Ulang Tahun

247 57 21
                                    

Siapakah itu?

Dan..dan ternyata itu.....

"Fadil?" Kataku refleks.

Bagus mendeham.

"Eh, Bagus juga," kataku malu.

"Eh, Nisaaa.. Kok kebetulan banget bisa ketemu di sini?" Kata Bagus berpura-pura.

"Temennya ya, Nis?" Tanya Nasim yang muncul dari belakang.

"Eh, iya..iya..bisa dibilang gitu sih," kataku tergugup-gugup. Aku dan Bagus memang teman sekelas, tapi dengan Fadil? Barangkali dia tak mau disebut 'temanku'.

"Looh, pacarnya ya, Nis?" Tanya Bagus. Yang dimaksudnya adalah Nasim, abangku.

"Tapi lo suka sama Fadil, kok udah punya pacar sih?" Sambungnya.

"Apaan sih!" Kataku dan... Fadil.

Aku berdeham untuk menutupi rasa maluku.

"Ini abang gue. Nasim." Kataku memperkenalkan.

"Ohh,, abang lo yang namanya Nasim itu ya?" Bagus melihat ke arah Nasim. "Wah, udah lama ya, gak ketemu, Bang. Sekarang lo makin ganteng aja," katanya menjulurkan tangan.

"Hehe. Makasih," kata Nasim menjabat tangan Bagus. Mata Nasim melirikku, menunjukkan ekspresi bangganya. Aku memutar kedua bola mataku.

"Emang elu pernah jumpa abang gue?"

"Enggak pernah." Kata Bagus nyengir.

Kini, giliranku tertawa terpingkal-pingkal melihat wajah datar Nasim.

Tiba-tiba, penjaga tokonya datang.

"Cari apa, ya?"

"Oh ya, ya. Sampe lupa kalo kita lagi di toko boneka." Kata Bagus.

"Ngepain lo di toko boneka?" Tanyaku sambil menunjukkan ekspresi mencurigai.

"Cari kado ultah adik gue."

"Ohh,, by the way, kapan ultahnya?"

"2 minggu lagi. Lo datang ya!" Katanya sambil mengeluarkan hpnya.

"Jam sama tempatnya udah gue send ke LINE lu," sambungnya.

Drettt.. HPku bergetar.

"Ok deh."

***

Setelah Bagus dan aku selesai berbelanja, kami berempat berjalan menuju Food Court. Aku menenteng bungkus berisi boneka berbentuk kuda poni, sedangkan Bagus membawa bungkus berisi boneka berbentuk Kuda Nil.

"Kok bentuk Hipo sih?" Tanyaku.

"Supaya dia selalu ingat siapa yang beliin kado ini."

Kata-katanya itu sudah jelas merujuk kepada bentuk tubuhnya Bagus yang mirip Kuda Nil. Aku pun terkekeh.

"Eh, lo kok diem aja sih, bro?" Tanya Nasim kepada Fadil.

"Gak apa kok, Bang." Kata Fadil.

"Dia malu karena ada Nisa." celetuk Bagus.

"Apaan sih lo, Gus," kata kami bersamaan.

Bagus terkekeh.
"Kata-kata yang selalu kalian ucapkan bersama-sama cumalah 'Apaan sih Gus. Apaan sih Gus'. Betul-betul jodoh."

HEARTBREAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang