Tujuh : Pesta Dan Sang Penyelamat

1.4K 62 3
                                    

JANTUNG ATAU HATI?

"Ketika Cinta Tak Berpihak Kepadaku..."

(Part 7)

#Pesta Dan Sang Penyelamat

***----****----***

"Dia yang ku sebut pahlawan nyatanya tak datang. Kamu yang ku sebut musuh mendekat. Apa yang sebenarnya KAU rencanakan, Tuhan?"

****----****----****

Lyn beberapa kali melirik cowok disampingnya. Setelah kejadian kemarin hingga pulang sekolah, Alvin mendiaminya. Membuat Lyn jadi serba salah lagi karena membuat cowok di sampingnya marah. Kali ini ia sedang berada di mobil Alvin. Cowok itu hari ini tak menaiki motornya karena masih masuk bengkel. Bahkan dirinya belum sempat melangkah dari bangkunya, tiba-tiba cowok itu menariknya meninggalkan kelas dan kedua sohibnya yang berteriak memanggil nama Alvin. Namun Alvin, sama seperti kejadian kemarin menarik lengannya seenak jidat cowok itu. meninggalkan Erick menuju ke parkiran mobil.

Bahkan di koridor utama, saat para siswa pulang dan membuat jalan penuh sesak, Alvin dengan mudahnya menerobos. Melewati puluhan siswa. Tidak luput dengan tatapan keheranan dari berpasang-pasang mata siswa disana. Alvin memelankan laju mobilnya hingga berhenti di pinggir jalanan. Lyn mengernyitkan kening karena mobil Alvin berhenti. Lalu ia menoleh pada cowok itu.

"Aduh. Sorry Lyn.. Kayaknya gue bisanya nganter lo sampek disini. Hari ini gue harus njemput sepupu gue di bandara. Dia baru pulang dari Singapura. Jadi... Lo bisa turun sekarang?" ucap Alvin sedikit ragu. Nah loh, Alvin tadi menawarkannya pulang bareng, tiba-tiba nurunin dia di tengah jalan!

Lyn memandang ke sekitar luar mobil. jalanan nampak lengang. Lyn hanya tersenyum memaklumi. "Tak apa. Terima kasih sudah mau mengantarku," ucap Lyn tulus. Membuat cowok dibalik kemudi itu balik tersenyum. Tangan Lyn bergerak membuka pintu mobil Alvin.

Perlahan mobil Alvin bergerak setelah cewek itu keluar dari mobilnya. Meninggalkan Lyn sendirian di jalan yang begitu lengang. Lyn menghela nafas. Ia tahu jalan ini, rumahnya sebenarnya masih jauh. Hanya saja, tempat ini memiliki tingkat kriminalitas tinggi. Langit berubah menjadi jingga. Matahari juga tak sepenuhnya nampak. Sebaiknya ia segera berjalan, setidaknya sampai jalan besar. Ia memandangi ponsel. Terbesit keinginan untuk menghubungi Erick. Tetapi mengingat cowok itu jalan sama Elsa, keinginannya itu akhirnya ia urungkan. Lyn kembali melanjutkan langkahnya. Dalam hati ia berdo'a semoga saja ia cepat sampai di jalan raya di depan sana yang jaraknya masih cukup jauh jika ditempuh hanya dengan jalan kaki, lalu bisa menaiki angkutan umum untuk pulang ke rumah. Kepalanya menoleh ke kiri dan kanan. Memandangi bangunan toko-toko yang sudah tutup. Lampu penerangan di teras depan toko dan jalanan sudah dinyalakan. Lyn menatap layar handphone-nya. Sudah pukul setengah enam sore, pantas saja toko-toko yang berderet tadi sudah tutup. Ternyata...

Srek! srek!

Samar-samar Lyn mendengarkan suara sepatu dari arah belakang. Jantungnya berpacu cepat. Merinding dirasakannya. Nafasnya memburu. Tangannya terkepal erat. Rentetan doa tak lupa ia panjatkan. Kakinya begerak lebih cepat.

Berharap segera sampai kompleks perumahan tempat ia tinggal. Karena kompleks perumahannya dijaga sangat ketat. Dua orang satpam yang berwajah sangar mungkin cukup untuk menakuti penjahat. Ditambah lagi ada 10 orang satpam yang bertugas untuk berjaga keliling tiap malam. Dan saat ini ia mulai ketakutan. Karena langkah di belakangnya masih mengikuti bahkan saat ia menambah kecepatan, langkah di belakangnya juga ikut cepat.

Hingga dirasakan, lengan kanannya ditarik kuat seseorang. Membuat Lyn menghentikan langkah dan juga nafas sesaat. Kini di hadapannya ada dua orang lelaki berpakaian serba hitam. Dari jaket, kaos, celana jeans yang robek dibagian lutut, dan sepatu. Telinga mereka juga ditindik. Rambut berantakan. Wajah merka kucel dan tercium bau alkohol dan rokok. Plus tato di lengan mereka. Preman!

Jantung Atau Hati? (Complete) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang