Part 8

408 15 0
                                    

"Nell, nanti gue jemput ya!" kata Chillo.

"Lo juga ngomong gitu kemarin, tapi apa? Lo sendiri lupa ama janji lo!" ketus Nella.

"Sorry-sorry. Gue lupa, kemarin Rasti datengin gue ke kantor, eh keasikan!" kata Chillo dengan nada menyesal.

Nella tersenyum sinis, "iya, lo keasikan sampe jadian!" sinisnya.

"Aduh, lo jangan marah dong. Gue kan minta maaf" kata Chillo dengan nada frustasinya.

"Udah gue maafin!" kata Nella.

"Asek! Oke, kalo gitu nanti sore gue janji jemput lo, gue juga bakal nraktir lo di cafe favorit kita berenam, yang deket rumah Aren dulu!" seru Chillo.

Nella hanya tersenyum, mencoba tak terlalu berharap, karena pada kenyataannya terlalu berharap akan membuat sakitnya lebih dalam.

---

"Nggak makan siang?" tanya si skretaris andalannya.

Nella menjawab, "lo pesenin gue aja, masakan jepang, lagi pengen nih".

"Ok" balas sekretaris itu.

Setelah sekretarisnya keluar dari ruangannya, seseorang masuk ke dalam ruangannya. "Lo udah makan siang?" tanya orang itu to-the-point. Siapa lagi, kalau bukan Chillo.

"Ini lagi pesen masakan Jepang" balas Nella cuek.

"Ah, padahal gue mau ajakin lo makan!" kata Chillo seolah tak terima.

"Ya udah, lain kali aja!Entar sore juga kita ketemu lagi, lo mau nraktir itu, jadi kan?" kata Nella.

"Iya, jadi" balas Chillo.

Nella bukannya tidak ingin bersama Chillo dalam jangka waktu lama. Ia hanya tidak mau perasaan ini tumbuh, seperti kanker yang semakin lama semakin membuat kita susah.

---

"Bu, Pak Chillo sudah datang," kabar Pak Satpam yang dimintai tolong oleh Nella.

"Oke, makasih Pak. Saya pulang dulu, selamat bertugas!" kata Nella memberikan senyum hangat.

"Makasih bu," balas satpam itu.

Nella pun keluar menuju mobil sport Chillo yang sudah terparkir manis di halaman depan. Nella memutari mobil masuk ke dalam pintu penumpang, tak ada adegan FTV seperti dibukakan pintu. Itu hanya dilakukan oleh orang yang saling cinta, bukan orang yang tidak seperti mereka berdua.

"Tumben kaga telat," kata Nella.

"Ish, lo kalo gue telat marah, nggak telat marah!" kata Chillo kesal.

Nella terkekeh, "bercanda!"

Mobil itu pun melaju melewati jalanan yang kebetulan cukup padat sore itu. Mungkin karena sekarang sedang dalam jam pulang kantor, jadi banyak sekali kendaraan berlalu-lalang seenak jidat.

"Gilak, macet parah!" keluh Chillo.

"Namanya juga kota besar!" balas Nella.

Mereka berdua saling ngobrol sambil mengusir rasa bosan dikala macet. Tak lupa pula, musik yang menjadi favorit mereka, dinyalakan dengan volume normal.

"Lo tau gimana kabar Jerson?" tanya Nella membuka topik.

Chillo mengangguk, "gue baru tau kalo Jerson udah balik dari London" kata Chillo.

"Trus, gimana Sera?" tanya Nella berharap mendapat sedikit informasi.

"Di-dia, nggak tau deh, biarin aja, kita tunggu undangan nikahnya!" jawab Chillo.

Hope.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang