Chapter 6 : Substitute Secretary

321 19 2
                                    

Krinngg !!!

Bunyi jam weker digital Nana berdering menunjukan pukul 05.00 Nana mengerutkan keningnya menautkan kedua alisnya lalu ngulet seperti bayi kemudian mengapai jam digitalnya dan menekan tombol di belakangnya sehingga alarm berhenti berdering. Nana bangun dengan posisi terduduk lalu mengacak rambutnya dan mengaruk lehernya bangkit dari tempat tidurnya menuju lemari pakaiannya memilih baju untuk kerja sepotong kemeja putih serta celana bahan berwarna ungu tua kemudian mengeluarkan handuk yang masih baru dari lemarinya keluar kamar menuju kamar mandi.

****

"udah bangun non? Tumben? Biasanya jam setengah lima bangun sholat subuh terus tidur lagi sampe jam setengah 6." Ucap Bi Utik dengan ekspessi heran karena Nana sudah ingin mandi pagi-pagi biasanya paling cepat Nana mandi jam setengah enam. Nana hanya ngeloyor dengan muka bantal memasuki kamar mandi tidak menghiraukan bi Utik.

Nana sudah siap dengan pakaian kantornya segera turun ke dapur seperti biasa membawa bekal untuk sarapan roti yang biasa Nana makan di jalan saat perjalanan ke kantor alias di mobilnya untuk bekal makan siang kalau dia tidak ada meeting di luar bi Utik selalu membawakan bekal.

"ma, pa Nana berangkat dulu yah" ucap Nana mencium punggung tangan papa dan mamanya kemudian mengambil bekal yang sudah di siapkan bi Utik.

"jangan lupa di makan yah non" kata-kata bi Utik setiap memberikan tempat makan Nana kepada pemiliknya.

"Nana, jangan lari-lari nanti jatuh" teriak Ratih yang melihat putrinya berlari keluar rumah

"bye mama bye papa" Nana berteriak dari luar kedua orang tuanya hanya melihat anak mereka dengan ekspresi aneh lalu Bagas mengangkat bahunya sementara Ratih membuang nafas khawatirnya. Dia berharap Nana mau ikut ke Surabaya denganya dan Bagas namun Nana menolak tetep ingin tinggal di Jakarta sendiri walaupun Reva sudah tidak tinggal denganya membuat dia khawatir.

"Gas, nanti Nana gimana yah ? aku takut nanti dia kenapa-napa deh kalo sakit gimana? Terus kalo dia kesepian gimana? Kamu ga bisa apa minta tahun ini atau minimal tahun 2016 di pindahin ke Jakartanya?" Ratih mencoba membujuk suaminya yang sedang memakan omelletenya.

"Ga bisa donk sayang, kan aku udah bilang dari kemarin ga bisa karena emang aku tugas di Surabaya sampe 2017. Nana udah besar bisa jaga diri sendiri walaupun dia agak manja dan kadang selebor tapi anak itu dewasa. Kalo sakit kan ada Merry sama bi Utik lagian Reva juga pasti bakal ngurusin dia. Kamu bisa balik ke Jakarta setiap dua bulan sekali kalo masih khawatir juga" Bagas menerangkan dengan lembut kepada istrinya 

"Setiap dua bulan aku balik ke jakarta yah Deal !" ujar Ratih

"Iya boleh naik pesawat tapi ga boleh lama-lama di jakartanya paling lama 4 hari" ucap Bagas tegas, Ratih tersenyum mendengar penjelasan suaminya kemudian melanjutkan memakan sarapannya.

***

Nana sudah sampai kantor pukul 07.28 dia segera menuju kantornya yang baru di lantai 17 bertanya pada satpam yang berjaga di lantai itu dimana letak ruangan Kevin. Pak satpam menunjukan letak rungan Kevin berada di paling ujung sebelah kiri. Nana tersenyum kepada pak Satpam dan melewati Ruangan Meeting kemudian di balik ruang Meeting ada meja sekrtaris Direktur pelaksana. Sudah ada seorang gadis cantik berambut hitam sebahu duduk di bangku kerja.

"halo, saya Riana dari Departemen Import yang akan mengantikan Ria selama dia sakit" Nana menegur gadis itu

"ohh hai.. aku Wini kamu bisa duduk di sebelahku jumat kemarin barang-barang kamu sudah di pindahkan di sebelahku." Ucap Wini dengan senyum lebarnya dan menunjukan letak bangku Nana. Nana tersenyum balik kemudian menyadaribahwa ada 1 bangku kosong di samping bangkunya.

Riana Romance (Hello Stranger)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang