First Kiss

Anak Kepala Sekolah

“Kepala sekolah?”

Juno mengangguk setuju.

“Jadi dia cerita semua ini?”

“Ngga juga,” jawab Juno, “gue yang nanya sama dia.”

Vinny seperti sedang melamun.

“Doni ya?” guman Vinny, “kayak gimana dia itu sih?”

“Dia dulu sih pendiem banget...” jawab Juno santai, “dari kecil udah keliatan kalo dia itu jenius...”

“Pinter ya?”

“Ya...” jawab Juno, “mungkin.”

“Dia di mana sekarang?”

“Entahlah...” Juno jadi teringat sesuatu., “oh ya, bukannya akhir minggu ini, lo pada ngadain acara reuni?”

“Iya...Lo berdua dateng kan?”

“Yup.”

“Oke,” kata Juno, “nah, mungkin lo bisa ketemu Doni di sana.”

Vinny mengangguk setuju. Ia menoleh ke arah jam tangannya.

Jacky melihat tanda dari Vinny.

“Udah mau balik Vin?” tanya Jacky perlahan.

“Eh,” Vinny menengok ke arah Jacky, “iya deh...Udah malem. Masalahnya gue ada PR.”

“Oke,” kata Jacky, “gue anterin pulang.”

Juno ikut berdiri saat kedua temannya berdiri.

“Sori Jun,” kata Vinny, “gue balik dulu.”

“Oke,” kata Juno, “gue juga mau balik.”

Setelah berpisah dengan Juno, Jacky dan Vinny langsung menuju ke parkiran motor Jacky.

“Lo masih ngerjain PR?” tanya Jacky.

“Sebagai siswi yang baik,” sahut Vinny, “tentu saja.”

“PR apaan?”

“Fisika.”

“Oh...”

“Kenapa?”

“Gue benci pelajaran itu.”

“Oh ya?” tanya Vinny, “trus pelajaran apa yang lo suka kalo gitu?”

“Gue? Mmmm....”

“Lama amet mikirnya?”

“OR.”

“OR??? Apaan tuh?”

“Olah Raga...”

Vinny tersenyum sendiri. Jacky memperhatikannya.

“Apanya yang lucu?”

“Dengan kata lain, lo ngga suka semua pelajaran...Iya gitu?”

Jacky mengangguk.

“Lebih tepatnya,” kata Jacky, “gue benci semua pelajaran.”

“Parah lo.”

“Ginilah gue.”

Vinny lalu memperhatikan bagaimana Jacky tersenyum. Senyumannya itu benar-benar membuat Vinny seakan tidak bisa bernafas.

“Kok diem?” tanya Jacky.

“Ah ngga kok,” kata Vinny.

“Ya udah naik dong.”

“Oke.”

Vinny naik ke motor Jacky. Jacky langsung menancap gas segera menuju rumah Vinny. Sekitar sepuluh menit Jacky sudah sampai tepat di rumah Vinny.