Part 22

1.8K 16 0
                                    

Suatu ide muncul di otak Chillo. Ia mengambil teleponnya, lalu menghubungi nomor bawahannya. "Tolong carikan data tentang anak dari Fanella Tratiana Mulyadi" kata Chillo.

"Baik tuan"

"Datanya kirimkan ke email saja!" titah Chillo lagi. Lalu ia memutus hubungan telepon begitu saja.

Keesokan harinya, Chillo sudah mendapat informasi lengkap dari bawahannya.

Nama : Arkello Trazio Juanda
TTL : Rumah Sakit Bersalin Ibu dan Anak, 7 Oktober 2013 pukul 8.03 pagi

Nama : Arkelly Trazia Juanda
TTL : Rumah Sakit Bersalin Ibu dan Anak, 7 Oktober 2013 pukul 8.13 pagi

Chillo yang membacanya pun tersenyum lebar. Ia telah menemukan hidupnya!

---

"Selamat pagi, den Chillo" sapa Bibik yang menjaga rumah Nella.

"Kelly sama Kello dimana, ya Bik?" tanya Chillo berusaha ramah.

"Mereka sedang bermain di ruang bermain"

"Baiklah saya kesana" Lalu Chillo menuju ruang bermain anak-anaknya.

Dari jauh ia melihat kedua anaknya yang imut itu sedang bermain, hatinya seakan sesak melihat kedua anaknya sedang bermain sendiri.

Ia menatap ke sekeliling, untung saja Nella membuat ruang bermain yang cukup aman bagi mereka!

"Heii" sapa Chillo lembut.

Kedua anaknya yang awalnya tertawa langsung terdiam. Mungkin mereka sadar bahwa lelaki besar di hadapannya adalah lelaki monster yang kemarin mengaum.

"Ini papa, sayang" kata Chillo lembut. "Pa-paa.." ejanya lagi.

Kedua anaknya pun berangsur-angsur mendekat. Mata Kello membulat menatap Chillo, "Pppa-ppahh" ujarnya.

"Iya sayang, papa" kata Chillo sambil tersenyum bahagia.

"Maaf tuan, barang si kembar sudah siap" kata baby sitter Kelly-Kello.

"Trimakasih," balas Chillo.

Ia pun mulai menggendong kedua anaknya, dan membawa mereka ke mobil yang akan menuju suatu tempat yang tidak mungkin Nella ketahui.

---

"Bik, kemana si kembar, ya?" tanya Nella heran karena tidak menemukan kedua anaknya dimanapun.

"Lah, kan tuan Chillo membawanya. Saya kira sudah ijin sama nyonya" balas Bibik.

Nella shock, anak-anaknya menghilang. Ia terduduk lemas di sofa, tubuhnya mematung dengan pandangan kosong. Sebulir air mata perlahan jatuh menyusuri pipi mulusnya.

Apa yang harus aku lakukan?

Drrt...Drrt...
Ia pun mengambil HP-nya yang berbunyi menandakan pesan masuk.

Chillo : Kedua anakMU ku bawa pergi agar kau tau rasanya menjadi aku, tidak bisa bertemu dengan darah daging sendiri selama 2 tahun lebih!

Nella semakin lemas. Ia tahu itu salahnya karena tidak memberitahukan Chillo perihal anaknya itu. Ia tidak tahu harus apa.

---

"Hai sayang!" sapa lembut Chillo.

"Ppapahh!" teriak keduanya lalu tertawa. Kedua anaknya sudah bisa berjalan walau tidak terlalu lancar, namun ia yakin dalam waktu dekat mereka berdua akan bisa.

Jika ditanya bagaimana perasaannya saat ini, ia akan menjawab "Aku tidak bahagia" karena sang pemilik hatinya belum membalas cintanya.

"Tenang aja, papa bakal dapetin mama kamu!" seru Chillo sambil membelai anaknya.

"Mamaahh" oceh si sulung.

---

"Selamat siang, Bik" sapa Aren. Kini ia datang bersama Osta, Sera dan Jerson.

"Siang, mau bertemu siapa ya?" balas Bibik.

"Saya mau ketemu Nella. Saya Aren, sahabatnya Nella dulu" jawab Aren.

"Oh, silahkan, nyonya Nella ada di kamarnya, dari kemarin belum keluar" balas Bibik.

Keempatnya memasuki kamar Nella. Sungguh, ini di luar bayangan mereka.

Kamar berantakan, sampah tissue berceceran, dan beberapa hiasan pecah. Si pemilik kamar meringkuk di pinggiran sambil membawa foto dua anak kecil laki-perempuan.

"Nell..." panggil Aren. Nella masih tidak merespon. Hampir mirip seperti Chillo saat ditinggal Nella.

"Nella..." kata Aren lalu mendatangi Sera.

"Mereka pergi... Bajingan itu membawanya..." racau Nella. Kini mereka tahu. Si kembar telah dibawa kabur oleh ayahnya sendiri.

Jerson membuka HP-nya, menuliskan pesan untuk Chillo.

Jerson : Jujur aja lo adalah mahkluk paling bejad yg gue kenal!
Chillo : Itu semua jg salah dia!
Jerson : Lo ga tau gimana dia sekarang!
Chillo : Dia jg ga tau gimana gue dulu!
Jerson : Masa lalu ga usah diungkit terus, Man!
Chillo : Gue telpon lo, kasihkan ke Nella!

Tak lama kemudian sambungan telepon menunjukkan caller Chillo. Ia mengangkatnya, "hallo" sapa Jerson.

Jerson pun mendatangi Nella, lalu memberikan HP-nya. "Chillo mau ngomong"

Nella memegang HP milik Jerson, lalu menempelkan ke telinganya. "D-dimana a-anak-anakku?" lirih Nella.

Hati Chillo serasa teriris mendengar nada kerinduan dan lemas dari Nella. Apa aku terlalu kejam?

"Mereka aman sama aku," balas Chillo datar.

"To-tolong... Jangan ambil mereka! Mereka alasan aku hidup sampai sekarang..." kata Nella memohon.

"Mereka alasan aku hidup juga. Sekarang kamu datang ke apartemenku, biarin keempat sahabat kita yang nganterin kamu" balas Chillo.

Sambungan tertutup begitu saja, Nella menghela nafas panjang. "Anterin aku ke apartemennya Chillo" lirih Nella.

Apa yang sebenarnya di pikiran Chillo?

---

"Maaf tuan, di bawah ada tamu" kata pembantu Chillo. Chillo turun membawa kedua anaknya, ia terkejut mengetahui bahwa sahabatnya akan datang secepat ini.

"Mmmamahhh!" seru kedua anaknya.

Nella yang semula duduk di sofa langsung menghambur menuju kedua anaknya yang berada di gandengan Chillo.

"Mama rindu kalian!" lirih Nella.

"Ndduhh?" gumam Kelly, lalu tertawa.

"Iya sayang, rin-du" balas Nella.

Chillo berdeham, berusaha menyadarkan Nella bahwa disana masih banyak orang lain. "Aku cuman mau ngomong sama kamu, jangan terlalu bersenang diri untuk sekarang!" kata Chillo datar.

"Baiklah" kata Nella suram.

Mereka disana bermain selama 3 jam lebih. Mereka yang dimaksud adalah 4 anak kecil yang sedang bercengkerama. Sementara para dewasa sibuk ngobrol, hanya Nella yang sedari tadi diam saja seolah sedang memikirkan sesuatu.

Tak lama kemudian, ia berdiri, menghampiri Chillo. "We need to talk," kata Nella lalu mengajak Chillo.

Sampai di taman belakang yang sepi, Nella langsung melepaskan tangan Chillo. Sesaat Chillo merasa kehilangan, tangan Nella begitu hangat dan halus.

"Aku akan kasih Kelly-Kello ke kamu, tapi dengan syarat!" kata Nella.

"Apa?"

"Bisakah aku tinggal selama tiga hari disini? Aku ingin membuat tiga hari spesial untuk kedua anakku" pinta Nella.

"Baiklah" balas Chillo.

---

Hope.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang