Wohoooooo... terimakasih banyak buat para readers yang bersedia memencet bintang-bintang dicerita absurdku yang ini ya. Kecup sayang buat semuanya deh.
Sorry banget gue baru bisa post part ini ya, soalnya gue lagi mode ruwet B.G.T. Dari urusan pekerjaan dan kuliah. Sampai-sampai nih gak ada kata istirahat. Walah malah curhat.. Yaudah daripada authornya kebanyakan cincong mending baca aja ya.
Ini spesial moment Athan dan Yura deh... adegannya manis-manis jangan sampai diabetes ya. Wkwkwkw.
Happy reading^^
-------
Dari area parkir aku sudah sangat mengenalinya. Kenapa Athan malah belok ke sini? Gak salah kan ? Apa dia tak pernah main ke sini sekali saja?
Astaga semua orang Jakarta pasti pernah ke sini dong. Beneran nih dia menyeretku hanya untuk berkunjung ke tempat ini? Dikira kita anak SMA yang pacaran apa yah? Apa pikiran dia masih kayak anak SMA yang labil itu.
"Heh..."
"Hem apaan?,"sahut Athan yang masih memposisikan mobilnya di parkiran dengan benar.
"Seriusan nih kita maen di Dufan?," tanyaku lagi dengan nada yang masih tak percaya. Oh my God suamiku ini... Bentar aku salah ucap. Oh my God setan iblis ini.
Athan hanya menjawab dengan anggukan kemudian melepaskan seatbeltnya dan beranjak turun dari mobil. "Ayo cepetan turun, lo mau diem di mobil?"
Terpaksa aku juga turun dari mobil dan membututinya menuju loket. Antriannya panjang banget udah kayak ular. Aku juga harus bersabar mengantre. Athan terlihat antusias karena aku tidak melihat wajah juteknya sejak tadi, berbanding terbalik denganku yang sedikit jengkel dengannya.
Apa yang aku bayangkan sejak perjalanan tadi adalah Athan mengajakku makan di restoran mewah dengan diiringi musik romantis. Atau aku diajak jalan-jalan ke mall trus aku bisa bebas berbelanja gitu. Tapi semuanya nol besar, bayangan indahku buyar seketika.
Tiba-tiba satu tepokan lumayan keras mendarat di dahiku.
"Astaga. Sompret bener lo ya. Klo gue jantungan gimana? Duh jidat gue lo maen pegang aja."cerocosku ketika aku tahu Athan yang melakukannya.
"Makanya jangan banyak ngelamun ntar kesambet."
Aku hanya mencibir kemudian melenggang pergi meninggalkan Athan di belakang. Tapi tak berapa lama Athan berlari mengejarku dan tanpa aku sadari tangannya berhasil menangkap tangan kiriku. Aku memandangi tanganku yang bertaut dengan tangan besar Athan. Ada semacam sengatan listrik aneh yang mengaliri tanganku. Mungkin aku terlalu berlebihan kali ya.
Aku berusaha melepas tanganku dari Athan tetapi Athan malah semakin mempererat genggaman tangannya.
"Jangan dilepas nanti lo ilang."kata Athan dengan senyum yang manis banget. Aduh Hayati luluh abang. Kemana mulutku yang selalu nyerocos gak karuan ? Ini malah cuman bisa melongo dengan segala perlakuan Athan barusan.
"Duh gantengnya tuh cowok, sayang udah ada ceweknya coba klo gak ada." Aku mendengar celotehan yang membuat telingaku mengeluarkan asap. Aku menoleh ke belakang dan menatap pada gerombolan cewek itu dengan tatapan setajam pisau dapur Eomma. Seketika mereka seolah berpura-pura tak melihat kearah kami.
Ya ampun ini kenapa tangannya gak buruan dilepas sih aku kan jadi keringetan. Aku abnormal ya? Beneran kan aku abnormal kalau seperti ini?
"Gue ke toilet dulu ya." ijinku ke Athan kemudian melepas paksa genggamannya. Akhirnya bisa lepas juga, apalah nanti jika jantungku ikutan lompat-lompat gak karuan kan gawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Marriage [Completed]
Romance"Ini gila!!!!!! Mana ada setelah bangun dari koma tiba-tiba status gue dari single and very happy jadi istri seseorang yang gak tau siapa. DAMN IT!!!!" Yura Eveline Dirgantara Pernikahan ajaib yang dialami Yura memang langka. Siapa yang mau jika ber...