Kini Nella sudah berada di rumah Chillo. Selama tiga hari ini, ia akan manfaatkan untuk kenangan terakhirnya. Ia sangat susah untuk melepaskan kedua anaknya, namun kini ia paham. Disinilah ia yang salah, seenaknya membawa kabur anaknya.
Ia yakin Chillo tidak sepenuhnya mencintainya. Maka dari itu ia membuat perjanjian, demi kedua anaknya.
Dimulai dari sore ini, sampai sore tiga hari yang akan datang.
"Maamaa..." oceh Kelly.
"Kenapa sayang?" tanya Nella lembut.
"Mam... Mamm..." ocehnya.
"Ohh, kamu mau makan, ayo kita makan! Anak mama udah laper rupanya!" kata Nella lalu menggendong Kelly.
Chillo yang menatap kejadian itu tersenyum lebar. Ia tidak sangka bahwa Nella telah menjadi ibu yang baik bagi kedua anaknya.
Keesokan harinya, Chillo sudah siap dengan kaos oblong favoritnya. Anak-anaknya sudah rapi dalam pakaian masing-masing. Mereka berempat akan berjalan-jalan ke taman bermain, melakukan apa yang biasanya dilakukan oleh keluarga normal lainnya.
"Ituuuuu tuhh!" oceh Kello.
"Ah, kamu mau naik itu?" tanya Chillo.
Kello mengangguk mantap. "Oke, ayo kita kesana!" seru Chillo.
Nella yang melihat itu pun tersenyum, setidaknya ia bahagia meninggalkan anaknya pada Chillo.
---
Tiga hari itu berlalu singkat. Kini sudah hari terakhir perjanjian itu. Besok, Nella akan pergi meninggalkan anaknya.
"Besok sudah hari terakhir, terima kasih karena kamu telah memberikan kesempatan" kata Nella. Ia sengaja mendatangi Chillo di kamarnya, untuk berterimakasih sekaligus merekam wajah Chillo yang mungkin akan lama tidak ia lihat.
"Hem," balas Chillo.
"Oh ya, aku tau kalo kamu mungkin sudah paham. Tapi aku cuman mau ingetin. Kello alergi ikan laut, sama kayak kamu. Terus Kelly suka makan nggak tepat waktu, jadi sehari bisa sampai lima kali. Terus susu anak-anak harus kamu kasih pagi-siang-sore-malem, mereka suka banget sama susu. Apa aku perlu men--" kata Nella terputus ksrena Chillo langsung melumat bibir Nella.
"Apa kamu tidak bisa memikirkanku? Sebentar saja. Kamu hanya menyimpan kenangan selama tiga hari bersama mereka, tapi untuk aku tidak... Aku mau sesuatu yang spesial" kata Chillo.
Ia pun melumat bibir Nella secara kasar. Segala perasaan tercurah pada lumatan itu. Kecewa-cinta-penyesalan? Mungkin saja.
Ciuman itu berlanjut, Nella masih tetap menikmatinya. Oke, jujur saja ia merindukan ciuman ini. Bahkan ia ingin mengulangi kejadian 3 tahun lalu, saat ia dan Chillo melakukan 'perkawinan'.
Ya, malam itu mereka mengulanginya. Dengan kesadaran ekstra dan nafsu maksimal.
---
Keesokan paginya, Chillo tidak bisa menemukan apapun. Ia hanya sendirian di kamar luasnya. Ia duduk di kasurnya, lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Terdapat surat di meja sebelah tempat tidurnya.
Ia membuka surat itu perlahan.
Hei, mungkin kalo kamu udah baca surat ini, artinya aku udah pergi. Ya, pergi sejauh-jauhnya dari kamu, dari kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope.
RomanceHidup itu simple, lahir-sekolah-kerja-menikah-punya keturunan-mati. Sesimple itu sebenernya. Tapi apa yang buat manusia hidup dengan emosi bermacam-macam? Kalau jatuh cinta itu coklat, seumur hidup gue nggak mau makan coklat -Nella Seneng-seneng it...