Tidak terelakkan lagi.
Hari ini Vinny menyebutnya dengan hari tersial dalam hidupnya.
Bagaimana tidak? Patah hati dan merasa kesepian karena sahabatnya Zico telah pergi.
Zico telah pergi pagi sekali. Ia menyesal mematikan handphonenya untuk hal yang sia-sia. Saat ia menghidupkan handphonenya pagi tadi, hanya sms dari Zico yang mengatakan dia sudah akan berangkat.
Vinny mencoba menelepon Zico beberapa kali, tapi sayang Zico sudah mematikannya handphonenya.
Kini Vinny telah merasa sangat kehilangan sekali. Memang hanya seminggu, tetapi Vinny sangat membutuhkan sahabatnya itu saat ini. Vinny ingat saat ia patah hati dulu, Zico ada di sampingnya menghiburnya, membuat berbagai lelucon yang lucu sehingga dia dapat melupakan kesedihannya.
Kini tidak ada orang yang bisa menemaninya. Tidak ada seorang pun yang bisa diajak curhat, begitu pun Sisca yang tidak masuk karena sakit demam. Vinny bukan tidak mempunyai teman lagi, tetapi Vinny agak tertutup tentang masalah pribadinya dengan orang yang tidak dekat dengannya.
Pelajaran dimulai saat guru Bahasa Indonesia datang. Vinny duduk sendiri di bangkunya sambil melamun. Ucapan-ucapan gurunya seakan hanya TV bisu yang tidak dimengertinya. Yang sangat ia inginkan saat ini adalah menangis.
Jam pelajaran selanjutnya, jam istirahat, sampai jam pelajaran terakhir pun Vinny seperti mayat hidup. Sedikit bicara, sedikit bergerak, dan hanya melamun seharian. Sampai bel pulang sekolah berbunyi.
Vinny bangun dari tempat duduknya. Merapikan bukunya, memasukkan ke dalam tasnya. Ia lalu tanpa kata-kata yang biasa diucapkannya setiap pulang sekolah, Vinny langsung berjalan menuju tempat parkir motornya.
Tepat di jok motor maticnya, seorang cewek dengan seragam berbeda duduk di sana sambil melambaikan tangannya.
“Hai Vin!!” sapa Bella.
“Halo Bell…”
Bella memegang tangan Vinny.
“Sori ya soal kemaren,” kata Bella, “gue turut sedih. Lo ngga apa-apa kan?”
Vinny mengangguk tegar.
“Gue udah ngga apa-apa Bell,” kata Vinny, “lo nyari Zico ya?”
“Ngga kok.”
“Trus?” tanya Vinny heran, “tumben ke sini?”
“Gue pengen ngomong sesuatu sama lo.”
“Ngomongin apa?”
Bella menompat dari motor Vinny.
“Gimana kalo kita ngomongin di tempat lain?” tanya Bella, “ayo! Gue ajak lo ke suatu tempat.”
“Kemana?”
“Ikut aja deh!”
Vinny menuruti Bella. Setelah menaiki motornya, Vinny membonceng Bella ke suatu tempat yang diarahkan Bella ke Vinny.
Saat sampai di sana, Vinny mengenali tempat itu.
Vinny turun dengan bingung setelah memarkirkan motor di pantai itu. Ia yakin sekali pantai itu adalah tempat yang pernah diajak Jacky untuk candle light dinner waktu itu.
Dan Vinny pun yakin, cowok yang sedang berdiri menunggu mereka juga Jacky.
Vinny menengok ke arah Bella.
“Apa maksud lo Bell?” tanya Vinny agak marah.
“Vin…” kata Bella perlahan, “please dengerin Jacky sekali ini aja!”
KAMU SEDANG MEMBACA
First Kiss
RomanceSemua berawal dari sebuah ramalan. Dengan bantuan sahabatnya, Zico. Vinny mencari first kissnya yang merupakan jodohnya. Siapa first kissnya? Jacky, sang playboys yang romantis. Ferdi dan Ferry, si kembar yang punya bengkel motor. Andy, cowok yang s...