Setelah kami bercakap-cakap --maksudku aku dan Adam -- aku berkata kepadanya,
"Bentar ya," kataku sembari mengeluarkan hp-ku.
"Ok, ok," kata Adam.
Annisa K.
•gusssss........
•masa gue ditinggal sih ishBagus
•Oh gue lupa nis ama lu wkwk
•ntar yaAnnisa K.
•ngapain?Bagus tak membalas. Lalu, dia beranjak dari kursinya dan mengajak Fadil untuk ikut. Ada sedikit perdebatan diantara mereka, tetapi akhirnya Fadil mengalah dan mengikuti kehendak Bagus.
Dan, sekarang mereka sudah berada di depan mejaku.
"Gimana, Nis? Udah senang?" Tanya Bagus.
"Hehe.."
Bagus lalu menempati tempat duduk di sebelah kiriku, dan secara otomatis, karena tidak ada tempat lagi, Fadil duduk di sebelah kananku. Adam yang ada diseberang tempat dudukku pun mengangkat alisnya.
"Eh, Gus, Dil, ngepain lo pindah?" Tanya Adam.
"Iya nih, dipanggil Nisa," kata Bagus melirikku.
"Ya iya laa.. Masa tamu dikacangin." kataku. "Oh, ya, Adam ini siapa kalian?" Tanyaku pada Bagus.
"Saudara," kata mereka bersama-sama.
Setelah itu, mereka berbincang-bincang sampai aku berkata,
"Eh, gue mau pulang nih," kataku sambil melirik arlojiku yang menunjuk pukul 08.00.
"Yaudah, gue anterin ya, sekalian gue juga mau pulang." Kata Adam.
"Ohh, makasih ya,"
***
"Makasih udah anterin gue," kataku.
"Sama-sama. Sekali-kali ke rumah gue donk. Deket aja kok. Ajak orang rumah lo juga ya," katanya.
"Sepp," kataku sambil membuka pintu mobil Rush yang Adam bawa.
Aku menutup pintu setelah sampai di luar. Setelah mengucapkan salam perpisahan. Aku pun menuju ke dalam rumah. Aku melihat ke belakang, Adam sudah pergi dan berhenti tak jauh dari rumahku. Ke rumahnya.
Anak zaman sekarang, pikirku, masih kecil udah bisa bawa mobil.
"Nisa udah pulangggg.." aku menekan bel sambil berteriak.
***
Bosaaaaannnnn!
Liburan itu enak, enak banget malah, tapi kalau udah kelamaan gini, bosennya minta ampun!
Aku beranjak dari kasur, mematikan AC, lalu keluar menuju dapur. Ku buka pintu kulkas, dan hal yang tidak mengenakkan adalah mengetahui bahwa kulkas isinya kosong!
Ku tutup pintu kulkas.
Lalu, ku buka lagi. Hasilnya tetap sama.
Kututup secara perlahan, menyeimbangkan lampu kulkasnya. Maklumlah, gak ada kerjaan.
"Nissaaa..." teriak Mama.
"Apa ma? Ga lihat apa Nisa lagi konsentrasi?"
"Beliin gula dong, di supermarket depan kompleks."
"Ahh, males! Panas! Lagian di kulkas ga ada es krim-"
Es Krim!
"Okk ma.. Nisa pergi sekarang juga!" Teriakku. "Mana uangnya?!"
***
Kukayu sepedaku dengan cepat. Pikiranku terbayang-bayang kelezatan es krim Magnum. Setelah sampai di supermarket dekat rumah, aku langsung mendatangi store gula, mengambil sebungkus gula Gulaku dan berlari ke tempat es krim. Ku ambil sebungkus es krim Magnum Gold, dan tiba-tiba pandanganku tertuju pada tempelan di kaca freezer-nya.
MAGNUM GOLD
BELI 2 GRATIS 1
Wahhh!! Bagus ini!!
Dengan cepat ku ambil sebungkus lagi dan segera berjalan ke kasir, takut-takut es-nya mencair.
"Nisa?" Kata suara di belakang.
Aku membalikkan tubuh, melihat sosok cowok yang familiar. Berbadan tinggi dan kurus, memakai kaus V-neck putih.
"Adam?"
"Wah, kebetulan banget, heheh..." katanya.
Kasir menyerahkan kepadaku plastik berisi gula dan es krimku.
"Biaya plastik kami kenakan Rp200, ya Mbak." Katanya ramah.
Aku menyerahkan uangku kepadanya. Lalu, kasir tersebut memberikan kembalian.
Lalu, sebuah ide melintas di kepalaku.
"Adam, lo naik apa?" Tanyaku.
"Motor, emangnya kenapa?"
"Ohh, gak apa-apa." Kataku, "Mana tau lo naik mobil, ini es krim kan bisa dititip, jadi gak cair donk. Kan lo hidupin AC, hehehe.."
"Ohh, gitu yaa.. Yaudah deh, lain kali gue bawa mobil untuk mendinginkan hati yang panas.." katanya.
"Yeee.. mau gombal tapi salah! Yang bener menghangatkan hati yang beku " sahutku.
"Yaampun!! Gue digombalin cewe.." teriaknya sambil tertawa.
"Ehh.. baper!! Gue bukan nggombalin loo yaa, gue cuma kasih contoh.!! Lama-lama gue ngomong sama elo, nanti es krim gue keburu cair!!"
"Jangan marah donk," ejeknya.
Aku menjulurkan lidahku dan segera mengayu sepedaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBREAKER
Teen FictionAnnisa Kyari, atau yang akrab disapa Nisa, adalah seorang murid SMP di sebuah sekolah Internasional. Kisah percintaannya sih, mirip-mirip kisah cinta anak SMP pada umumnya. Mengagumi seseorang dari kelas 1 sampai kelas 3 SMP, tapi cowonya gak peka-p...