"One out, two fill" Teriak Umpire saat pertandingan berlangsung. Tim tamu pun memasukkan Batter selanjutnya untuk melanjutkan pertandingan. Dengan badan tegapnya, batter berdiri dengan percaya diri di atas Home Plate, memasang kuda-kuda dan memgang stick Bat tegap disampingnya. Suara pluit pun terdengar nyaring. Tanpa perlu basa-basi Pitcher melempar bola karet kuning kearah Batter di depannya. Puk Batter berhasil memukul bola tanpa cela dan membuatnya melambung tinggi.
"Run!!" Couch berteriak kencang di Couch Plate, batter pun segera berlari menuju Safety Base, dan rekannya yang tadi berada disana segera berlari ke Second Base.
"Catchball!!"Kira berteriak kencang dari kursi penonton yang berhasil membuat Dian menutup telinganya. "Idiot, si Azka tolol banget, bola gitu gak ketangkap." Cibir Kira saat pemain di Outfield gagal menangkap bola yang melambung tinggi. "Kalau dia bisa catchball ,langsung Out itu. Lihat pelari pertama malah berlari ke Home Run." Lanjut Kira menjelaskan pada Dian yang sepertinya tidak peduli.
"Berisik banget sih. Aku gak peduli mau runrun, catchctach. Kamu gangguin Micky." Dian menatap kesal sambil menyilangkan tangannya ke dada. "dan kamu bikin malu aja. Liat kamu dari tadi diliatin kedua cowok di samping depanmu." Tambah Dian yang melihat dua laki-laki duduk di samping bangku agak kedepan yang sedari menatap kearah Kira yang meloncat, teriak dan marah-marah tidak jelas selama pertandingan.
"I don't care! Kita sedang menonton pertandingan penting." Ucapnya tidak peduli. "Pertandingan yang membuat Azka menghianati dan membohongiku demi masuk ke liga ini. Harusnya aku yang ada disana." Tambahnya dengan kesal.
"Meski kamu masuk dalam liga ini, kamu akan duduk di bangku cadangan terlebih dahulu, karena mereka memiliki Catcher yang lihai. Tidak mungkin ada dua Catcher dalam sekali Inning." Micky yang sedari sibuk mengutak-atik laptop Aya menatap Kira tanpa ekspresi. "Kamu yakin ini gak melanggar Privasi orang lain?" tanyanya dengan membetulkan kacamata dan melirik kearah laptop dengan mata hitamnya di balik kacamata.
"Sejak kapan kamu peduli dengan hukum?" Sindir Kira yang seingatnya dulu dia dengan bangganya membobol system keamanan suatu perusahaan dan menyimpan seluruh data penting hanya untuk koleksi pribadinya yang ia pamerkan sebelumnya.
"Sejak Dian melarangku untuk melakukannya." Micky pun melirik Dian sekilas. Dian hanya mengacuhkannya tanpa menatap.
"Aku selalu penasaran kenapa kalian putus?" Tanya Kira sambil menatap penuh selidik, lalu meminggirkan rambut ombre panjangnya yang turun saat ia memiringkan kepala.
"Aku selalu penasaran kenapa kamu selalu berpakaian seperti laki-laki dan hanya berpakaian seperti perempuan saat manggung?" Sindir Micky yang tidak mau menjawab pertanyaan Kira. Sekarang Micky menatap Kira dari atas sampai bawah seperti mengamati Kira dimana ia sekarang menggenakan Kemeja kotak-kotak yang agak besar berwarna merah biru tak dikancing hingga bisa terlihat tanktop hitam didalam, dipadu dengan skinny Jeans gelap dan sneakers putih. Tak lupa topi snapback floralnya yang dipakai terbalik.
"Sudah selesaikan saja pekerjaanmu." Dengan kesal Kira menyundul pelan kepala Micky yang mendapat tamparan hangat dari tangan Dian di pundaknya. Kira hanya tersenyum sinis. Tak selang berapa lama ia beranjak dari kursi penonton dan berjalan mendekat keruang tunggu pemain setelah pertandingan usai. Ia berdiri sejenak di pintu depan sampai seorang yang dimaksud menatapnya. Lelaki itu pun berjalan mendekatinya.
"Kamu datang?"Azka bertanya sembari melepas Glove coklat miliknya. Kira mengangguk pelan dengan tampang kesal. "Skornya menang tipis." Azka tersenyum kecut akan skor pertandingan.
KAMU SEDANG MEMBACA
69 ✔
Teen FictionQuality: Raw Rate: 15+ Status: 16 to 16 (completed) Started: February 23, 2016 End: April 25, 2016 69, Kita ini bagaikan angka 6 dan 9. Bentuk mereka sama tapi sebenarnya mereka berbeda. Tapi mereka tetap satu kesatuan dari sebuah angka. Seperti kit...