Little Story About Her (Jantung Atau Hati Side Story)

1.1K 50 0
                                    

(Bagian Pertama)

___________

Aku mengaduk capucinno-ku yang masih dengan asap yang mengepul. Sesekali aku mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru cafe yang aku datangi. Hari ini cafe tak terlalu ramai seperti biasanya. Hanya ada dua atau tiga meja yang terisi belum termasuk meja yang ku tempati.

Tapi aku suka suasana seperti ini. Nyaman dan tenang. Tak ada kegaduhan yang bisa bikin orang pusing mendengarnya atau kesusahan mendapatkan meja dan tempat duduk. Kali ini aku malah bebas memilih meja mana yang bisa aku tempati. Dan sekarang disinilah aku, di pojokan cafe "High" yang tak jauh dari sekolah. Ku arahkan pandanganku pada luar jendela kafe. Hari ini agak mendung. Yeah, sebentar lagi pasti akan hujan.

Cangkir ku angkat, didekatkan pada bibirku. Menyesapnya perlahan, seakan ingin ku hayati tiap tetes campuran kopi dan krimer itu. Manis, namun sedikit pahit dari kopi. Namun sayang, manisnya hidupku tak semanis capucinno ini. Aku tertawa hambar tanpa suara. Mentertawakan hidupku yang mirip seperti neraka. Hahaha! Aku bilang seperti neraka? Apa kalian berfikir aku pernah ke tempat yang menurutku tak nyata itu? Tidak tidak. Aku hanya sedikit meng-hiperbolis kata-kataku. Tapi hidupku memang sudah kacau. Yeah sangat kacau. Kedua orang tuaku yang mirip kucing dan anjing, membuat rumah seperti bukan rumah. piring, vas, dan perabotan rumah lainnya seakan menjadi barang yang paling aku kasihani karena menjadi pelampiasan pertengkaran mereka. Tak sadarkah aku, putri mereka satu-satunya butuh belaian kasih sayang dan perlindungan mereka?

Lagi-lagi aku kembali tertawa. Tak ku pedulikan orang lain yang menganggapku gila, aku tak peduli. Cafe saja sepi gini, memang tak boleh ketawa sendirian?

Ku letakkan cangkir pada tempatnya. Tiada henti indera penglihatanku menatap capucinno di cangkirku yang tinggal setengah. Aku tak bisa menangis, airmataku sudah kering sejak satu tahun yang lalu.

Drrrt drrtt drrrt

Ku rasakan meja depanku bergetar karena handphone yang ku letakkan di atas meja bergetar tanda pesan masuk. Ku raih benda tipis itu dan membuka kuncinya yang sengaja aku password agar tak ada tangan-tangan jahil yang membukanya. Walaupun di dalamnya tidak ada hal yang berbau rahasia. Hanya foto-foto bersama teman-temanku dan satu folder penuh dengan foto seseorang. Foto seseorang yang diam-diam aku ambil tanpa sepengetahuannya. Bahkan wallpaper-ku foto dirinya.

Aku baru sadar, niat awalku ingin membuka pesan. Nanti saja ya membahas sosok itu? sebuah pesan dari Vega, mengajakku nanti malam datang ke rumahnya untuk berpesta. Aku menghela nafasku. Malas sekali sebenarnya hari ini. Segera ku balas SMS dari Vega, karena hari ini aku tidak ikut.

Kuletakkan handphone di atas meja. Aku yakin Vega pasti sebal padaku, tapi aku benar-benar malas hari ini. Karena aku butuh kesendirian ini. Sendiri untuk tenangkan pikiranku. Kurasakan lagi getaran dari handphoneku, tapi kali ini berbeda. Sebuah panggilan masuk.

"Halo... Sorry gue nggak bisa.. Ck, males gue.. Kapan-kapan aja... Ada si Jake?... Titip salam aja deh buat dia. Sorry ya gue nggak bisa dateng... Oke." Ku tutup telfonku dengan Mega. Yup! Yang menelfonku tadi adalah Mega. Sama dengan Vega, Mega ingin mengajakku ke pesta nanti malam. Apalagi ada Jake. Huhh... apa aku nyesel nolak ajakan mereka ya?

Oh iya, Jake, Jake Owen, cowok asal Amerika, sepupu Vega dari ibunya yang campuran Indo-Amerika itu pulang ke sini. Cowok yang berbeda umur dua tahun denganku itu sedang libur selama satu bulan. Jake itu orangnya baik, lucu dan tampan. Aku menyukainya. Tekankan! Aku hanya menyukainya bukan berarti cinta. Sikapnya yang ramah membuatku senang berada di dekatnya.

Sebenarnya sih dia pernah menembakku. Dulu. Sangat dulu. Waktu aku akan masuk ke SMA dan dia pindah ke Amerika ikut dengan ibunya karena mendapat tugas dari kantornya untuk mengelola perusahaan properti terbesar di dunia itu. Dan juga Jake lolos tes untuk berkuliah di universitas yang terkenal itu. Dia menyatakan cintanya sehari sebelum dia berangkat ke Amerika. Namun aku tak menjawab tepatnya aku gantung. Aku nggak cinta sama dia karena saat itu Alvin yang lebih dulu berhasil merebut hatiku.

Jantung Atau Hati? (Complete) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang