EXTRA PART : Ekspektasi

1.6K 51 3
                                    

JANTUNG ATAU HATI?

"Ketika cinta tak berpihak kepadaku..."

(EXTRA PART)

#Ekspektasi

#*#*#*#*#*#

"Satu sekolah!"

"Enggak! Harus terpisah!"

"Biar Abang bisa jagain adik!"

"Enggak. Kamu mau mereka bikin masalah lagi?"

"Tapi kali ini pasti mereka nggak bakalan bikin rusuh lagi. Percaya deh."

"Sekali enggak, tetep enggak Lyn!"

"Plis, Al."

Dua orang itu masih sibuk berdebat. Sedangkan dua remaja di depan mereka hanya memutar kedua mata mereka dengan malas. Dua orang dewasa yang berdebat di depan mereka adalah orang tua mereka. Tiap hari memang begitu, tapi itu tak berlangsung lama. Nggak lama juga mereka bakalan baikan sendiri.

"Bang, gue bosen ngeliat mereka berantem, terus baikan lagi. Diapain kek biar damai gitu?"

"Alah, entar juga baikan sendiri, Ram. Kamu liat aja dulu."

Rama menatap kedua orang tuanya lagi. Kali ini sang mama terlihat menangis. Sedangkan papa mereka tengah memeluk sang istri. Rama mendengus. Pandangannya beralih pada Raka, sang kakak yang serupa dengannya asik dengan game Mobile Legend di ponsel pintarnya.

"Apa enaknya kita pisah sekolah aja, Bang?"

"Tapi kan enakan satu sekolah aja, Ram. Kasihan mama nanti kalo ngambil rapot kita masa harus pindah sekolah. Papa juga kadang belum tentu ada di rumah karena sibuk di perusahaan."

"Iya juga sih." Rama menyenderkan punggungnya pada sandaran sofa, kedua tangannya memeluk bantal sofa.

"Salah abang juga sih? Kalo Abang nggak ngajak tuker posisi kayak kemaren-kemaren juga, nggak bakalan runyam."

"Yeee... Itu kan juga salah lo. Akting lo jadi gue ternyata jelek banget. Buruan gih, ikutan sekolah akting biar bisa akting kayak gue?"

"Ogah. Lagian gue udah nggak mau lagi tukeran posisi kayak kemaren-kemaren. Males. Sampek kelas dikerubutin cewek-cewek. Di kantin juga sama, bikin gerah tau nggak," omel Rama yang mendapatkan tawa mengejek dari Raka.

"Lo kan udah tau gue itu Raja. Ganteng parah gini yang pasti banyak fans-nya dongg!"

Rama berpura-pura muntah mendengar kata-kata kembarannya itu. Rama akui emang, Raka emang ganteng, yeah serupa lah pokoknya dengan dirinya. Hanya saja Rama sendiri memakai kacamata-Cuma hiasan saja sih-sedangkan abangnya itu tidak. Mungkin karena memakai kacamata akhirnya juga sedikit menutupi ketampanan yang ia miliki. Mereka memiliki potongan rambut yang sama, hanya saja belahan rambut mereka yang berbeda. Jika Raka di kiri, maka Rama di kanan. Itu pun atas perintah nyonya besar-alias mama mereka-supaya mereka mudah dikenali.

Pernah sekali mereka mencoba mengecoh sang mama dengan membuat belahan rambut sama yaitu di kanan dan Rama melepas kacamatanya. Tetapi mereka berdua tak menyangka mama mereka masih bisa mengenali mereka. Saat itu mamanya mengatakan, "kalian emang serupa. Wajah kalian sama-sama tampan, rambut kalian buat sama, tinggi dan fisik kalian sama. Tapi satu hal yang membuat kalian berbeda.. Yaitu bola mata kalian."

Saat itu keduanya langsung berpandangan dan saling menatap mata mereka. "Kalo Abang matanya mirip papa dan mama, cokelat gelap. Tapi kalau adek hitam legam. Hampir mirip memang, tapi kalau diperhatikan lebih detail lagi akan lebih jelas perbedaannya."

Dan rencana untuk mengerjai pun gagal. Raka dan Rama merasa takjub dengan keakuratan mamanya dalam menebak. The power of Ibuk. Ibu memang tahu segalanya tentang kita. Hal sekecil apapun itu.

Jantung Atau Hati? (Complete) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang