Kenyataan Yang Terkuak

7.9K 160 7
                                    

Jacky hampir masuk ke dalam perumahan di mana Vinny tinggal. Saat motor Jacky mendekati rumah berpagar biru itu. Jacky melihat Vinny sedang masuk ke dalam mobil yang terparkir di depannya.

“Doni???” kata Jacky kesal.

Jacky lalu melesat cepat dan memarkirkan motornya di depan mobil yang akan jalan itu. Jacky turun dan berdiri di depan mobil itu.

“Vinn…” teriak Jacky, “dengerin penjelasan gue!!!”

Vinny kaget melihat Jacky dari kaca mobil sedang berdiri di depannya.

Sesaat Doni terdiam memperhatikan perubahan ekspresi Vinny. Lalu perlahan berbicara dengan Vinny.

“Lo mau bicara sama dia?” tanya Doni dengan lembut, “kalo lo mau silahkan!”

“Ngga,” kata Vinny kesal, “ngga ada yang perlu dibicarakan. Kita jalan aja!”

Jacky mendekati kaca mobil itu. Tapi Vinny menoleh seakan tidak mau melihat wajah Jacky. Jacky sedikit mengedor-gedor kaca mobilnya sambil meneriakkan nama Vinny. Tapi Vinny tetap tidak mau bersuara.

“Biar gue yang ngomong,” kata Doni sambil membuka pintu mobil.

Doni berjalan mendekati Jacky, lalu menarik Jacky ke tempat yang agak jauh dari mobilnya dengan paksa.

“Percuma Jack!!!” kata Doni sambil mendorong Jacky, “dia udah ngga mau ngomong lagi sama lo?”

“Bohong!” teriak Jacky.

“Beneran,” kata Doni sambil tersenyum lebar, “lagian dia juga ngga akan percaya sama lo lagi. Lebih baik relain dia sama gue Jack. Dia aman sama gue.”

“Apa maksud lo Don?”

“Lo ngga tahu ya?”

Senyum sinis Doni melebar di pipinya. Dengan tatapan iblis, Doni melihat Jacky yang sedang marah itu. Saat Jacky melihat mata itu, Jacky sadar sesuatu yang baru dimengertinya.

“Lo ternyata benar dia?”

“Ya,” kata Doni, “gue orang yang pernah disebut Juno sebagai Black Rose.”

“Ternyata, maksud Juno waktu itu,” kata Jacky mulai terlihat kesal, “tentang lo mungkin merupakan first kiss Vinny udah dia rencanain. Itu alasan kenapa dia ngga ngasih tahu gue soal itu.”

“Yup. Permainan lo mungkin udah berakhir,” kata Doni sambil tertawa lebar, “tapi justru permainan gue baru dimulai. Lo tenang aja. Saat gue dapet apa yang gue dapetin dari cewek bego itu. Gue akan kasih sisanya buat lo.”

Jacky mengepalkan tangannya. Ingin sekali dia menghajar cowok yang ada dihadapannya itu.

“Tonjok gue Jack!!!” tantang Doni, “tonjok gue…Tonjok sekeras mungkin di mana pun lo suka. Dan lo tahu sendiri, itu akan semakin meyakinkan Vinny kalo lo emang bener-bener brengsek. TONJOK GUE!!!!”

Jacky masih mengepalkan tangannya dengan geram sekali.

“Oke. Kalo lo ngga nonjok gue,” kata Doni dengan sangat santai, “kalo gitu lo udah relain Vinny ke gue. Dan sebagai rasa terima kasih gue nanti, setelah ‘Harta’nya gue miliki. Maka gue akan kasih dia buat lo.”

“KURANG AJAR!!!”

Sebuah pukulan keras tepat di pipi kanan Doni langsung merubuhkan Doni. Vinny yang melihat kejadian itu langsung keluar dari mobil, membanting pintu dan berteriak mengeluarkan amarahnya.

Jacky sentak langsung menerima gamparan keras di wajahnya.

“BRENGSEK LO!!!”

Vinny langsung mendekati Doni yang terbaring di jalan.

“Lo ngga apa-apa Don?”

“Ngga apa-apa,” Doni memijit pipi kanannya itu sambil dibangunkan Vinny.

“Vin…” kata Jacky memohon, “denger penjelasan gue dulu!”

“Lo masih ngga puas ya?” teriak Vinny keras, “lo masih ngga cukup ya nyakitin perasaan gue? Lo seneng ya ngeliat gue menderita lagi? Lo ngga pernah puas ya dengan ide gila lo?”

Vinny mulai tak kuasa menitikan air matanya.

“Vin…” kata Jacky perlahan.

“Cukup Jack…!!!” kata Vinny sambil menangis, “udah cukup Jack!!! Gue ngga mau denger penjelasan lo lagi. Please Jack!!! Gue pikir lo….Lo…”

Vinny menangis lagi. Doni memeluk Vinny erat dari belakang.

“Udah Vin…” kata Doni sambil membelai rambut Vinny.

Doni tersenyum melihat Jacky saat Jacky benar-benar tidak berdaya.

“Vin…” kata Jacky lagi, “gue sayang sama lo Vin….Gue bener-bener sayang sama lo. Terserah lo mau maafin gue atau ngga? Tapi jangan Doni…Dia itu…”

Vinny menoleh lagi, dia menghapus air matanya.

“Please Jack!!!” pinta Vinny sambil memohon, “gue mohon sama lo…Please!!! Gue ngga mau denger apa pun dari lo!!!”

Vinny tidak bisa mengeluarkan kata-katanya sementara, tapi Vinny mencoba meneruskannya.

“Kalo lo mau buktiin lo sayang sama gue…Please!!!” mohon Vinny, “gue minta lo lakuin sesuatu buat gue.”

“Apa aja Vin…” jawab Jacky.

Vinny terdiam lagi.

“Kalo gitu,” kata Vinny perlahan, “jangan pernah ganggu hidup gue lagi!!! Dan gue ngga mau ngeliat lo lagi!!! Kalo lo ngelakuin itu, semua yang lo omongin bohong semua.”

”Tapi Vin...”

”Lo bisa lakuin itu buat gue?”

Jacky tidak berdaya lagi.

Jacky tidak mampu lagi mengatakan apa pun.

“Bisa kan?”

Jacky hanya menganguk dengan penuh penyesalan. Rasanya air mata Jacky pun ingin keluar dari matanya. Tapi dia masih mencoba menahannya.

“Sori Don…” kata Vinny, “gue ngga bisa pergi sama lo hari ini.”

Doni menghapus air mata Vinny dengan penuh perasaan. Dibelainya rambut Vinny lalu dibaringkan kepala Vinny dipundaknya.

“Ngga apa-apa kok Vin,” kata Doni lembut, “lo pasti lagi pengen sendiri sekarang? Gue ngerti kok. Ayo gue anter lo masuk!”

Doni mengantar Vinny masuk ke dalam rumahnya. Jacky hanya bisa melihat dari kejauhan dan menundukkan kepalanya lemah.

                                                *          *          *

“Gue perlu ngomong sama lo Bell…”

Bella kaget saat menjumpai orang yang memencet bel rumahnya malam-malam berdiri di depan pagar rumahnya. Dengan wajah lebam, cowok di hadapannya memelas memohon sesuatu.

“Ada apa sih?” tanya Bella.

“Gue pengen minta tolong sama lo Bell,” kata Jacky, “ini menyangkut Vinny.”

“Kenapa?” kata Bella, “bukan lo udah puas ngerjain dia?”

“Ngga Bell,” sahut Jacky, “Vinny dalam bahaya.”

“Kenapa?”

“Doni…” kata Jacky terbata-bata, “Doni itu juga playboy…Dia jauh, jauh lebih berbahaya dari Juno…”

“Gue ngga ngerti maksud omongan lo deh.”

“Pokoknya…” kata Jacky, “lo harus bantuin gue ngomong sesuatu sama Vinny besok, sebelum terlambat.”

First KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang