Chapter 11 : Friend ?

157 5 0
                                    


"Mana kunci mobil kamu" ucap Rafael saat sudah berada di depan hotel Nana menghempaskan tangan Rafael

"Saya bisa pulang sendiri pak, kasian supir bapak kan kalo harus nganter ke rumah saya" ucap Nana datar "saya permisi pak" ucap Nana lagi kemudian berbalik namun suara Rafael membuat Nana menghentikan Langkahnya.

"Handphone kamu sama aku" ucap Rafael sambil menunjukan handphone Nana yang berada di tangannya seketika Nana berbalik dan berusaha merebutnya dari Rafael namun malah di jauhkan oleh Rafael. 

Rafael menyerahkan kunci mobil Nana kepada supirnya "mobil kamu innova kan?" tanya Rafael lagi Nana mengerutkan keningnya.

"Bukan aku Karimun Estillo warna krem plat B XXXX TFF" jawab Nana

"Loh bukannya Innova yah aku pernah liat kamu bawa innova kok" tanya Rafael lagi semakin membuat Nana bingung lalu dia teringat waktu mobilnya masuk bengkel Nana ke kantor menggunakan mobil kakaknya Reva (kijang Innova)

"Ohh itu mobil kakak saya pak, saya pernah pake mobil kakak saya waktu mobil masuk bengkel, kayaknya waktu itu bapak belum kerja di GFI deh" ucap Nana lagi dengan polosnya.

"Emang belum hm" ucap Rafael pelan

"Apa pak?" tanya Nana

"Eh gapapa. Alamat rumah kamu dimana?"

"Jl. Warung jati barat no. XX. Pasar minggu ga jauh dari pejaten village mall" ucap Nana kepada supir Rafael lalu tersenyum "nanti di rumah ada bi Utik yah pak tiitp kuncinya ke bibi aja nanti saya telfon ke rumah juga. Makasih yah pak" ucap Nana ramah kepada supir Rafael.

"Baik Non. Saya permisi Tuan" balas supir Rafael.

"Ayo masuk" Ucap Rafael yang sudah berada di kursi kemudi Nana masuk ke mobil di samping Rafael lalu mereka berdua meninggalkan hotel.

"Kita mau kemana yah pak?" tanya Nana sambil berusaha tenang padahal dalam hati dia ingin berteriak.

"Kita makan mau? Atau ngopi?" ucap Rafael sambil terus memperhatikan jalanan.

"Hah? makan lagi? barusan makan pak terus ngopi? Yang bener aja pak masa minum kopi di jco pake baju segini meriahnya" jawab Nana setengah berteriak membuat Rafael tersenyum"hmm maksud saya—" Nana berusaha menjelaskan dengan nada lebih halus.

"Kalo gitu ke rumah aku aja gimana?" ucap Rafael santai

"HAH !" Nana berteriak sambil menatap horror Rafael kontan Rafael tertawa terbahak-bahak.

"Hahahha becanda.. kamu abisnya kaku banget sih ga usah pangil Pak segala pangil aja R or Rafa biar lebih enak" ucap Rafael dengan masih sisa ketawaanya. Nana masih terpaku lalu berangsur menyadari becandaan Rafael kembali duduk dengan tenang. "terus enaknya kemana yah. hmm blowfish aja yah yang deket" ucap Rafael

"Ga bisa langsung pulang aja yah pak?"ucap Nana dengan wajah memelas.

"Rafa jangan pangil pak" ucap Rafael tegas membuat Nana menarik Nafas.

"Bisa kamu langsung antar aku pulang Rafa? Dan balikin handphone aku" ucap Nana sepelan mungkin.

"Ga bisa Riri kita mampir dulu yah ke blowfish abis itu aku antar kamu pulang" ucap Rafael di sertai seringai mambuat Nana kesal hingga wajah Nana berubah merah.

Sabar Nana dia atasan lo di kantor batin Nana "kalo gitu handphone aku siniin mau kabarin orang rumah" jawab Nana

Rafael mengerutkan keningnya memandang Nana sekilas lalu memperhatikan jalanan lagi "nanti kalo udah sampe blowfish aku kasih"jawabnya

Riana Romance (Hello Stranger)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang