First Kiss

Teman Dari Masa Lalu

“Siapa Co?” tanya Vinny sekali lagi.

“Lo ngga akan percaya ini?”

“Tergantung siapa itu Co?”

“Ini no handphone....”

Vinny sudah semakin penasaran dengan siapa nama yang ingin diucapkan oleh Zico. Tapi tiba-tiba handphone di tangan Zico berbunyi. Zico lalu melihat nama Ferdy yang tertera pada handphone Vinny itu.

“Nih...Si Ferdy.”

“Oh,” Vinny mengangkat handphonenya.

“Halo...Fer,” sapa Vinny.

“Halo Vin,” balas Ferdy, “lagi di mana nih?”

“Di taman kota gitu deh, gue juga ngga tahu di mana ini?”

“Oh...”

“Kenapa?”

“Mmmm....Begini....” kata Ferdy, “mungkin ngga kalo gue ngajak lo pergi malem ini? Itu sih kalo lo ngga keberatan atau ngga ada acara.”

“Malem ini ya?”

Vinny berpikir sejenak.

“Emang mau kemana kita?”

“Makan aja.”

“Gimana ya?”

“Kenapa? Ngga bisa ya?” kata Ferdy, “kalo ngga bisa sih ngga apa-apa kok.”

“Sorry Fer, gimana kalo besok?”

“Besok ya?”

“Mmm...”

“Boleh,” jawab Ferdy, “oke, kalo gitu besok deh.”

“Iya.”

“Thank ya.”

“Oke.”

“Bye.”

“Da....”

Vinny menutup teleponnya, sementara Zico memperhatikan Vinny sambil tersenyum.

“Gila lo ya Vin,” kata Zico, “kayaknya lo ketemu sama cowok melulu minggu ini ya? Padat banget ya jadwal lo? Butuh manager ngga?”

“No. Thank.”

“Ya kalo mau, gue bersedia.”

“Sorry ya...” kata Vinny mengayunkan handphonenya, “oh ya gimana sih, jadi itu nomer siapa sih?”

“Nomer gue.”

“Heh????”

“Lupa ya?” kata Zico, “coba lo lihat sekali lagi!”

Vinny melihat secara perlahan, lalu menganggukkan kepala.

“Ya....Gue inget juga.”

“Akhirnya....Ada juga yang lo inget.”

Vinny menjitak Zico.

“Itu kan nomer lo yang lama kan?” tanya Vinny, “nomer itu lo suka kan, tapi lo jualkan?”

“Waktu itu gue butuh duit non.”

“Trus lo jual sama siapa?”

“Siapa ya?” Zico mengaruk-garuk kepalanya. “Pokoknya temen kita lah.”

“Temen TK kita kan?”

“Mungkin.”

“Trus kenapa dia matiin?”