Prolog

835 80 19
                                    

"Eh, Nis, lo lihat apaan sih?" senggol Ashilla, teman baikku.

"Gak ada kok. Ga lihat apa-apa." Jawabku berbohong.

"Kalo gak lihat apa-apa berarti lo buta donk. Gimana sih?" Katanya sambil memutarkan kedua bola matanya.

"Ya,ya. Terserah lo deh," jawabku acuh tak acuh. Mataku masih mengamati seseorang dari kejauhan.

"Lagi ngelihat Fadil, yaa??" Katanya dengan senyum nakalnya.

"Ihh, apaan sih,"

Ya! Seseorang itu adalah Fadil.

"Gue udah tau lo sejak 3 tahun yang lalu ya, Bunda, jadi gue udah tahu gerak-gerik lo kalo lagi lihatin Ayah." Katanya. Yup, Bisa ditebak bahwa Bunda itu adalah aku dan Ayah itu Fadil.

"Bunda gak lagi lihatin Ayah loh, Shillaaa,"

"Oh ya?" Kemudian dia melangkahkan kakinya dan mendarat tepat didepanku. Tinggi Ashilla sedikit lebih tinggi dari tinggiku, sehingga keberadaannya di depanku jelas menutupi pandangan.

"Issh, awas dong Ashilla, Ashilla yang baik, anak kesayangan Bundaaa," kataku. Ashilla kemudian menepi, mempersilakan aku melihat Fadil, tetapi hasilnya mengecewakan. Fadil sudah beranjak dari tempatnya tadi.

"Ih, gara-gara kamu, nih! Fad-"

"Hahh, kan, Nisa boong, Nisa dari tadi lihatin Fadil mulu." jeritnya.

Kutarik kepala Ashilla dan kututup mulutnya. Kan bahaya kalau banyak orang yang tahu.

"Bundaa," teriaknya yang terdengar tidak jelas karena tertutup tanganku.

***

Ya, memang aku suka dengan seseorang yang bernama Fadil. Dia adalah siswa dari kelas IX-5, sedangkan aku dari kelas IX-2. Sudah 3 tahun, 3 kali Valentine, dan 3 kali ulang tahunnya kulewati dengan mengamatinya dari jauh. Setiap ulang tahunnya selalu kuucapin--secara tidak langsung melalui media sosial, sedangkan ulang tahunku tak pernah diucapinnya. Sudah itu, kepribadiannya yang mudah bergaul membuatnya banyak dikelilingi teman-teman perempuan, yang pastinya membuatku cemburu. Aku tak tahu mengapa aku bisa suka sama dia, tidak ada yang spesial dari dia. Ashilla pun selalu merecokiku. Dia bilang, "Ngapain sih kamu suka-sukaan sama cowo. Kita ini kan masih kecil, tugas kita itu cuma sekolah." Aku pun berpikiran seperti itu, tetapi bayang-bayangnya selalu hadir dalam pikiranku. Love is undefined.

HEARTBREAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang