Heart Breaker

217 42 11
                                    

Thanks☝☝☝☝

================================

Sudah 5 hari semenjak hari itu kulalui dengan santai. Nanti, seusai pelajaran ini, aku berencana untuk pergi bersama dengan Shilla ke mall dekat kampus. Aku pun mengajak Bagus, melalui LINE, untuk ikut. Walaupun dia tak sekampus dengan kami, tapi rasanya, hubungan persahabatan kami tak pernah putus. Yahhh, walaupun aku kalau ada 'maunya' saja sih mengajaknya. 'Maunya' itu, ya, seperti biasa. Berharap Bagus bisa membujuk Fadil untuk ikut. Tapi, sih, dari penuturan Bagus, Fadil sekarang sudah lebih bersahabat, gak secuek dan sependiam dulu. Yang pastinya, itu menambah probabilitas lebih untukku untuk bisa 'bersanding' dengannya.

***

Dan, bel pun berbunyi. Aku segera mendatangi gedung Ashilla. Ashilla sudah menunggu disana. Ketika melihatku, segera dilambaikannya tangannya, memberitahukan keberadaannya.

Kami pun berjalan menuju ke parkiran. Aku bertanya pada Shilla, siapa yang akan mengantarkan kami ke mall. Shilla mengangkat kedua alisnya, tidak menjawab, tetapi tersenyum, yang bisa kupastikan bahwa Shilla lah yang akan mengemudi. Aku menghela napas panjang. Bukannya sepele dengan kemampuan mengemudi Shilla, tapi memang Shilla suka kaget mendadak saat menyetir, jadi tiap Shilla menyetir, jantungku selalu dag-dig-dug.

Sesampainya di mobil Shilla, segera kukenakan seatbelt. Walaupun aku jarang-jarang mengenakan seatbelt, tapi jika Shilla yang menyetir, secara refleks kukenakan seatbelt itu.

Aku mengalihkan pandanganku ke layar hp, mengalihkan ketakutanku.
Ku buka app LINE dan melihat apakah ada balasan dari Bagus. Tapi tidak ada, yang ada malah LINE dari Fadil!

Nis.. lo mau jln2 bareng bagus ya?
Ni si bagus ajak gw
Gue blh ikut mangnya?

Boleh kok.

Awalnya gue mau tulis : "Boleh kok. Boleh banget pun." Tapi segera ku hapus kalimat kedua. Harus jaga image, pintaku dalam hati.

Tiba-tiba, muncul lagi balasan dari Fadil.

Ellona blh ikut?

Ellona? Si Ellona itu??!! Aduh, ngepain sih dia ikut!!

Boleh kok, boleh

Walaupun bukan itu yang ingin kukatakan.

***

Dan disinilah kami sekarang. Aku, Shilla, Bagus, Fadil, dan Ellona. Dan Ellona! Dan Ellona! Ihh, ngapain sih dia! Udah dekat melulu sama si Fadil. Nempel trus, kayak benalu! Huh!

Fadil kemudian memulai percakapan,
"Jadi...sekarang kita mau kemana?"

***

Kami pun berjalan menuju ke Food Court. Kami duduk di salah satu meja, aku dan Shilla, Fadil dan Ellona di seberang, Bagus di antaranya.

Ellona mengamatiku terus. Aku bisa melihatnya dari ekor mataku. Tapi tiap kali aku memandang langsung matanya, dia selalu mengalihkan pandangannya. Senyum selalu terukir di wajahnya. Senyum palsu.

"Oh, ya. Kita belum kenalan. Gue Ellona." Kata Ellona kepada Bagus.

"Bagus. Sepupu Fadil." Kata Bagus singkat-singkat.

"Iya. Gue tau kok. Fadil udah sering cerita." Katanya dengan lemah lembut. Bukan, sok lemah lembut!

"Emang Fadil siapa elo?" Celetuk Bagus.

Mati lo! Pikirku. Aku pun menyeruput lemon tea-ku, memikirkan bagaimana nanti Ellona tergagap-gagap menjawab.

"Pacarku." Jawab Ellona. Ekor matanya melihat aku.

Aku tersedak, terbatuk-batuk, mendengarnya. Hampir saja ingin kumuntahkan lemon tea yang baru kuminum tepat ke wajahnya.






Pacar?

================================
Sorry baru update. Selain memang sibuk, author juga lagi sakit nie. #GWSya#plakk

Ini another scene at mall. Rasanya byk bgt sih adegan di mall. Author jenuh 😯

Btw, Cucian.. eh, maksudnya kasihan bgt si Nisa 😭😭
Fadil udh resmi pacaran sama Ellonaaaaaa.

Tapi jgn salah. Nisa itu strong 💪👧

Maju teruss Nisaaaaaaaaaaa
We ❤ U

HEARTBREAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang