Part 9

398 14 0
                                    

Kini mungkin tak ada lagi maaf untuk Chillo, kesekian kalinya ia terus mencoba bersabar menghadapi tingkah Chillo.

"Non, ada yang cari di depan" kata Surti.

"Siapa, bik?"

"Den Chillo," jawab Surti.

"Suruh dia pulang aja, saya nggak mau diganggu" balas Nella datar. Ia menutup pintunya rapat, lalu membaringkan tubuhnya di kasur empuknya.

Ia dapat dengar di bawah ada suara orang yang sedang berdebat, lalu terdengar bunyi orang sedang menaiki tangga. "Gue tau lo denger" kata Chillo cukup keras.

"Mungkin maaf dari gue masih belum cukup, gue cuman bisa bilang sorry tanpa mau merubah diri gue sendiri," kata Chillo, terdengar nada penyesalan dari suaranya.

"Tapi disini, gue mau minta maaf lagi ke lo. Gue bakal berubah, gue bakal lebih teges. Buat penjelasan lo tadi, gue bakal tanggepin. Pertama, lo itu sangat penting bagi gue, lo itu anggepannya kek sodara gue yang nggak bakal gue lepas. Untuk soal janji itu, sorry gue bener-bener lupa, karena waktu itu Rasti dateng ke kantor gue tiba-tiba"

"Intinya gue masih nunggu lo, soal pacar pura-pura, lo lebih dari itu, bahkan tanpa ada perjanjian itu, kita udah kek orang pacaran"

"Gue pulang, gue harap besok lo mau gue jemput" kata Chillo.

Apakah yang harus kulakukan?

---

Keesokan paginya, Chillo bersungguh-sungguh menjemput Nella. Bahkan telepon dari Rasti ia abaikan begitu saja.

"Nell, ayo dong, gue udah jemput lo ini!" seru Chillo.

Nella masih diam. Jujur saja ia bingung apa yang ingin ia lakukan saat ini. Sedari kemarin, tekadnya tidak akan memaafkan Chillo, namun tingkah manis Chillo membuatnya sedikit luluh.

Akhirnya ia memilih untuk mengikuti Chillo, masuk ke dalam mobil Chillo, dengan pintu yang tadi dibukakan oleh Chillo.

Sepanjang perjalanan tak ada yang berbicara, membuat Chillo sedikit bosan. "Ehm, Nell... Lo masih inget film yang dulu jadi proyek kita pas kelas 8?" tanya Chillo mencoba mencairkan suasana tegang yang menyelimuti mereka berdua.

"Gue udah lupa" jawab Nella datar.

Chillo mengerucutkan bibir sok imutnya itu, membuat Nella yang mencuri pandang ke Chillo jadi tersenyum samar.

"Oh, kalo gitu nonton yukk!" ajak Chillo kemudian.

"Ngapain nonton film nggak sampe 30menit?" tanya Nella dengan ketus.

"Ish, lo kan lupa. Jadi gue ingetin, persetan amat dengan durasi!" balas Chillo.

"Iya, kita nonton" putus Nella kemudian.

Sisa perjalanan singkat mereka, dihabiskan oleh lagu yang sengaja Nella putar untuk membuatnya sibuk.

"Nanti gue jemput!" kata Chillo lalu melajukan kendaraannya menuju perusahaannya sendiri.

---

Nella telah sampai di kantornya, kantor dalam arti butik sekaligus tempat ia mendesain semua hasil karyanya. Mengingat desain, ia ingat akan dress untuk Rasti.

Ia membuka HP-nya, mengirimkan pesan pada seseorang.

Nella : gue ga bisa buatin pesenan lo
Chillo : knp?
Nella : bny kerjaan di kantor!
Chillo : ok, gpp

Untung saja Chillo mau menerima alasan aneh-aneh milik Nella. Entah apa jadinya kalau Nella harus membuatkan dress untuk Rasti, untuk seseorang yang sebenarnya menjadi saingan Nella.

Hope.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang