Setiap ada masalah, selalu ada jalan. Itulah yang dipikirkan Nella saat ini. Masalahnya dengan Chillo, selalu memiliki penyelesaian yang baik, setidaknya untuk sekarang.
Contoh saja Carmel yang entah sekarang dimana. Namun bagaimana dengan Rasti? Si cewek kalem yang nyatanya tidak jauh beda seperti Carmel?
Namun sekarang? Rasti yang memiliki daya pikat? Apa kelemahannya, selain manja tentu saja!
"Mungkin emang Chillo bukan jodoh gue!" gumam Nella.
---
Chillo : oi, gue nginep rmh lo, boring di apart!
Nella : emang knp ama rmh?
Chillo : gue lg kesel ama mama, masa nagih nikah terus!
Nella : makanya cari istri sono!
Chillo : lo kira cari istri kek cari kolor?
Nella : lah, situ kan banyak yg minat! Lagian si Rasti mau lo kemanain?
Chillo : ga enak ah versi bbm! enak langsung! tunggu 10 menit gue nyampeNella menghela nafas kasar. Ia sudah menduga hal ini, hari dimana Chillo akan meminta dirinya menemaninya sepanjang malam.
"Ya, siap nggak siap harus dah!" gumam Nella.
---
"Oi!" seru Chillo mengagetkan Nella.
"Shit! Lo buat diriku terkejut!" kata Nella dramatis.
Chillo memutar bola matanya malas, "cih" cibirnya.
"Lo gitu lagi, gue suruh pulang lo!" seru Nella dengan nada mengancam.
Chillo terkekeh, "sorry-sorry, abis lo kek ratu drama sih!" balas Chillo.
"Abis lo kan ngagetin!" balas Nella tak mau kalah.
"Iya deh, iya. Yuk kita ke rooftop!" ajak Chillo.
"Siapa yang punya rumah, siapa yang jadi pengungsi!" sindir Nella.
"Tamu adalah raja!" seru Chillo menanggapi sindiran Nella.
"Serah deh serah!" balas Nella.
---
"Liat deh, bintangnya bagus noh!" kata Chillo sambil menunjuk salah satu bintang yang paling terang di langit malam itu.
"Iya, indah!" terutama yang disamping gue!
Lalu suasana kembali diam seketika, sampai Chillo berkata, "lo itu kayak bintang, nel!".
"Artinya kek gue ada banyak dong?" tanya Nella.
"Kayak lo itu spesial, itu tuh, kayak bintang yang paling terang." kata Chillo membuat Nella terdiam.
"Lo itu kek bintang yang paling terang. Ya, meskipun banyak bintang lain, tapi semuanya akan kalah sama lo. Kek gue yang punya banyak temen ato sahabat, tapi yang paling nampak cuman lo!" kata Chillo.
Meskipun paling terang, tapi sama aja bintang!
"Kalau Ra-rasti?" tanya Nella ragu.
"Entahlah, dia mungkin masuk ke dalam bintang juga. Mungkin cahayanya lebih terang atau lebih redup dari lo" jawab Chillo.
"Aneh lo!"
"Emang."
Lalu Nella mengambil susu coklat buatannya, meminum perlahan untuk mengusir segala dingin yang menyerangnya.
"Gimana ama Tante Berta?" tanya Nella.
Chillo mengangkat bahu, "gue masih belum tau..." jawabnya cuek.
"Lah, gimana sih lo! Dia itu orang tua lo," balas Nella.
"Iya, gue tau kalo itu mah. Gini, gue mau banget bahagiain mama, tapi gue masih belum punya calon. Ya, gue harus cari yang kiranya sesuai kriteria mama!" jelas Chillo.
"Kenapa lo nggak ngenalin Rasti aja?" tanya Nella. Lain kali kau harus menyumpat mulut asal ceplosmu, Nella!
"Gue belum cobak, gue takut aja!" jawab Chillo.
"Lo harus cobak dulu, setidaknya demi kebahagiaan tante Berta. Kalo emang nggak cocok ya lo bisa putusin Rasti." balas Nella.
"Lo kira mutusin bisa seenak itu?" tanya Chillo ketus.
"Nggh, bukan gitu maksud gue. Jadi perlahan gitu, lo ngejauh dan mutusin dia secara perlahan!" balas Nella.
"Akan gue coba" balas Chillo datar.
---
"Bu, ini berkas yang ibu minta" lapor skretarisnya.
"Makasih," balas Nella sambil tersenyum.
Lalu Nella pun membuka map berisi data yang ia cari sejak lama. DATA DIRI RASTI!
Kira-kira, 30 menit kemudian ia selesai membaca isinya. Yang ia tangkap disini, Rasti adalah sosok shopaholic, yang mungkin disukai oleh tante Berta. Namun yang menjadi titik dasar Rasti pasti ditolak adalah Rasti yang manja dan tidak bisa masak.
Nella ingat, tante Berta adalah seseorang yang suka memasak. Ia sendiri pernah bercerita kalau ia ingin menantu yang bisa masak. "Biar bisa nyenengin lakik!" katanya saat itu.
Nasib Rasti berada di ujung tanduk!
---
Chillo yang sedang dalam masa frustasinya akibat mamanya yang mendesak minta menantu terus.
"Mama nggak mau tau, masa temen mama pada gendong cucu, eh mama malah gendong tas doang!" kata mamanya.
Susah sekali bagi Chillo untuk menolak. Biasanya alasan-alasan yang ia utarakan masih bisa diterima. Tapi sekarang? sangat susah.
Saking kesalnya, ia akan menjawab "Aku nikah hari jumat!" tentunya jawaban asal.
"Jumat kapan?"
"Ya nggak tau, pokok jumat!" balas Chillo ngotot.
Dan Nella selalu menerima Chillo yang sering mengungsi di rumahnya.
---
"Lo nyelidikin Rasti?" tanya Chillo seminggu sejak Chillo menginap di rumah Nella.
Nella pun gugup, ia takut menjawab, dan membuat semuanya jadi runyam.
"Jujur aja deh, Nel!" kata Chillo melihat kegugupan Nella.
"Nggh, gimana ya, gue emang nyelidikin si Rasti, kira-kira sesuai ama kriteria Tante Berta apa nggak" jawab Nella.
Chillo mengusap wajahnya frustasi. "Lo tau privasi, nggak sih?!" seru Chillo.
"Gue tau privasi, tapi gue cuman mau ngebantu tante Berta!" balas Nella.
"Tau apa lo tentang nyokap gue?"
"Gue emang nggak tau tentang nyokap lo, tapi setidaknya dari hasil ini gue bisa bantu lo!"
"Tapi nggak gini caranya, Nella" balas Chillo.
Nella sendiri sudah terdiam. Semua kata yang sudah ia susun secara tepat hancur tiba-tiba. Mendengar nada frustasi Chillo membuat sebagian hatinya remuk. Ia merasa seolah Chillo tidak ingin ditolong.
"Gue mungkin temen lo, tapi sorry, kalo urusan cinta, gue mau semuanya hasil gue sendiri" kata Chillo dengan nada datar.
"Oh?" kata Nella kemudian. Suaranya sedikit bergetar, "gue rasa gue udah terlalu jauh!" kata Nella lirih lalu ia pergi keluar dari ruangannya sendiri. Ia perlu waktu untuk dirinya sendiri!
---
Apa yang udah gue lakuin?
Apa gue barusan ngebentak Nella?
Tapi gue nggak suka caranya kepoin urusan ini!
Apa gue udah keterlaluan?
Chillo mengacak rambutnya frustasi. Ia takut Nella akan menjadi dingin seperti dulu lagi. Ia tak kuasa bila Nella seperti itu, seolah separuh jiwanya kembali hilang!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope.
RomanceHidup itu simple, lahir-sekolah-kerja-menikah-punya keturunan-mati. Sesimple itu sebenernya. Tapi apa yang buat manusia hidup dengan emosi bermacam-macam? Kalau jatuh cinta itu coklat, seumur hidup gue nggak mau makan coklat -Nella Seneng-seneng it...