Part 11

379 17 1
                                    

Hanya kecewa yang menyelimuti perasaan Nella. Sedih? Siapa yang tidak sedih ketika sahabat menolak bantuan kita? Nella sudah mengikhlaskan Chillo, ia mencoba tabah membantu Chillo mencari jodoh untuk diperkenalkan pada mamanya.

Nella menjadi sering suka melamun, padahal sudah banyak pekerjaan yang sengaja ia ambil untuk menghilangkan waktu kosong. Namun sama saja!

Semua pekerjaan itu serasa ingin cepat meninggalkan dirinya, mengembalikan dirinya kepada keadaan ketika ia merenung.

Mungkin lagu milik Maia Estianty-Ingat Kamu sangat cocok bagi keadaan Nella.

Aku Mau Makan Kuingat Kamu
Aku Mau Tidur Juga Kuingat Kamu
Aku Mau Pergi Kuingat Kamu
Ooo Cinta Mengapa Semua Serba Kamu

Aku Sedang Bingung Kuingat Kamu
Aku Sedang Sedih Juga Ingat Kamu
Aku Sedang Bosan Kuingat Kamu
Ooo Cinta Inikah Bila Ku Jatuh
Jatuh Cinta ...

Namun Jatuh cinta ini menyakitkan, lihat saja tubuh Nella yang semakin menyusut. Mungkin kalau Aren melihatnya, ia akan berkomentar, "tubuh lo makin tirus!". Sedangkan Sera akan berkomentar, "tuh perut kok tipis bener?".

Nella tersenyum kecil mengingat ejekan temannya yang mungkin akan dilontarkan ketika melihat keadaannya sekarang.

Namun, kenyataannya, ia sekarang sendiri. Setelah Chillo meninggalkan ia seorang diri, dan membawa hati Nella ikut serta.

---

"Udah mau pulang, mbak Nella?" tanya pak satpam.

Nella tersenyum kecil, "iya pak, kebetulan saya bawa mobil" jawabnya.

"Oh, kalo gitu mari saya tinggal" balas Pak Satpam itu.

Nella berjalan menuju mobilnya yang sudah terparkir rapi di area khusus anggota direksi. Ia membuka pintu penumpang, namun ia belum mau berangkat.

Dalam hatinya dan suasana saat ini. Baginya semuanya berbeda, semua tampak kaku di dalam mobil ini. Sebenarnya bukan masalah mobil, tapi masalah Chillo yang biasanya menjemput Nella, lalu Nella yang biasanya duduk di bangku penumpang depan.

Namun semuanya itu hanya bisa menjadi 'biasanya' karena semua itu sudah berakhir saat ini.

Semua udah lewat! batin Nella. Ia pun segera menjalankan mobilnya, menuju salah satu cafe langganannya tempat ia menemukan inspirasi untuk gambar desainnya.

Nella memilih tempat yang cukup pojok, supaya tidak mengganggu hasil karyanya ini. Pesanannya sudah datang 10 menit yang lalu, dan Nella belum memakannya sama sekali.

Entah kenapa ia lebih memilih desainnya daripada makanan menggiurkan, favoritnya dan Chillo.

Ting... Ting...
Bel tanda pengunjung datang berbunyi, Nella pun tidak tertarik untuk melihat siapa yang datang, karena memang ia sudah memutuskan urat pedulinya.

Ia sudah lelah bersikap peduli pada Chillo, yang membuatnya jadi malas untuk peduli pada sesama yang lain.

---

"Sayang, makan yukk!" ajak Rasti. Hubungan mereka masih tetap berlanjut, meskipun Nella akhirnya pergi meninggalkan Chillo.

"Nggh, sorry, aku masih banyak urusan, gimana kalo besok-besok aja?" balas Chillo. Rasti cemberut mendengar jawaban Chillo.

"Hei, besok-besok masih banyak waktu kan?" bujuk Chillo.

"Hm," balas Rasti. Kendaraan mereka sedang menuju kediaman Rasti.

"Bye," kata Rasti setelah mobil Chillo sampai di depan rumah megahnya.

"Bye!" balas Chillo, lalu ia melajukan kendaraannya secepat kilat. Sesampainya di rumah, ia merebahkan diri di kasur empuknya. Tangannya memegang HP-nya, membuka layarnya yang terkunci, namun ia merasa hampa ketika melihat tidak ada pesan dari Nella.

Sudah seminggu sejak kejadian Chillo membentak Nella, dan selama seminggu itu pula, ia tidak mendapat kabar dari Nella.

Ada secuil rasa rindu dalam hatinya ketika ia tidak mendapati satu kabar dari Nella. Entah kenapa, biasanya dalam seminggu setidaknya ada 2-3 minimalnya. Namun sekarang nihil.

Chillo berbaring diatas kasurnya, posisinya sedang telentang menghadap atas. Ketika matanya mengarah pada papan yang biasa digunakan Chillo untuk menempel sesuatu yang penting atau pengingat.

Surat dari Aren! batin Chillo.

Ia pun berdiri, menatap kertas berwarna pink yang sudah lusuh itu. Kertas yang dulunya ia heran, apakah tertukar dengan Osta atau tidak.

Ia membacanya lagi, langsung di papan itu, tanpa melepas jarum pines.

Hei hoo!! wkwkwk ini Chillo kan?
Ah setidaknya gue lebih sante ngomong di surat ini daripada surat warna abu-abu itu. Oke, ini surat kedua yang gue tulis. Tiga sisanya mungkin bakal berat untuk ditulis...

Seperti perpisahan, gue bakal ngomong Sorry, Thanks, dan Bye. Itulah perpisahan di kamus gue. First, Thanks buat selama ini lo udah jadi temen terkonyol dari kita berenam. Lalu Sorry karena selama ini gue banyak salah ama lo, dari yang udah lo lupain ampe sekarang yang lo inget-inget.

Gue juga mau minta tolong, lo jagain Nella. Dia itu baik, sukur-sukur kalo lo mau pacaran ama dia #joke, nggak maksud makcomblangin gue :v

Dan tolong, lo jagain Osta ya! Dia takut gelap.

Ohya... Dan pink, gue kasih lo pink soalnya lo itu selalu riang dan lo itu selalu ngingetin gue ama yang namanya love.

Oke, cukup sekian. Inget semua pesan gue.

with love,
Aren

Janjinya pada Aren belum ia selesaikan!

---

"Lo kenapa lesu bener?" tanya Jerson.

Chillo menggeleng, "bukan apa-apa" jawabnya.

"Aish, lo kalo boong jangan kebangetan napa?" ketus Jerson. Ia sudah hafal model Chillo yang ingin menutupi sesuatu.

Chillo menghela nafas kasar, "fine, lo menang!" katanya membuat Jerson terkekeh.

"So?" tanya Jerson sambil menaikkan alisnya.

"Hm, gini, gue merasa bersalah banget sama Nella. Kita jadi banyak konflik sekarang, tentang Rasti lah, terus dulu mantan gue lah, dan lain-lain. Untuk kali ini gue menjauh dari Nella, tapi anehnya sejak gue kembali nemuin surat dari Aren dulu, gue kembali sadar. Nella sahabat gue, dan sekarang gue merasa kehilangan!" kata Chillo.

"Sebaiknya lo coba minta maaf ama dia!" balas Jerson.

"Gue terlalu sering nyakitin dia, hingga gue ngerasa nggak bakalan ada maaf bagi gue" balas Chillo lesu.

"Lo..." kata Jerson menggantung.

"Gue nggak jatuh cinta ama Nella, gue cuman merasa kehilangan aja" potong Chillo cepat.

"Kata gue sih, sebaiknya lo cobak minta maaf, setidaknya itu baik untuk hati lo sendiri" nasihat Jerson.

"Bakalan gue pikirin" balas Chillo.

---


Hope.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang