang dilihat Athan tadi pagi. Perlahan Athan berjalan ke arah Yura. Sebisa mungkin dia tidak menimbulkan suara. Pelan-pelan tangan Athan sudah melingkar dipinggang ramping Yura. "Ohayou, anata.(Selamat pagi, sayang),"bisik Athan lembut tepat ditelinga Yura. Seketika bulu kuduk Yura merinding dan..

"Kyaaaaaaaaaaaa, sompret lo. Apa yang lo lakuin barusan hah?,"teriak Yura hingga Athan menggosok telinganya yang berdengung. Sudah berapa kali dia harus mendengar teriakan Yura pagi ini.

"Kenapa sih? Jangan teriak juga kali, kan seharusnya emang kayak gitu. Biar kayak pasangan pasutri yang baru menikah, tiap paginya itu romantis."

"Romantis pala lo. Lo itu mesum." Yura mengangkat spatulanya tinggi-tinggi.

"Terserah gue mau mesumin lo, lo itu istri gue."jawab Athan cuek.

"Apa lo bilang?"

"Masakan lo gosong."kata Athan enteng menunjuk omlet Yura yang gosong di atas teflon.

Yura kelabakan dengan masakannya yang gosong, dan Athan hanya geleng-geleng kepala. Hari-harinya benar-benar akan menyenangkan asal bersama Yura. Athan masih memperhatikan tingkah Yura yang kalang kabut dengan masakannya sesekali ujung bibirnya tersenyum.

Yura meletakkan hidangannya di atas meja, tiba-tiba handphonenya berdering menampilkan nama eomma di sana.

"Hallo eomma."

Athan masih menikmati hasil masakan Yura yang lumayan bisa diacungi jempol.

"Hah? Siapa?? Namanya? Ngapain Oriz datang ke rumah?"

-----


Pssstt... bayangin tuh yg di mulmed itu Athan abis olahraga. Wkwkwk nista bgt gue.

Woahhh sorry bgt ya klo post nya kelamaan. Gue lagi sibuk ama kerjaan dan ngurus blog. Semoga part ini gak mengecewakan yah. hihihihi Happy reading.



Magic Marriage [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang