3. First Sight

196K 9.4K 211
                                    

Ini part 3 yang gue janjiin yah,,,  mau ngomong apa lagi yak??? yaudah nggak jadi ngomong langsung dibaca ye,,,, capcuss cyinn...




Yura Pov


Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta

Akhirnya rencana kaburku gatot alias gagal total, gara-gara si oneng Lesya. Nih ya aku udah liat Ayah jemput di depan kampus, rencananya aku mau pura-pura nggak liat tuh dengan cara berbaur sama mahasiswa-mahisiswi yang pada berbondong-bondong keluar. Eh eh oneng satu ini malahan nyapa Ayah. "Siang, om Afkar. Jemput Yura ya?? Nih Yuranya."

Gubrakk, Jedyeeerrr...

Bener-bener ya nih anak minta diulek pake sambel kacang. Aduhh oneng mulutnya.

Terpaksa dan nggak ikhlas lahir batin aku ikut Ayah ke bandara. Shefa yang memang tahu soal rencanaku ini cuman ketawa ngejek dibelakang, sial banget kan.

Ini juga pesawatnya delay atau gimana sih?? Lama amit, sudah setengah jam aku, Ayah dan Eomma nunggu ampe kering kayak kripik tempe. Eh mungkin pesawatnya meledak kali di udara.

Duh nih mulut ye, do'anya jelek banget buat suami. Hah?? Sejak kapan aku mulai mengakuinya suami, amit-amit jabang bencong deh.

Astaga, aku sebenernya malu. Ini juga eomma ngapain juga bawa-bawa spanduk eh bukan banner eh bukan juga maksudnya selembar kertas dengan tulisan "SELAMAT DATANG MENANTUKU".

Astaga naga bonar jadi dua, norak banget sih eommaku. Sebagai anak aku kan malu, yaelah eomma nggak sadar ya jadi pusat perhatian orang-orang dari tadi. Ck.

"Eomma, itu ngapain bawa-bawa kayak gitu segala."

"Ini?? Sebuah penyambutan. Bagus kan?? Biar menantu eomma terharu liatnya."eommaku berbicara semangat 45 banget.

"Iyain aja deh, hehehe."aku tertawa garing sambil mengusap tengkukku.

Aku melirik jam tangan putih yang melingkar di pergelangan tangan kiriku. Pukul 13.24. ini kapan yak datangnya, kakiku pegel nih.

"Ayah, masih lama ya?,"tanyaku pada Ayah yang sejak tadi berkutat dengan ponselnya telpon sana telpon sini. Maklumlah mungkin banyak klien, bela-belain banget rela menunggu di bandara buat menyambut tuh orang. Ck.

Apa istimewanya sih?? Dia orang kan bukan alien atau malaikat tanpa sayap??? Atau jangan-jangan tuh orang anak kaisar Jepang?? Atau... atau apaan sih??

"Ciehh, tidak sabar ya ketemu sama suami. Ehem."eomma kedip-kedip nggak jelas ke arahku. Dan aku cuman pasang muka cengo.

"Ayah, eomma. Aku permisi ke toilet sebentar."sepertinya aku butuh basuhan air kran di wajahku.

"Heum, jangan lama-lama nanti keburu suamimu datang."kata eomma menepuk bahuku. Apaan lagi sih, rasanya kupingku panas mendengar kata suami dan isi perutku juga bergejolak pengen muntah.

"Hati-hati jangan ilang dan kabur."waduh nih ayah tau aja tujuanku. Ye nggak jadi kabur deh. "Iya Ayah,"aku berjalan ke arah toilet sambil mengacak-acak rambutku sendiri.

Aku pakai sepatu high hells 10cm, sudah terbiasa sih cuman kalau berdiri dari setengah jam yang lalu kan pegel juga. Soalnya aku bukan mbak-mbak SPG yang rela berdiri pake hak tinggi seharian full. Aku hanya seorang gadis yang tersiksa eakkkk... dramatis banget.

Karena melamun, tanpa melihat papan toilet terlebih dahulu aku asal masuk aja ke pintu. Dan..

"KYAAAAAAAA,"aku berteriak saat melihat beberapa pria buang air kecil sambil berdiri di kloset yang memang khusus untuk pria. Maaaaluuuu.

Magic Marriage [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang