Sepuluh : Apologize

1K 62 2
                                    

**************

"Erick, main itu dong? Aku pengen boneka itu?" ujar Elsa seraya menarik-narik lengan Erick agar mau menuruti keinginannya. Erick hanya menurut dan mau tak mau menuruti keinginan cewek itu menuju ke stand permainan.

Kini keduanya berdiri di depan stand permainan tembak ikan. Sebuah boneka beruang besar berwarna pink diletakkan di atas meja yang berisi hadiah-hadiah lainnya menjadi pusat perhatian keduanya.

"Kamu mau boneka itu?"

Kepala Elsa terangguk meng-iya-kan. Wajahnya terlihat seperti anak kecil yang menginginkan permen. Erick pun tersenyum. Elsa mengalihkan pandangannya berkeliling memandangi sekitarnya yang begitu ramai. Banyak sekali orang tua yang mengajak anak mereka bermain disini. ada komedi putar, bianglala, kora-kora, kereta api kecil dan masih banyak lagi permainan yang diperuntukan anak kecil.

Hingga matanya menangkap sesuatu. Menyipit saat melihat dua orang yang tak asing baginya. Kedua orang itu terlihat bahagia dengan tangan saling bergandengan. Tertawa bersama dengan sebuah permen kapas diantara mereka.

"Els," panggil Erick saat menyadari cewek disampingnya diam. Menoleh ke samping, mendapati cewek itu tengah memperhatikan sesuatu. Diikutinya arah pandangan Elsa, hingga ia juga terkejut saat melihat dua orang yang kini menjadi perhatiannya saat ini.

"Lyn kita main itu yuk? Lumayan bisa dapet hadiah," ajak Alvin menuju stand yang Elsa dan Erick datangi. Lyn mengangguk, sepertinya belum menyadari keberadaan Elsa dan Erick disana. Keduanya berjalan dengan tangan yang masih bergandengan.

"Eh. Hai! Kalian disini juga?" sapa Alvin berpura-pura terkejut. Diberikannya senyuman sinis ke arah mantan kekasihnya dan sang rival. Tangan Erick terkepal kuat, saat melihat kedekatan sang sahabat dengan Alvin.

Lyn mengalihkan pandangan ke arah orang yang disapa cowok itu. Sedetik kemudian kedua matanya terbelalak melihat Erick dan Elsa, terutama Elsa yang menatapnya tajam dengan sorot tak suka. Ada rasa sakit didadanya, saat melihat lengan Elsa yang mengalung indah di lengan Erick. Ya Tuhan! Kenapa harus bertemu mereka disini? Keluhnya dalam hati.

"H-hai.. Erick, Elsa," sapanya lirih ke arah sepasang 'calon' kekasih itu. Senyuman terpaksa ia arahkan pada keduanya, tak ingin terlihat menyedihkan saat ini.

Erick dan Elsa sama sekali tak membalas. Seperti malas berdebat, Erick memilih fokus ke arah penjaga stand permainan tembak ikan. Dirogohnya saku celana mengeluarkan dompet dan mengambil beberapa uang untuk membayar.

Penjaga itu memberikan sebuah pistol air untuk menembak ikan-ikan yang digerakkan oleh mesin. "Jika nanti kamu bisa menembak ikan yang berwarna merah sebanyak-banyaknya, kamu bisa mendapatkan boneka itu," ujar si penjaga stand itu seraya menunjuk ke boneka beruang pink besar. Erick mengerti. Lalu ikan-ikan itu bergerak cukup cepat. Sepertinya sulit tetapi tak apa, ia akan mencoba.

"Ayo Erick! Semangat!" teriak Elsa kegirangan mirip cheerleader yang sedang menyemangati tim basket yang akan bertanding. Erick tersenyum lalu mulai fokus ke ikan-ikan berwarna gold bergerak.

Satu.. Dua.. Tiga..

Satu merah.. Dua merah... Tiga merah..

Keempat orang lainnya terlihat serius menonton aksi Erick yang menembak ikan-ikan itu yang cukup banyak walaupun ada yang meleset. Erick terlihat jago bermain tembak-tembakan seperti ini. Pada akhirnya, pistol air itu kehabisan air menandakan permainan Erick selesai. Penjaga stand itu berdecak kagum.

"Hebat! Skor kamu ikan emas 7 dan merah 6!" kata penjaga itu senang. "Selamat! Kamu mendapat-"

"Tunggu!" suara Alvin langsung memotong kata penjaga stand itu dan membuat yang lainnya menoleh ke arahnya heran. Ia maju dan membuka dompet, mengeluarkan uang dan diberikan pada penjaga stand itu. "Aku juga main. Berikan pistolnya," lanjutnya meminta pistol air. Lyn menatap Alvin tak percaya.

Jantung Atau Hati? (Complete) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang