Part 14

417 14 0
                                    

Nella terbahak mendengar curhatan Chillo tentang sikap Berta kemarin. "Haha, gila, tante Berta makin gahool aja!" kata Nella di sela-sela tawanya.

"Terus aja lo ledekin gue!" ketus Chillo sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ish, muka lo nggak cocok banget!" balas Nella lalu menjulurkan lidah.

"Biar!" ketus Chillo.

Nella terkekeh, "mungkin bentar lagi bakalan banyak perkataan menuntut dari enyak lo!" katanya. "Chillo, kapan ya mama lihat Chillo junior? Chillo, kapan status di KTP kamu jadi menikah? Chillo, kapan ya mama bisa nyium bau bayi waktu dateng ke apartemen kamu?" kata Nella dengan nada khas tante Berta.

"Terusin aja sampe bodo!" ketus Chillo.

"Ampun-ampun... Jarang bisa godain dirimu sih!" kata Nella yang masih belum bisa menghentikan tawanya.

---

"Bro, lu ajak siapa ke kawinan gue?" tanya Jerson saat mereka berdua bertemu.

"Gue ajak Nella pastinya" jawab Chillo enteng.

"Bukannya lo pacaran ama Rasti yang genit abis itu?" tanya Jerson heran.

"Udah putus" jawab Chillo datar.

"Ck, serem abis lu!" cibir Jerson.

"Btw, gue kemarin ketemu Osta!" kata Chillo.

"Itu mah gue udah ketemu dari kemarin" balas Jerson.

Pintu ruang kerja Jerson terbuka dan muncullah yang barusaja digosipkan. "Oii!" katanya.

"Ngomongin gue ya?" tanya Osta dengan nada menggoda.

"Njir, macam lesbi saja diriku!" gumam Chillo.

"Aih, kau nih bukan lesbi lah, tapi kau cabe! Chilli!" gurau Jerson, mengingatkan Chillo akan asal-usul namanya. Tawa dari kedua temannya membahana di seluruh sudut ruangan itu.

"Btw, gue kok nggak liat Sera?" tanya Osta.

"Kan dia udah resign jadi skretaris gue," jawab Jerson.

"Ish, mentang-mentang mau jadi istri, disimpen terus di rumah" cibir Chillo.

"Iya dong, simpen di rumah, biar nggak capek, biar punya tenaga buat olahraga malem" kata Jerson sambil tergelak.

"Anjir, mesum lo!" balas Osta.

"Iya dong, kalo nggak mesum artinya kaga normal!" elak Jerson.

"Oh ya, gue juga udah baikan ama Aren, dan good newsnya gue udah jadian ama dia!" kata Osta dengan nada riang.

"Anjir, akhirnya cinta lama lo!" seru Chillo turut senang dengan berita itu.

"Iyalah, emang lo berubah-berubah!" balas Osta.

"Hidup itu dinikmati aja, sampe lo nemuin sesuatu yang buat lo kaga pernah bosen" kata Chillo.

"Btw, son... Kenapa lo nggak cuti? Ini udah seminggu kurang dari hari pernikahan lo?" tanya Osta.

"Gue cuman beresin beberapa tugas, tiga hari sebelum hari H, baru gue cuti" jawab Jerson.

"Anjir mepet bener!" seru Chillo.

"Biar dah, daripada sekarang gue cutinya, tambah bosen gue!" balas Jerson.

"Serah deh yang mau nikah!" balas Osta.

---

"Lo udah punya gaun buat ke pernikahannya Sera-Jerson?" tanya Chillo pada Nella.

"Gue punya butik, tenang aja" jawab Nella.

"Untung gue temen ceweknya kek lo, coba kek yang rempong, aih susahnya hidup gue!" gerutu Chillo.

"Kan, lo pasti beruntung punya teman macam aku gini" balas Nella.

Chillo mencibir, "aish, pedenya mbak,"

"Sekali-sekali" balas Nella.

Lalu keadaan kembali hening, Chillo menunggu sampai Nella selesai dengan pekerjaannya. "Udahh" kata Nella kemudian.

"Ke cafe yok!" ajak Chillo seperti ajakan bermain sewaktu kecil.

"Ayo dah!" balas Nella.

Mereka pun keluar dari kantor Nella, membawa perhatian banyak umat di kantor. Adakah yang lebih sempurna dari mereka?

---

"Mau pesan apa?" tanya mbak waiter dengan tampang genit. Tentu saja genit kepada Chillo.

"Eghh, apa?" bisik Chillo kepada Nella. Sungguh, ia sebenarnya tak kuasa menahan tawanya yang mungkin bisa menyembur kapan saja. Bayangkan jika dirimu disuguhi pemandangan wanita dengan alis tidak simetris, mungkin kamu juga akan menahan tawa mati-matian.

"Samain aja..." bisik Nella juga, dan ya, ia tahu juga tentang alis melenceng.

"Baik, saya pesan chicken steak 2, terus avocado juice 2" kata Chillo tapi tidak menatap si wanita waiter itu

"Oke, saya pesan yaa... Chicken steak 2 dan avocado juice" kata waiter dengan nada medhoknya. "Baik, silahkan ditunggu" kata waiter lagi.

Saat waiter itu pergi, Nella dan Chillo saling lirik, kemudian tawa keras menyembur dari mereka berdua. Hal itu membuat seluruh perhatian cafe hampir terarah kepada mereka. Banyak pasang mata menatap mereka, ada yang menatap kagum, ada yang menatap iri.

"Psstt... Kita diliatin" bisik Nella.

"Nggakpapa, biarin aja" bisik balik Chillo.

"Ya elo nggakpapa, lah gue apa-apa!" ketus Nella. Chillo terkekeh mendengar jawaban ketus Nella.

---

"Ehem..." deham Berta.

Chillo yang sedang berjalan dengan sempoyongan pun terkejut. Tidak, ia tidak mabuk, hanya pusing akibat tugas kantor yang semakin menumpuk. Itu semua demi sobatnya yang sebentar lagi akan melepas status freenya.

"Eh, mama" kata Chillo terkekeh.

"Eh, mama.." ulang Berta dengan jengkel. "Masih belum nemu pacar?" tanya Berta.

Chillo terbengong, "bukannya ditanyain anaknya udah makan, udah mandi, udah nafas apa belom... eh ini ditanyain pacarnya... dikira pacar itu nemplok di pohon kelapa gitu?" gerutu Chillo.

Berta melotot, "ish, kamu makin lama makin kurang ajar!" dengus Berta.

"Peace ma!" kata Chillo nyengir.

"Back to topic, kapan kamu nikah? Mama kesel deh tiap ke rumah omamu, tantemu koar-koar tentang cucu barunya itu!" gerutu Berta.

"Ish, mama, tenang, semua ada waktunya" balas Chillo.

"Ohh, tunggu mama sekarat?" tanya Berta kesal.

"Nggak gitu juga, Chillo cuman belum bisa nemuin yang cocok di hati. Nanti kalo buru-buru kan susah juga!" jawab Chillo.

"Terserah kamu deh! Mama kesel ngurusin kamu!" seru Berta.

---

"Ngapain lo kesini malem-malem?" tanya Nella heran. Ia sedang bersantai di kamarnya, namun Chillo tiba-tiba masuk dan mengganggu ketentramannya.

"Biarin deh, Nell.. gue lagi capek, habis ribut masalah jodoh lagi sama mama" gerutu Chillo.

"Ish, lagian susah amat suruh carik jodoh!" balas Nella.

"Ya emang susah, orang gue musti carik yang tepat biar nggak salah pilih. Seplayboy-playboynya gue, gue masih perjaka sama kek lo, dan gue juga nggak main-main sama namanya pernikahan. Gue cuman mau nikah sekali, yang kedua mah namanya kepepet" balas Chillo diplomatis.

"Ish, otak sengklek lu mah!" cibir Nella.

Hope.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang