Epilog[RE]

4.9K 348 36
                                    


Seorang lelaki berjalan perlahan sembari membawa sebuket bunga Sweet Pea berwarna ungu yang sekarang ia letakan di depan sebuah batu nisan. Sebuah batu nisan yang bertuliskan Aya Serafina. Lelaki itu pun melipat kaki jenjangnya sehingga dia berjongkok tepat disamping gundukan tanah yang sudah di penuhi rumput hijau yang terpangkas rapi.

"Bagaimana kabarmu di sana? Apa kamu bahagia di sana?" tanya lelaki itu di depan batu nisan Aya.

"Maaf karena aku baru bisa datang menghampirimu di sini." Lanjutnya meski dia tahu tidak akan mendapat respon apapun dari apa yang dia tanyakan dan bicarakan. Tapi lelaki itu tetap tersenyum lembut di hadapan batu nisan tersebut.

"Kamu benar. Ucapanmu waktu itu padaku benar, dimana aku akan menyukai saudaramu yang ceria dan kuat jika aku bertemu dengannya, ya aku menyukainya seperti yang kamu bicarakan," lelaki itu berhenti sejenak seakan mengambil nafas, "Mau aku beritahu suatu rahasia yang selama ini tidak pernah aku katakan pada siapapun dan hanya padamu? Perasaan bodoh yang pernah aku bicarakan bahwa aku bisa menyukai seseorang hanya dengan mendengar suaranya tanpa mengetahui wajah orang tersebut? Aku sudah mengetahui siapa pemilik suara itu. Apa kamu tahu apa yang terjadi selanjutnya? Aku mencintai wanita itu. Bahkan aku rela melakukan apapun untuk melihatnya bahagia. Seperti menjahuinya karena sepertinya dia membenciku dan tidak ingin bertemu denganku. Aku rela melakukannya agar bisa membuatnya bahagia dan tidak terbebani dengan keberadaanku."

"Aku sungguh mencintainya Aya. Aku mencintai sikap ceria, kuat dan suaranya. Aku mencintai saudara kembarmu, Kira." Tanpa ia sadar air mata jatuh dari pelupuk matanya. Dengan cepat ia menghapus jejak air mata tersebut sembari berdiri dari tempatnya.

"Aku harus pergi. Terima kasih karena kamu selalu mendengarkan pengakuan bodohku. Terima kasih sudah mempertemukanku dengannya. Selamat Tinggal Aya." Lelaki itu pun berjalan pergi meninggalkan makam dan masuk kedalam mobil yang ia parkirkan tak jauh dari pintu masuk makam.

Drrt..Drrt.. ponsel yang sedari tadi dia letakan di kursi penumpang di sampingnya terus bergetar, dengan malas lelaki itu membuka ponselnya yang ternyata panggilan sebuah video call dari orang yang dia percaya. Reno.

"Kemana saja kamu, Kenar? Kenapa baru diangkat?"

"Maaf sedang ada urusan penting."

"Terserah. Band-nya sudah dimulai beberapa menit lalu. Sebentar..." Wajah Reno yang terlihat jelas tiba-tiba menghilang bergantikan gambar kakinya yang sedang berlari. Tak lama gambar itu berubah ke sebuah permainan sebuah band yang sedang bermain dengan riang di atas panggung Summer Fest. Seketika senyum lelaki yang mengamati dari balik ponselnya yang tak lain Kenar, mengembang lebar menatap sosok wanita yang ia cintai menyanyi dengan suara merdunya.

Senyuman di wajah Kenar tidak hilang, meskipun gambar wanita itu sudah berganti dengan wajah Reno yang menatapnya heran.

"Kamu sadar kalau wajahmu saat ini terlihat begitu bodoh?"

"Bukan urusanmu."

"Kalau kau ingin melihat penampilannya, kenapa kamu malah pergi menghilang?"

"Karena dia membenci dan tidak ingin melihatku. Aku tidak ingin menghancurkan penampilan sempurnanya dengan berdiri di hadapannya."

"Jika kamu benar-benar menyukainya, kejar dia, jangan menghindarinya."

"Siapa menyukai siapa?"

"Tentu saja kau dengan senyum bodohmu itu! Jangan mencoba membohongi Reno sang pakar cinta."

"Bullshit, Aku tidak menghindarinya. Aku hanya memberi dia ruang sampai dia siap aku kejar." Ucap Kenar dengan tegas dan menutup panggilan Reno.

Saat ini, Kenar berjanji pada dirinya sendiri jika nanti takdir mempertemukan mereka tanpa kehendak atau keinginanya, saat itu juga dia akan memperjuangkan wanita yang ia cintai itu meskipun wanita itu membencinya.

Kali ini ia hanya memberi ruang sampai takdir mempertemukan mereka kembali.

Akhirnya seri ini selesai juga. Tepat pengerjannya hanya 2 bulan dimana cerita ini mulai di pos pada tanggal 23 Februari 2015, Saya mohon maaf jika mana banyak typo (since I'm King and Queen of typo), kata-kata tidak pantas dan lainnya.

Sampai jumpa di cerita lainnya (Mungkin Squeal, jika banyak yang penasaran ama Kenar dan Kira.^^)

Regards,
K.S.


69 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang