Shena membelalakkan mata menatap orang yang barusan menamparnya, ia memegang pipinya yang terasa panas dan gatal. Panji Kusuma Jaya, pelaku yang melayangkan tangannya kepipi Shena berdiri tegak dengan menahan amarah, padahal cowok ini bukan anggota osis tapi kenapa ia malah menampar Shena?
"Lo nampar gue??" Shena mengunci pandangannya dimata Panji.
"Ya!!! Karena lo terlalu kurang ajar sama senior, kenapa? marah? lo mau balas? Ayo balas!!!"
Shena merasa ada rasa asin disudut bibirnya, dengan ujung jempol ia mengusap cairan itu dan ternyata sudut bibirnya pecah dan mengeluarkan darah, "Ok, lo yang minta!!" Shena mengepalkan tangannya dan mengayunkan kepalan tangan itu kebelakang dan BUAGHH!!! Tinjunya melayang ke wajah Panji diiringi teriakan kaget semua yang menyaksikan. Tubuh cowok itu terjengkang kebelakang dengan raut wajah terperangah, tak menyangka cewek didepannya akan membalas dengan tinju yang sangat dahsyat.
"Gue bukannya kurang ajar, hanya gak suka rekan gue diperlakukan sewenang-wenang. Asal lo tau, cewek kecil itu baru keluar dari rumah sakit karna typus dan cewek lo seenaknya menjemur dia. Kalau terjadi apa-apa sama dia, lo-lo semua mau bertanggung jawab!!!!" gelegar suara Shena sambil menuding para senior yang terpaku.
Shena mengarahkan pandangan kearah barisan anak-anak kelas sepuluh, "Kalian semua mau jadi ikan asin? Cepat bubar dan cari tempat teduh!!!" teriaknya dan langsung direspon rekan-rekannya dengan berlarian kepinggir lapangan. Para senior tak kuasa mencegahnya dan hanya memperhatikan barisan itu membubarkan diri.
Shena melangkah menuju dua cewek yang ditolongnya tadi, "Hai, udah mendingan?" Tanyanya seraya mengusap darah disudut bibir dengan tisu.
"udah, thanks ya. Ngomong-ngomong dari mana lo tau kalau gue baru keluar dari rumah sakit?" tanya simungil lirih.
"Gue gak sengaja dengar pembicaraan orang tua lo waktu ngantar lo tadi pagi. Eh gue Shena." Shena mengulurkan tangan.
"Gue Ayu." Simungil menyambut tangan Shena.
"Gue Dea, mudah-mudahan nanti kita sekelas ya?" Ketiganya kompak tersenyum, inilah awal persahabatan mereka.
Ini hari terakhir penutupan mos yang diisi dengan penampilan bakat dan pemilihan King dan Queen SMU Garda Bangsa tahun ini. Semua anak kelas sepuluh dikumpulkan di aula lantai satu. Panitia mos memilih peserta yang akan menampilkan bakat melalui undian, semua anak kelas sepuluh harus menulis nama masing-masing dan memasukkan kekotak besar didepan panitia, dan siapa yang namanya terambil harus menampilkan hiburan distage, boleh menyanyi, gitar, stan up, dancing atau bakat apapun yang dimilikinya.
Beberapa anak telah maju memberikan penampilan terbaiknya. Shena duduk dengan tenang dikursinya karena ia yakin tak akan dipanggil, dari 400 orang siswa kelas sepuluh berarti kemungkinan namanya muncul 1:400, kecil sekali kan?.
"Shenita Wiraguna" Shena terhenyak ketika namanya bergaung diaula yang luas itu dan semua mata tertuju padanya. Dengan setengah hati ia bangkit dan tak lupa omelan panjang-pendek didalam hati mengiringi ayunan langkahnya.
'Kenapa nama gue sih!!' batinnya tak rela.
"Mau menampilkan apa? Kalau bisa yang lain dari yang sudah ditampilkan teman-temanmu tadi." sambut Agung dengan senyum manisnya, Agung dikenal senior yang paling simpatik dan dikagumi para yunior.
Shena bingung, ia tak tau mau ngapain di stage ini, gitar? Tadi udah ada yang menampilkannya, nyanyi? Udah banyak, Puisi? Shena tak pandai berpuisi. Ia punya bakat besar dalam mendribel bola orange, tapi nggak mungkinkan ia menampilkannya disini? Bisa-bisa ia diketawain nanti.
"Dance aja deh senior," putusnya dengan berat hati, Shena sebenarnya bukanlah seorang yang suka popularitas dan menjadi pusat perhatian. Ia lebih nyaman menjadi apa adanya dan tak mau cari sensasi, tapi nyatanya semua warga Garda Bangsa sudah kenal dirinya akibat dari tonjokan dahsyatnya diwajah Panji dan kenekatannya menentang para senior.
"Silahkan, tapi ingat! Dance nya harus hot dan menghibur! Kalau gak lo akan dihukum!" Sengat Dila setengah berteriak, ia masih kesal pada Shena.
Shena membulatkan jari keudara membentuk tanda ok, ia mengeluarkan ponsel dan menyambungkannya kespeaker, alunan musik mulai mengalun memenuhi aula diikuti semua mata kearahnya, intro lagu Break You Off Tonigth-nya Mike d'Angelo mengiringi langkah kaki Shena, ia menggulung rambutnya membentuk cepol dan menyambar topi hitam yang dipakai Agung dan memasang dikepalanya, persis gaya Mike di MVnya dan dancingnya sukses membuat para penonton ternganga.
Shena membungkukkan badan mengakhiri pertunjukannya diiringi aplaus meriah penonton, bahkan ada yang sampai berdiri dikursi sambil bersuit heboh. Dengan muka merona ia kembali ketempat duduknya setelah terlebih dahulu mengembalikan topi Agung diiringi tatapan kagum rekan-rekannya.
"Gila, dance lo heboh banget, ck...ck...gue gak nyangka lo bisa kayak tadi." Puji Ayu yang diiyakan Dea.
"Ah biasa aja keles," shena merendah.
Dan saat yang ditunggu-tunggu pun tiba , pengumuman King dan Queen yang sangat mendebarkan anak-anak kelas sepuluh, semuanya berdo'a dan berharap nama mereka yang akan disebut, kecuali Shena, ia malah tak tertarik sedikit pun dengan acara raja-ratu SMU itu.
"Dan yang terpilih sebagai King dan Queen SMU Garda Bangsa tahun ini adalah....." Agung mengedarkan pandangan kepenjuru aula menatap wajah-wajah penuh harap para yunior, "Arthur Suryatama dan Shenita Wiraguna!"
Kembali Shena terhenyak untuk yang kedua kalinya, ia tak mengharapkan akan mendapat kehormatan seperti ini bahkan tak terpikir sedikitpun mengingat sikapnya yang menentang senior. Kok malah ia yang terpilih?
Shena tak bisa berbuat apa-apa ketika Ayu dan Dea menyeretnya kestage ketika ia masih terpaku dikursinya. Agung memasangkan mahkota ala raja dan ratu dikepala Arthur dan Shena. Dan asal kau tau, Arthur adalah nama raja legendaris dalam mitologi Britania Raya yang tinggal di Camelot dan memiliki pedang Exkalibur yang hidup diawal abad ke-5 sampai awal abad ke-6. Dan Shena sendiri....seorang princes gagah perkasa dimitologi yunani. Pasangan yang klop kan?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
Romance"Bagaimana? Kalian menemukannya?" terdengar bentakan keras suara perempuan, dan ia kenal itu suara Tante Maya adik kandung mamanya. "Tidak ketemu Nyonya, sial!! Cepat sekali anak itu menghilang." Tante Maya menggeram marah, "Cari sampai ketemu...