Lima belas : Lost and Find

1K 64 1
                                    

"And if you lost your way

I will keep you safe

We'll open up all the world inside

I see it come alive tonight

I will keep you safe..."

(Westlife - Safe)

_______________________

Kepala Denny menoleh ke kanan-kiri. Tangannya bergerak untuk mengambil yang ada di depannya, tapi diurungkannya. Beralih pada wadah selanjutnya. Lalu berfikir lagi. 'Yang ini? Atau yang tadi?' batinnya bertanya. Ia kembali memandangi wadah pertama. Otaknya kembali berpikir keras. Ini pilihan yang amat sangat berat baginya. Keduanya sama-sama ia sukai, tapi dirinya ingin memilih salah satunya.

"Den! Lo lama banget sih! Lo tuh tinggal milih lauk bukan milih calon istri?!" dumel Sandy yang berdiri di belakang Denny. Cowok itu sudah habis rasa sabarnya akibat rasa lapar yang tak tertahankan. Piring berisi Nasi yang dibawanya dipegang erat takut jatuh jika ia lengah sedikit.

"Lo nggak tau sih gimana dilemanya gue? Ini lebih dari sekedar milih pacar atau istri! Dua-duanya favorit gue, Sand. Yang satu ayam bakar pedas manis, terus yang satunya ayam krispi super pedas? Gue nggak bisa milih salah satu?" ucap Denny dengan memasang wajah galau dan bingung. Kedua indra penglihatannya tak lepas dari dua makanan favoritnya. Tangan Sandy yang bebas bergerak mengelus dada berkali-kali merapalkan kata sabar berkali-kali, berharap emosinya tidak naik dan menahan keinginan untuk memukul kepala Denny dengan piring yang dibawanya.

"Udah deh! Buruaaan! Lo nyadar nggak sih yang antri udah banyak, Den!" ujar Sandy gemas karena heran plus bingung dengan perilaku absurd Denny. Sedangkan Denny yang mendengarnya cuma berdecak sambil geleng-geleng kepala. Tak percaya dengan kata-kata Sandy. matanya masih bercokol pada dua lauk yang sama-sama berbahan ayam.

"Nggak usah boongin gue, San. Gue tahu itu cuma akal-akalan lo biar gue cepet-cepet nyingkir dari sini kan?"

Dengan gemas dijitaknya kepala Denny bikin si empunya kepala langsung menoleh dengan wajah super bete. Alangkah terkejutnya saat melihat sekitar lima atau enam orang yang berdiri di belakangnya termasuk Sandy. Ada dua orang ibu-ibu—satunya ngegendong anak yang nangis kejer—menatapnya horor, dua orang bapak-bapak berseragam polisi juga memandangnya galak kayak mau nangkep dia terus dimasukin ke penjara dan berdiri dipalng belakang sepasang cewek-cowok berseragam putih abu-abu tampak tak peduli dan asik bermesraan.

Sebuah cengiran khas Denny tercipta di bibirnya. Sadar kalau Sandy sama sekali tak berbohong padanya. "Hehehe... Sorry. Sorry. Gue nggak tau," ucapnya pada orang-orang di belakangnya pelan. Ia segera berhadapan mbak-mbak yang berdiri di balik meja yang penuh dengan lauk yang memandangnya illfeel dan memendam emosi. Segera telunjuknya mengarah pada pilihannya yaitu ayam bakar pedes manis.

Ia segera menuju ke meja yang sudah dipesan Sandy. Ngomong-ngomong kali ini dirinya dan Sandy lagi berada di sebuah rumah makan. Hanya rumah makan biasa, tapi jangan ditanya, makanan-makanan di sana juara. Sepulang dari sekolah, keduanya memilih pergi ke rumah Denny dan mampir dulu ke rumah makan yang tak jauh dari rumah Denny.

Senyum Denny merekah. Ada tumis kangkung, sambal tomat dan ayam bakar pedes manis. Tak lama ia duduk di kursi, seorang pelayan restoran datang membawa nampan, diatasnya ada dua buah gelas besar berisi es teh, pesanan mereka berdua.

Sandy duduk berhadapan dengannya setelah si pelayan pergi. Cowok itu tak banyak makannya. Hanya nasi, ayam krispi super pedas dan sambal tomat. Sandy segera menyendokkan makanannya karena rasa lapar yang tak tertahankan. Denny pun begitu.

Jantung Atau Hati? (Complete) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang