Some days I feel broke inside but I won't admit
Sometimes I just wanna hide 'cause it's you I miss
And it's so hard to say goodbye when it comes to this, ooh, whoaBayangan Aya yang meringkuk didekat tangga dan menangis dalam diamnya malam itu terbayang dalam ingatanku. Bagaimana tubuh Aya yang bergetar karena isakannya membuatku terunyuh. Tanpa berkata sepatah katapun saat itu aku hanya bisa memeluknya dalam diam.
Would you tell me I was wrong?
Would you help me understand?
Are you looking down upon me?
Are you proud of who I am?Wajah sedih Aya malam itu muncul kembali, malam dimana dia tanpa ada tanda meminta untuk bertemu melalui panggilan Vidcall. Aku tidak mengerti saat itu akan tatapan mata yang tersirat darinya. Aku terlalu buta akan egoku sendiri yang menganggap kehidupan Aya begitu sempurna dan bahagia. Dai selalu tersenyum. Aya selalu tersenyum. Harusnya aku menyadari senyum palsunya. Tanpa sadar air hangat terjatuh dari pelupuk mataku saat aku meresapi ingatan dan kenangan akan Aya sambil memainkan Electon yang berdiri di hadapanku menemani penampilan solo di atas panggung.
There's nothing I wouldn't do
To have just one more chance
To look into your eyes and see you looking backOh, I'm sorry for blaming you for everything I just couldn't do
And I've hurt myself, oh, oh, oh.If I had just one more day
I would tell you how much that I've missed you since you've been away
Oh, it's dangerous
It's so out of line
To try and turn back time
I'm sorry for blaming you for everything I just couldn't do
And I've hurt myself by hurting youWajah tidak percaya yang Aya tunjukan masih membekas dengan jelas saat ia akan mulai bersekolah kembali pasca operasi kala itu. Kala dimana aku memintanya untuk menyembunyikan jika dia memiliki kembaran.
"Kenapa? Kenapa Aya tidak boleh bilang kalau Aya memiliki kembaran? Apa Kira tidak menginginkan Aya memiliki kembaran?"Protesnya kala itu.
"Bukan.... Bukan karena itu Aya. Hanya saja aku tidak ingin repot jika temanmu tanya-tanya." Sanggahku kala itu. Bahkan aku tidak pernah memberitahukaan kepada temanku saat SMP, kecuali teman-temanku yang satu SD denganku.
"Maaf kalau Aya merepotkan Kira." Kata Aya sambil menundukan wajahnya sedih, aku menatapnya antara bersalah dan tidak bersalah. Kala itu aku mengalami masa brontak dimana aku tidak ingin disamakan atau dibandingkan oleh orang lain, teman maupun saudara apalagi saudara kembar.
"Aya tidak merepotkan siapapun disini." Aku pun menghela nafas panjang sejenak. "Hanya saja Kira ingin teman-teman baru mengenal Kira sebagai diri Kira, bukan karena Kira punya saudara atau kembaran. Tapi perlu Kira tegaskan disini, Aya tidak merepotkan dan jangan pernah berpikir kalau Kira tidak ingin bersaudara denganmu." Tegasku padanya yang aku bisa menebak apa yang ia pikirkan saat itu. Saat mendengar kalimat terakhirku Aya pun hanya tersenyum dan menerimanya
Senyuman palsunya selalu muncul setiap kali ia terpaksa menerima sesuatu yang tidak dinginkannya, tanpa penolakaan atau pembrontakan yang sering aku lakukan. Suara tepukan para penonton berhasil membuatku kembali ke masa kini, masa dimana aku berdiri menyanyikan lagu sembari mengingat kenangan Aya. Secepat kilat aku menghapus air mataku yang menetes sekilas dan memasang senyum senang atas respon pendengar. Bahkan aku melayangkan senyuman terbaikku dibalik balutan perban disetengah wajaku kepada Reno yang ikut bertepuk tangan karena dia mau membantuku menyiapkan pertonjukan solo dengan electon yang berbeda dari kesepakatan dengan Rangga sebelumnya, dimana seharusnya aku bermain akustik bersama Dian.
"Hei suaramu bagus." Ucap salah satu pengunjung cafe itu yang tiba-tiba menghampiriku saat aku turun dari panggung setelah pertunjukan soloku malam ini. Aku hanya tersenyum sambil mengucapkan terima kasih, tapi pengunjung ini mendesakku sehingga aku diantara dirinya dan dinding di ujung kafe. Pengunjung lak-laki, lebih tepatnya setengah baya dengan perut yang agak besar dan kepala botaknya,sedang menatapku dari atas sampai bawah membuatku risih.
KAMU SEDANG MEMBACA
69 ✔
Novela JuvenilQuality: Raw Rate: 15+ Status: 16 to 16 (completed) Started: February 23, 2016 End: April 25, 2016 69, Kita ini bagaikan angka 6 dan 9. Bentuk mereka sama tapi sebenarnya mereka berbeda. Tapi mereka tetap satu kesatuan dari sebuah angka. Seperti kit...