Aku Kucing dan Kau Anjing

278 49 15
                                    

Semenjak saat itu, Adam dan aku sering berkomunikasi. Terkadang dia membawa segenap keluarganya bersilaturahmi ke rumahku, dan aku pun membalasnya.

Dan akhirnya, tahun pelajaran baru dimulai. Selamat datang International High School.

Sebelum hari ini tiba, aku mengajak Ashilla serta Bagus dan saudaranya untuk hangout bersama. Awalnya sangat susah untuk mengajak Bagus serta saudaranya, yang-kau-tahu-siapa, untuk hangout. Sebenarnya sih, hangout itu juga hanya alasanku supaya bisa bertemu dengan Fadil untuk yang terakhir kalinya.

Annisa K.
•Gussss jalan yok
•Terakhir kali sama gue loh

Bagus
Kemana?
Sama siapa aja
Gue males ah

Annisa K.
Lu jahat amat sih ish
Gue udh ajak shilla juga
Ayolah

Bagus
Gue tau maksud lo Nis
•Lo mau gue bawa Fadil kan wkwk
•Lo line aja si Fadil, kalau dia ikut gue juga ikut. Goodluck!

Annisa K.
Eh masa gue sih jangan gitu dong
Lu aja plisss
•Ih gusss

Yaudah deh gue line Fadil sekali-sekali, ucapku dalam hati.

Annisa K.
Hai
Eh, mau ikut gak? Hehe

Tak berapa lama kemudian pun Fadil menjawab LINE-ku

Fadil
Kemana?

Saat Fadil menjawab LINE-ku, aku menjerit dan berteriak seperti orang gila. Lalu dengan cepat, kujawab LINE Fadil.

Annisa K.
Jalan jalan gt deh
Mungkin buat yang terakhir hehe

Fadil
Tanya Bagus. Kalau Bagus ikut gue ikut

Annisa K.
•-_-
Kata Bagus kalau lo ikut dia ikut, jadi gue bingung

Fadil
Yaudah terserah. Kapan?

Annisa k.
Nanti tempat sama tanggal nya gue kasih tau ok

Fadil
Ya

Annisa k.
Makasih yaaa

Fadil
hmm

Just hmm??

Tapi ya gapapa deh setidaknya gue udah chat ama diaaa~~aaaaaaaa. BUKAN CUMA UNTUK BILANG HBD!

Aku tersenyum sendiri.

Hari itu pun tiba.

"Mereka mana sih? Nis, udah lu bilang, kan, ketemuan disini?" Tanya Ashilla.

"Udah Shill, mereka aja kali yang telat. Prince gue ga mungkin ga dateng, kan..." Jawabku dengan percaya diri.

"Dih, lu anggap dia prince tapi dia GAK anggap lu princess..!!" ledek Shilla, dengan penekanan pada kata 'Gak', yang otomatis menyakitkan hatiku.

"Ih, lu iri amat sama gue," ucapku.

"Eh, eh, itu mereka bukan?" Tanya Shilla.

"Mana???? Gue gak kelihatannn.."

"Itu loh, ihh" ucap Shilla geram sambil menunjuk 2 orang yang sedang datang ke arah kami.

"Lu kok bisa liat gitu? Tajem amat mata lu.." kataku takjub.

"Bagus, kan badannya bulet-bulet gitu, ya, gampanglah nandainya," ucap Shilla sambil terkekeh, kami pun tertawa bersama.

Tiba-tiba, dua sosok kami sudah berada di depan kami.

"Apa bilang-bilang Bagus? Emang lo pikir gue budek? Ga bisa denger kalo elo-elo pada ngejek body gue yang seksi ini?" Kata Bagus.

Aku dan Ashilla pura-pura muntah dan Fadil memutar kedua bola matanya. Dia menggunakan sneakers hitam-putih dan baju T-shirt hitam-putih pula.

"Jadi sekarang kita mau ke mana?" Tanyanya dengan datar.

***

Dan disinilah kami sekarang. Disana tertuliskan Nelayan sebagai nama restoran yang didominasi oleh seafood itu. Aku memesan dimsum Siomay Ayam, Ashilla bola-bola udang, sedangkan Bagus memesan nasi goreng spesial. Sedangkan Fadil....dia memesan sop jagung kepiting.

"Dasar cewek. Sok diet.. Ga mau makan berat. Kayak gue dong, banyak makan tapi tetep slim !" Kata Bagus.

"Au ah.. Gelap.."

Setelah makan, kami pergi membeli ice cream cone. Ashilla membeli es krim coklat, aku es krim stroberi, Fadil es krim rasa Neapolitan, dan Bagus.....jangan ditanya lagi. Dia memesan es krim dengan 4 tingkatan!

Setelah itu, secara bersama-sama, Bagus dan Shilla kebelet ke kamar mandi. Aku sedikit curiga, apa maksud dari mereka meninggalkan kami berdua. Tapi aku memilih diam, tak banyak berkomentar.

"Nisaa, tungguin yaa.. Jangan pergi-pergi," kata Shilla sambil berlari menuju ke toilet wanita.

Dan... tinggallah aku disini, berdua bersama Fadil. Dia memasukkan tangan ke kantung celananya, menambah kesan keren yang sudah terlalu banyak dimilikinya.

"Jadi, Dil, lo sekolah dimana pas SMA?"

"Kan lo udah pernah tanya di LINE," katanya.

What the... Gue lupaaaaa!

Rasa nervous yang kurasakan malah bertambah menjadi level Super Duper Nervous.

Karena malu, aku pun mengeluarkan hp-ku untuk meng-LINE Ashilla.

Woii.. Shillaaa.. kurang ajar lo ya, lama banget sih ke kamar mandi aja..

Tidak dibalas.

Kutekan tombol Back dan meng-chat Bagus.

Baguss!! Cepat!

Aku mengetuk-etuk kaki kiriku ke lantai. Aku melihat ke arah Fadil, dan ternyata dia juga sedang melihatku. Aku mengalihkan pandanganku kembali ke layar hp.

Ada balasan dari Shilla.

Rame org! Sabar donkk. Lagian kan lo seneng gue tinggal ber2

Senang dari mana? Huh!

Aku melihat ke kiri, di sana ada counter kecil yang menjual aksesoris handphone. Aku mendekati. Terdengar langkah kaki yang mengikutiku. Pasti Fadil.

"Dilihat, Mbak. Banyak yang lucu-lucu loh! Ini ada juga yang untuk couple. Plug-in sepasang yang bisa bersinar kalau di deketin satu sama lain."

"Aku jomblo loh, mbak," candaku.

"Jadi itu yang dibelakang mbak?"

Aku melirik ke belakang. Fadil.

"Dia bukan pacarkuu.." kataku. Walaupun aku mengharap dia jadi pacarku sihh.

Mbak, beli donk plug-in-nya." Kata suara di belakangku, suara dia.

Penjual itu memberikan plug-in itu dan Fadil membayarnya. Plug-in itu memang bercahaya. Biru. Satu bergambar kucing dan yang lain bergambar anjing.

"Nah," katanya memberikan satu untukku, yang bergambar kucing, mengingatkanku pada kucingku, Miko.

Tapi bukan masalah Miko yang penting. Tapi......


HEARTBREAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang