Chapter 2 : The Accident

509 30 10
                                    

Krinnggg !!!!

Jam beker Nana berdering dengan keras namun si pemiliknya hanya mengeser tubuhnya. Dia mengeram kesal lalu terduduk dari tidurnya, tanganya menjangkau jam weker lalu menekan tombol di belakangnya. Jam weker pun berhenti berdering kemudian Nana menidurkan badannya lagi memeluk gulingnya dengan nyaman tanpa dia ketahui bahwa jam sudah menunjukan pukul 06.10.

ketukkan dari pintu kamar membuat gadis itu mengeram kesal. Nana terduduk dari posisi tidurnya lalu menendang guling dan bed covernya mengacak-acak rambutnya.

"Siapa sih? Ganggu aja deh ! " Teriak Nana kepada si pengetuk pintu

"Ini Bibi non, emang non ga siap-siap berangkat kerja.?" Bi utik pembantu rumah tangga Nana ternyata yang mengetuk pintu.

"Kan sekarang hari minggu bi." Nana menjawab sambil menahan suaranya agar tidak terdengar kesal. Karena Reva akan marah jika Nana suka memarahi bi Utik dengan alasan yang tidak jelas.

"Sekarang hari senin Non, pasti lupa lagi deh." Ucap bi Utik di balik pintu kamar Nana.

Nana yang sedang menguap tiba-tiba langsung lompat dari tempat tidurnya menyalahkan lampu kamar, dan membuka gorden kamarnya terlihat matahari sudah bersinar. Lalu Nana melihat ke arah jam weker digitalnya tertera 05.48 Monday, 24/8.

"huahhaahah kesiangan" Nana berlalu menuju pintu kamarnya sehingga, bertubrukan dengan bi Utik yang masih menunggu di balik pintu. "Sorrii bi, udah telatt nih." Nana menerobos tubuh bi Utik lalu menuju kamar mandi yang berada di samping kiri kamarnya. Bi Utik hanya tersenyum melihat tingkah Nana lalu turun ke dapur lagi.

Nana sudah selesai mandi. Dia memakai kemeja lengan pendek berwarna coklat muda dan pencil skirt berwarna putih. Dia mengoleskan krim mukanya kemudian menyisir rambut hitamnya dengan terburu-buru kemudian keluar kamar siap berangkat kerja.

"BI UTIK ! udah siapin sarapan sama bekel makan siang aku kan ?" Nana meneriakkan nama bi Utik.

"Udah nih Non, jangan lupa di makan yah tadi Non Reva telfon katanya nanti sore balik dari jogja." Bi utik menyerahkan kotak makan serta tempat minumku.

"Ok deh makasih yah bi." Nana menerima kotak makan dan tempat minumnya lalu meneguk minumannya sambil melirik ke arah jam dinding yang berada di dapur, seketika matanya membulat lalu meletakkan gelasnya di meja makan. "Aku berangkat dulu yah bi udah siang nih. Samlikum." Nana keluar rumah tanpa mendengar atau menunggu jawaban dari bi Utik.

***

Nana masih dalam pejalanan ke kantornya jam sudah menunjukan pukul 07.12 dia berdecak lalu handphonenya berbunyi caller id menunjukan Mein Schwester. Nana tidak mengangkat panggilan dari kakaknya Reva karena sedang terburu-buru menuju kantor.

Saat sedang melajukan mobilnya Nana sudah melihat lampu lalu lintas berwarna kuning. Dia menginjak gasnya berharap tidak terjebak di lampu merah, namun takdir tidak berpihak kepadanya mobil di depannya malah berhenti. Sehingga mobil Nana menabrak mobil depannya dan lampu sudah berganti menjadi Merah.

"Ahhhh kenapa berhenti deh kan jadi nabrak mampus gue mana mobilnya Pajero Sport lagi, gimana nih" Ucap Nana saat merasakan bahwa mobil Karimun Estilonya menabrak Mitsubishi Pajero Sport.

Pengemudi Pajero Sport tersebut keluar dari mobil kemudian melihat mobilnya, lalu memandang Nana yang berada di kursi pengemudi. Nana akhirnya turun dari mobilnya dan tersenyum kecut menghampiri pengemudi itu.

"Do you have a driving licence miss.?" Ucap laki-laki yang berparas asing sambil membuka kacamata hitamnya menatap Nana sambil menautkan kedua alisnya.

Nih bule ga ngerti bahasa indonesia kali yah, aduhh untung ga ada polisi ucap Nana dalam hatinya sambil melihat laki-laki di depannya dari atas hingga bawah. iya kayaknya sih ga bisa bahasa indo deh batin Nana dalam hatinya sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Riana Romance (Hello Stranger)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang