Part 17

7.2K 18 0
                                    

"Aku kecewa sama kamu, tapi gimanapun kamu, aku tetep cinta sama kamu, jadi aku mau mengambil hak aku sekarang, aku mohon kamu nggak nolak!" kata Jerson tegas.

Setelah kejadian kemarin, Sera pun terus meminta maaf kepada Jerson. Ia hanya bercanda, ia bahkan tidak tahu akibat kejadian itu.

Malam panas yang tidak dibayangkan oleh Sera pun terjadi malam itu.

---

"Osta... Aku minta maaf!" seru Aren lirih.Osta tetap mendiaminya, tak berniat memaafkan, Bahkan menoleh pun tidak.

"Aku tau kamu marah sama aku, kamu boleh maki aku sepuas kamu, tapi please, jangan diem aja" lirih Aren.

Sebenarnya Osta tidak tega untuk mendiamkan Aren, namun ia merasa Aren sungguh kelewatan kemarin. Ia sudah hampir merasa jantungan mendengar desahan-desahan Aren, tapi nyatanya itu hanya keisengan Aren belaka.

"Ostaa..." Rajuk Aren kemudian. Sungguh, yang Aren inginkan sekarang adalah mendapat maaf dari Osta sendiri.

Tak lama kemudian, skretaris Osta datang. "Maaf Pak, sebentar lagi bapak akan meeting dengan perusahaan dari Korea" kata skretarisnya.

"Oke, saya akan segera berangkat" balas Osta. Si skretaris langsung meninggalkan Osta dan Aren.

Merasa tak ada kesempatan, Aren semakin menunduk. "Apa nggak ada kesempatan lagi buat aku?" tanyanya lirih dan Osta hanya diam. "Oke, aku bakalan balik nanti" kata Aren kemudian.

---

"Kamu udah bangun?" tanya Jerson.

Sera yang baru sadar dari tidurnya pun langsung bersemu merah. Ia tidak menyangka bahwa kini ia bukan lagi perawan bebas. Maksudnya tidak sebebas kemarin. Kini ia sudah membawa sperma milik Jerson kemanapun, mungkin kini sperma Jerson telah berenang menuju ovariumnya untuk membuahi si ovum.

"U-udah" jawab Sera dengan pipi bersemu.

Jerson terkekeh, "udah deh, ga usah malu, aku udah liat semuanya. Dan mungkin, semuanya itu udah terekam disini! bentuknya, lekuknya, besarnya, sempitnya" kata Jerson sambil menunjuk kepalanya.

"MESUM!!" Teriak Sera.

"Nggak ada larangan mesum sama istri sendiri" balas Jerson enteng.

"Ish!" cibir Sera. Ia masih menutupi tubuhnya dengan selimut tebal. Ia tidak mau menunjukkan bagian dadanya yang kini menegang karena ada Jerson juga terkena udara dingin AC.

Jerson tertawa kencang, "kamu nggak mandi?" tanya Jerson.

"Ini mau mandi" jawab Sera.

"Bisa bangun sendiri?" tanya Jerson dengan senyum menyeringai.

"Bi-bisa" jawab Sera.

"Seriuss?" tanya Jerson.

"Kalo nggak dicobak, mana tau!" balasnya. Sera pun menggerakkan badannya. Sakit! Itulah yang dirasakannya.

Jerson berdiri, tak mempedulikan tubuhnya yang masih telanjang. Ia menggendong Sera yang juga sama telanjangnya. "Kita nggak bakal cuman mandi" bisik Jerson sensual.

Sera hanya bisa merinding mendengarnya.

---

Nella terdiam di meja kerjanya. Sedari tadi tak henti-hentinya ia menatap layar handphonenya, berharap ada satu pesan dari Chillo yang mengkhawatirkannya atau apapun.

"Apa ia semarah itu?" tanya Nella pada dirinya sendiri.

Ia hanya bisa mengetuk-ngetukkan bolpoinnya pada meja. Ia sukses menjadi pengangguran sekarang, padahal ada dua bisnis yang ia kelola.

Hope.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang