23. Loveless

115K 4.9K 133
                                    

About goodbyes

And the end

You say it's a lie but still

Our hands have become colder since we let go

We'll become stragers


Please stop crying

About saying sorry

Because I might end up holding you

The memory that piled up


Before it turns to pain

Let us give our last smile and

Say goodbye

(Loveless english translated, Tomohisa Yamashita)

--

Bau obat-obatan tercium oleh hidung Yura, tempat yang tak asing baginya. Mata Yura mengerjap perlahan. Perutnya masih terasa sakit, ia ingin bangkit dari tidur namun sebuah tangan mencegahnya. Raut wajah Yura tampak sedikit kaget melihat kakaknya Jovan sudah berada di sampingnya. Seingatnya ia masih di bandara, kenapa ia tiba-tiba terbaring di rumah sakit?

"Kak Jovan, kenapa...?" pertanyaan Yura terhenti. Ia merasa ada sesuatu yang hilang tapi entah apa. Rasa nyeri dan sakit itu masih menjalar di seluruh bagian perut Yura.

Apa yang sebenarnya terjadi denganku? Jangan-jangan...

Setetes air mata Yura jatuh di pipi. Napasnya mulai terasa sesak, udara sekitar seakan semakin sedikit.

"Kak, apa yang terjadi denganku? Apa kandunganku baik-baik saja?" tanya Yura tidak sabaran. Jovan belum juga menjawab. Ia masih memandang wajah adiknya dengan raut wajah sedih dan khawatir. "Jawab Kak." Kali ini Yura berteriak dengan kerasnya.

Oriz yang baru saja memasuki ruangan tersentak mendengar Yura yang berteriak di depan kakaknya sendiri. Mungkinkah Yura sudah mengetahui jika janin yang dikandungnya tidak dapat diselamatkan? Oriz mendekati Yura perlahan, meletakkan resep obat yang baru saja ditebusnya ke meja.

"Ra, kamu harus ikhlas." ucap Jovan pada akhirnya.

"Jangan bercanda, Kak. Aku nggak mood buat bercanda."

"Kak Jovan nggak bercanda Yura, janin kamu tidak bisa diselamatkan. Kamu harus mengikhlaskannya." Oriz ikut menimpali kemudian duduk di tepi ranjang milik Yura.

Tangisan Yura pecah seketika. Ia tidak mampu menahan rasa kecewanya lagi. Yura merasa hancur dengan bodohnya ia tidak memikirkan keadaan kandungannya saat itu. Ia seperti pembunuh, ibu macam apa hingga membiarkan janin yang dikandungnya pergi sebelum melihat dunia. Punggungnya bergetar, Yura tenggelam dalam kesedihannya sendiri.

Dua orang laki-laki yang berada di samping Yura hanya bisa menatap Yura dengan penuh rasa khawatir. Mereka takut jika keadaan Yura akan bertambah buruk.

Jovan yang baru saja tiba di Indonesia seketika panik setelah mendapat telepon dari Oriz. Entah darimana Oriz mendapatkan nomor handphone Jovan, mungkin dari handphone Yura. Oriz tidak tahu siapa saja keluarga Yura hingga ia menemukan nomor telepon dengan nama My Bro di kontak handphone milik Yura.

Jovan Arsya Dirgantara tidak tahu kenapa adiknya itu bisa pingsan di bandara. Hal terakhir yang ia ketahui adalah kenekatan adiknya pergi ke Jepang menyusul Athan. Namun ia tidak pernah menyangka Yura akan pulang secepat itu. Jovan curiga jika terjadi sesuatu dengan adiknya itu.

Magic Marriage [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang