Chillo pun mendekati Nella. Ia mengusap pipi Nella, "mana yang sakit?" tanyanya lembut. Nella hanya diam saja, membiarkan perlakuan Chillo yang seakan-akan mereka berpacaran.
"Nell, aku tau kamu masih marah sama aku. Tapi please, pentingin badan kamu, ini kamu luka semua!" kata Chillo. Memang selain menjambak, Rasti juga sempat mencakar wajah Nella.
"Tunggu, gue ambil P3K dulu" kata Chillo. Ia meninggalkan Nella yang sekarang terduduk lemas di kursi kebesarannya.
Setelah Chillo datang, Nella pun hanya diam karena ia masih terkejut dengan kehadiran Chillo, kehadiran pangerannya. Oh, bolehkah ia menyebut Chillo pangerannya?
"Gue obatin ya?" tanya Chillo. Nella hanya mengangguk.
Sedari tadi Nella menahan nafasnya. Jaraknya dengan Chillo membuat mereka bisa merasakan deru nafas masing-masing. Nella tahu kalau nafas Chillo kurang teratur. Nella pun tahu bahwa parfum yang digunakan Chillo adalah parfum yang dulu Chillo beli saat ia jalan-jalan bersama Nella.
Shit, kenapa melupakanmu begitu susah?
---
"Nell..." panggil Chillo.
Nella tetap menyelesaikan pekerjaannya. Ia hanya tidak mau Chillo menganggapnya remeh soal kemarin. Ia harus berusaha kuat."Nella..." panggil Chillo lagi. Namun, tidak mendapat jawaban dari Nella.
Chillo pun menarik nafas panjang, "Setidaknya lo tatap gue, meskipun kita nggak bisa jadi temen lagi!" kata Chillo.
Sejujurnya Nella tidak kuat. Sosok Chillo yang memohin tentu saja terbayang di wajahnya meskipun ia tidak melihat Chillo.
Bagaimana ini? batin Nella berteriak.
"Nella..." panggil Chillo.
Nella pun mendongakkan kepalanya menatap Chillo. Tersirat kesedihan disana, membuat Nella tersenyum miris. Tentu saja kesedihan kehilangan teman, bukan pacar atau gebetan!
"Oke, gue maafin lo. Tapi sampai kek gini terulang lagi, gue nggak bakal maafin lo. Kesabaran gue ada batasnya, Lo" kata Nella.
Chillo tersenyum riang. "Makasihhhh..." teriak Chillo lalu menyerbu Nella.
---
"Lo nggak mau makan siang?" tanya Chillo. Hubungan mereka sudah membaik. Mungkin memang terlalu cepat, namun akibat sudah lama berhubungan sebagai sahabat membuat mereka susah untuk bertengkar lama-lama.
"Bentar lagi!" balas Nella. Ia masih menyelesaikan beberapa berkas tanggungannya.
"Gue tunggu di sofa deh!" kata Chillo.
10 menit kemudian, Nella telah menyelesaikan berkasnya. "Oi, ayo!" ajak Nella.
Mereka berdua pun keluar dari kantor Nella. Banyak pasang mata yang menatap mereka dengan pandangan takjub. Menurut mereka, Nella-Chillo adalah pasangan yang sempurna, baik fisik dan otak mereka.
"Gue mau bawa lo ke suatu tempat!" ajak Chillo ketika mereka berada di mobil. Mereka semobil, karena tidak akan enak kalau mereka terpisah.
"Kemana?" tanya Nella.
"Resto yang baru gue temuin, gue mau nyobak disana, katanya lasagnanya enak" jawab Chillo. Lalu obrolan mereka berlanjut sampai ke topik-topik yang tak penting sekalipun.
Sesampainya di resto tersebut, Nella langsung menyukai desainnya. Baik interior maupun eksteriornya. "Darimana lo temuin tempat ini?" tanya Nella.
"Dari klien gue, kebetulan ini punyanya. Enak bener dapet diskon nih!" kata Chillo sambil mengacungkan kartu diskon 50%nya.
"Ck, udah kaya dapet diskon pula!" cibir Nella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope.
RomanceHidup itu simple, lahir-sekolah-kerja-menikah-punya keturunan-mati. Sesimple itu sebenernya. Tapi apa yang buat manusia hidup dengan emosi bermacam-macam? Kalau jatuh cinta itu coklat, seumur hidup gue nggak mau makan coklat -Nella Seneng-seneng it...