___________________________________
Satu minggu penuh berlalu, begitu juga ulangan akhir semesterpun ikut berlalu. Untuk kasus penculikan dan percobaan pemerkosaan yang dilakukan oleh Gina dan anak buahnya akhirnya selesai dengan cepat. mereka dihukum selama sepuluh tahun penjara. Itu cukup untuk membuat mereka jera.
Entah kenapa keadaan akhir-akhir ini juga berubah. Hidup Lyn berubah lebih berwarna sejak Alvin bersamanya. Cowok itu benar-benar menjaganya dengan baik. Bahkan kemanpun ia pergi, Alvin akan ikut. Kalau mau ke toilet harus ditemani Yeni atau nggak Nia. Cowok itu benar-benar menggunakan kekuasaannya dengan baik.
Selain itu gangguan Elsa tak ia rasakan. Elsa di kelas juga tampak adem ayem dan malah asik pacaran sama Erick. Dan ngomong-ngomong soal Erick, Lyn kini malah merasakan bentangan jarak diantara mereka makin melebar. Mungkin Erick sangat bahagia hingga melupakan dirinya. Tapi Lyn malah bersyukur karena Erick telah menemukan kebahagiaannya saat bersama Elsa, walaupun akhirnya harus mengorbankan persahabatan mereka.
"Vin, nanti kita ke rumah Erick ya, temenin aku ngucapin terima kasih sama dia? Aku belum ngucapin terima kasih sama dia yang udah nyelametin kita dari Gina? Ya ya ya?"
Alvin menoleh dan menatapnya jengah. "Aku udah bilang makasih sama dia. Kamu juga udah aku wakilin. Jadi kamu nggak perlu ngucapin lagi," jawabnya santai sembari menarik tasnya dari dalam laci meja. Berganti Lyn yang cemberut.
Tiba-tiba Sandy dan Denny mendekat dan menepuk bahu Alvin. Alvin menoleh, lalu Sandy dan Denny mengangguk kemudian berjalan keluar kelas terlebih dahulu. Alvin tersenyum senang, lalu menarik lengan Lyn agar ikut berdiri. Tindakan mendadak itu membuat Lyn kebingungan. "Ayo, ke lapangan futsal?"
Kening Lyn berkerut. "Bukannya hari ini bukan jadwal kamu latihan futsal ya?"
"Hari ini ada kok jadwalnya. Ayo!" ajak Alvin, kali ini tak menunggu jawaban Lyn, diseretnya cewek itu keluar kelas yang kini begitu lengang dan sepi sekali. Jelas sekali, bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu, pastinya semua kelas sekarang sudah kosong melompong.
Lapangan futsal dibuat indoor, jadi tidak takut jika terkena sinar matahari. Lapangan futsal letaknya di belakang gedung kelas dua belas. Tidak terlalu besar, tapi lebih luas daripada lapangan basket. Dibukanya pintu utama lapangan futsal, suasana lengang menyambut mereka. Kening Lyn lagi-lagi berkerut.
"Kok nggak ada orang?"
"Mungkin lagi pada ganti seragam. Aku ke ruang ganti dulu. Kamu duduk di sana aja." telunjuk Alvin mengarah pada tribun yang menghadap ke lapangan. Lyn hanya mengangguk. Alvin berjalan menuju ruang ganti, Lyn berjalan melewati tengah-tengah lapangan menuju ke tribun. Tumben sekali sepi begini. Padahal kalau tiap anak futsal lagi latihan, tribun itu tak pernah kosong melompong seperti saat ini. Tapi kali ini lengang dan kosong. Membuat Lyn sendiri jadi takut.
Ia memilih duduk di bangku paling bawah. Matanya menyapu seluruh ruangan besar itu. jika dirinya berteriak, suaranya akan menggema. Ingin mencoba, tapi dirinya sadar masih ada Alvin dan teman-temannya yang sedang ganti baju. Bisa dikira gila nanti dirinya berteriak nggak jelas.
Beberapa menit berlalu, tapi tanda-tanda Alvin dan teman-temannya keluar dari ruang ganti sama sekali tak ada. Lyn melirik jam tangannya. Hampir sepuluh menit dirinya duduk sendirian disini. apa Alvin sedang mengerjainya? Tidak mungkin Alvin melakukannya.
Tiba-tiba suara musik terdengar dari pengeras suara. Lyn makin bingung. Keningnya berkerut. Pikirannya mulai kemana-mana. 'Siapa yang muterin musik sih? Apa jangan-jangan hantu? Hiiii... nggak-nggak mungkin. Positive thinking Lyn. Mana mungkin makhluk halus gitu bisa nyalain musik.'
Tiba-tiba dari arah ruang ganti tujuh orang keluar. Berlarian menuju ke tengah lapangan. tapi bukan itu yang membuat mulut Lyn ternganga dan mata melotot. Hanya saja, pakaian yang orang-orang itu kenakan yang tak biasa. Bukan seragam khas anak futsal, kali ini mereka terlihat mirip boyband-boyband, tak sampai berlebihan. Kaos santai dengan warna yang berbeda-beda, rambut yang dibuat berbagai macam model, dari rambut ala Justin Bieber waktu jaman masih nyanyi lagu Baby, rambut model jambul, atau berponi mangkok sampai poni miring—bukan ala Andika Kangen Band itu. Dan celana jeans ketat. Satu hal yang kompak, sepatu mereka sama semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jantung Atau Hati? (Complete) ✔
Ficțiune adolescențiHai cinta... Tahukah kamu ada banyak jenis luka di dunia ini? Tapi, tahukah kamu dimana luka tak dapat disembuhkan? Tahukah kamu bagaimana cara menyembuhkan luka itu? Lalu, tahukah kamu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyembuhkan lu...