13. Behind the Truth pt.3

2.9K 281 8
                                    




Tin...Tin..Tin...
Suara klakson mobil berbunyi dengan nyaring, secepat mungkin Brandon menginjak gas mobilnya dan memasuki gedung tinggi berlantai 10 yang tak lain adalah gedung Quarter Ent., Sebuah agensi besar di Indonesia dimana berhasil mendidik remaja dan orang awam menjadi seorang bintang besar, penyanyi, artis maupun model di Indonesia bahkan beberapa bintang tersebut juga bersinar di Negara tetangga. Hari ini dia sudah menetapkan hatinya untuk memberitahu Aya siapa dalang yang menyebarkan foto dan video tersebut.

Setelah memarkirkan mobilnya, Brandon berjalan menuju lobi dan bergegas kea rah lift. Tak lama menunggu lift pun terbuka. Ia melihat lelaki yang paling ia benci saat ini keluar dari lift yang tak lain adalah Kenar. Tanpa sapaan mereka berdua berjalan bersisipan, Brandon langsung masuk kedalam lift sedangkan Kenar berjalan lurus seperti tidak melihat Brandon kea rah café samping lobi.

"Cih, lagaknya sok keren."Grutu Brandon di dalam lift. Tak menunggu lama lift pun terbuka, membawa Brandon ke lantai 5 tujuannya. Saat mencari sebuah studi yang diinginkannya dengan mengintip setiap pintu besar disana. Ia melihat Linda berjalan keluar dari pintu untuk mengambil sesuatu dan berjalan masuk kembali. Namun dengan cepat Brandon mencegahnya dengan menarik lengan Linda.

"Mana Aya?"Tanya Brandon, Linda menatap Brandon tidak suka dengan kehadirannya dan kelakuannya yang asal menarik lengannya. Ia mencoba melepaskan diri dengan mendorong Brandon.

"Gak tahu. Dia belum datang dan kamu jangan asal tarik seperti orang mesum."Celetuk Linda.

"Jangan bicara sembarangan. Dasar cewek Munafik!"

"Jaga mulutmu!" Linda melotot kearah Brandon, tidak terima dengan perkatannya, "Aku bukan cewek munafik. Kalau mau tahu dimana Aya, telpon saja dia. Dasar cowok bodoh!" Tanpa menoleh Linda pergi meninggalkan Brandon sendirian.

Bradon pun berjalan menuju lift, sesaat dia melihat sosok perempuan yang dikenalinya berlari masuk kedalam pintu darurat.

'Itu Aya.' Batin Brandon.

"AYA!!" Ia berteriak tapi tidak mendapat respon.

Brandon mengambil ponsel dari saku kanan celananya dan langsung menghubungi nomor Aya. Tiga kali deringan ia menunggu dan tidak ada jawaban. Sebelum ia menutupnya Aya membalas panggilan Brandon.

"Ada apa?" Tanya Aya tak sabaran di sebrang.

"Kamu mau pergi kemana? Ada yang aku ingin bicarakan mengenai orang dibalik kejadian itu. Kamu ada di lantai berapa sekarang?" tanya Brandon beruntun sambil melangkah menuju pintu darurat.

"Lantai 3."

"Jangan kemana-mana aku yang akan kesana."

"Tidak perlu. Aku sedang ada urusan, Kita bicarakan na--"tiba-tiba suara Aya terputus. Dengan cepat Brandon berlari masuk kedalam pintu darurat, ia mendengar suara gesekan dan bantingan pintu dari arah bawah. Ia pun langsung berlari menuruni tangga menuju arah suara yang ia dengar. Saat sampai di lantai dua, dia melihat ponsel dengan casing merah jambu tergeletak di lantai. Ia pun memungutnya dan melihat arah layar yang saat itu masih tersambung dengan nomor yang ia kenal dan tak lain nomornya sendiri.

"Sialan!" menyadari ada yang tidak beres, Brandone melesat keluar dan menelusuri setiap lorong pada lantai dua tempatnya berada. Tidak ada yang aneh, ia pun langsung berlari menuju lobi melalui tangga untuk memastikan apa Aya ada disini.

Kenar keluar dari café samping lobi dengan mengelus buku jari tangan kanannya yang barusan ia gunakan untuk menghajar lelaki brengsek yang tak lain adalah Ario, yang masih berani muncul di hadapan Kira yang Ario pikir adalah Aya. Saat menuju pintu keluar ia melihat orang yang pernah dilihatnya berbicara di sekolah dengan Kira, Brandon berjalan seperti orang bingung dan saat ini menghampiri Kenar dengan wajah merah seperti marah.

69 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang