Oktober 2011.
“Co, udah berapa lama kita kenal?”
“Sebelas atau dua belas tahun.”
“Trus lo tahu udah berapa kali gue pacaran?”
“Kalo lo ngga pernah bohong sama gue, dua kali.”
“Gue ngga pernah bohong sama lo kok.”
“Itu kan gue bilang kalo.”
“Oke gue ngga mau mempermasalahkan itu. Sekarang menurut lo, apa pernah di antara hubungan gue itu ada yang bertahan lama?”
“Nope.”
“Dan lo tahu penyebabnya?”
“Informasi yang gue dapetin dari lo,” kata Zico, “mantan pertama lo si Joseph, lo bilang terlalu banyak nuntut.”
“Bukan nuntut sih. Cuma dia nyuruh gue potong rambut kayak nyokapnya, bergaya kayak nyokapnya, dan berkarakter kayak nyokapnya. Kenapa ngga sekalian dia nyuruh gue jadi nyokapnya. Mother Complex.”
“Lalu Samuel, mantan kedua lo itu, lo bilang dia ngga terlalu tegas.”
“Ngga tegas,” ralat Vinny, “coba lo pikir Co, masa pas waktu gue ulang tahun kemaren, dia nanya apa gue perlu kado dari dia? Menurut lo apa dia pantes buat gue.”
Vinny meneguk habis minuman yang ada di depannya, sedangkan Zico yang duduk di hadapannya menatapnya dengan bingung.
“Eh non,” kata Zico, “lo lagi kenapa sih?”
“Gue ngga apa-apa.”
“Tapi lo jadi aneh.”
“Co, gue udah mutusin sekarang,” kata Vinny lagi, “gue bener-bener udah mutusin sekarang.”
“Mutusin apa sih?”
Vinny berdiri, lalu mengajak Zico berjalan ke tengah lapangan yang sekarang sedang berlangsung festival sekolah yang diadakan setiap tahunnya.
Acara ini sebenarnya diciptakan oleh pihak sekolah untuk mengantikan masa orientasi sekolah atau penyambutan siswa-siswi yang baru.
Dalam acara ini ada banyak stand-stand makanan, pakaian, aksesoris handphone, buku-buku atau pun permainan-permainan. Tidak lupa juga, ada festival musik yang diisi oleh para siswa siswi itu sendiri.
Sebelumnya, perkenalkan Vinny.
Cewek manis dengan dua lubang kecil di tiap sisi pipinya. Rambut hitam dan panjang sebahu, mata coklat dan berkulit putih, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, selalu ceria senantiasa begitulah kira-kira cara mendeskripsikannya.
Lalu ada Zico.
Cowok berambut ikal dengan kulit sawo mateng, terlihat kurus dan cukup tinggi. Terlihat serius walau pun tidak pernah berhenti bercanda. Tidak bisa dibilang tampan atau ganteng, tapi setidaknya mukanya bersih tanpa noda jerawat.
Vinny berhenti.
Zico pun berhenti.
Vinny lalu memaksa Zico untuk melihat sebuah stand berbentuk sebuah mini van berwarna pink, dengan pintu utama yang dihisasi rumbai-rumbai aneh yang mengelilinginya.Terpampang jelas gambar bola kristal dengan percikan bintang bertuliskan “Mami Fransisca”.
“Mami Fransisca?” tanya Zico sambil mengangga, “Love Fortune.”
Vinny mengangguk sambil tersenyum lebar sampai semua gigi putihnya terlihat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Kiss
RomanceSemua berawal dari sebuah ramalan. Dengan bantuan sahabatnya, Zico. Vinny mencari first kissnya yang merupakan jodohnya. Siapa first kissnya? Jacky, sang playboys yang romantis. Ferdi dan Ferry, si kembar yang punya bengkel motor. Andy, cowok yang s...