Seminggu sudah Shena terbaring tak berdaya diranjang rumah sakit dengan berbagai indikator medis tersambung ketubuhnya. Ia seperti orang yang tertidur panjang tanpa ada tanda-tanda akan bangun, hanya layar EKG yang mengeluarkan bunyi bip....bib... dengan garis naik turun membentuk bukit kecil yang menandakan jantung gadis itu masih berdetak. Rambut indahnya terpaksa dicukur habis untuk memudahkan tim dokter menjahit lukanya. Hey!! Jangan kalian mengira Shena mau menyaingi Jupe ya? Tapi mereka punya kesamaan, tetap cantik meski kepala plontos!!!
Pelaku penganiayaan terhadap Shena akhirnya tertangkap, dengan keahlian polisi ditambah keterangan para saksi akhirnya polisi bisa menemukan pelaku yang tak lain adalah Stefani dan Dila. Kecurigaan bermula dari tindak-tanduk Dila yang mencurigakan, ia begitu ketakutan dan gugup berhadapan dengan anggota kepolisian yang membuat polisi mengarahkan kecurigaan padanya. Dan akhirnya meluncurlah pengakuan mengejutkan dari bibir Dila bahwa Stefanilah yang telah menganiaya Shena dan ia terpaksa membantunya karena takut dengan ancaman Stefani.
Pihak sekolah langsung memberi sanksi tegas dengan mengeluarkan keduanya dan menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepolisi. Orang tua Stefani yang notabene orang berduit tak bisa berbuat banyak untuk menolong anaknya, mereka hanya bisa mencari pengacara terbaik yang akan membela dan mendampingi anaknya selama persidangan nanti. Sementara orang tua Dila hanya bisa pasrah dan mengikuti jalur hukum yang berlaku.
Josh nyaris tak beranjak dari sisi ranjang Shena, ia meninggalkan Shena hanya kesekolah dan setelah itu kembali kerumah sakit. Cowok cakep itu mati-matian membagi konsentrasi antara pelajaran dan Shena, bahkan saat menghadapi UN pun ia menyempatkan diri menjaga Shena, semua buku pelajaran dan seragam sekolah diungsikannya keruang rawat Shena, jadilah sekarang kamar rumah sakit itu menjadi rumah kedua bagi Josh.
Orang tua Josh sudah beberapa kali menjenguk Shena tapi mereka tak bisa menunggui lebih lama karena kesibukan mereka yang sangat padat.
"Sampai kapan ia akan tertidur manis seperti itu, apa ia tak capek memejamkan mata siang dan malam?" tanya Josh lirih seperti berbicara pada diri sendiri, saat ini ia dan keempat konco-konconya baru saja merayakan kelulusan mereka dan langsung kerumah sakit dengan memakai seragam yang penuh coretan cat pilox warna-warni serta tanda tangan teman-temannya.
"Hai Shen, bangun donk!! Dirumah nggak rame karena nggak ada elo, kita-kita kangen tau nggak sama ocehan cerewet elo, sama elo yang sok judes, sama ketawa riang elo, sama elo yang cemberut dan marah-marah kalo gue embat makanan lo, kita kangen sama semua yang ada didiri elo Shen, jangan kelamaan tidur donk, ntar lo lumutan." Deni menggenggam tangan Shena yang terpasang jarum infus dengan tubuh setengah membungkuk dipinggir ranjang Shena, dikeadaan biasa Shena pasti akan tertawa terpingkal-pingkal melihat keadaan Deni sekarang, bukan hanya baju cowok itu yang dipenuhi cat pilox tapi juga muka dan rambutnya tak luput dari semprotan cat warna itu.
Tapi Shena tetap tak merespon, ia bahkan tak berniat untuk membuka kelopak matanya dan tetap setia dengan tidur nyenyaknya. Ia bahkan tak peduli dengan hati Josh yang ketar-ketir disetiap detiknya. Hidup Shena saat ini bergantung pada masker oksigen yang tersambung kehidungnya dan layar EKG lah yang memberi tanda cewek itu masih bertahan. Tapi sampai kapan? Jangan bilang Shena betah tidur berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Bukankah pernah kejadian seseorang tersadar dari tidur panjangnya setelah koma selama 20 tahun? Jangan bilang Shena ingin memecahkan rekor dengan tidur melewati jangka waktu itu.
***
Selesai membersihkan diri dan berpakaian Josh keluar dari kamar mandi, tangannya bergerak mengeringkan rambut dengan handuk yang terkalung dilehernya. Sekilas ujung matanya melihat pergerakan kecil dijemari Shena, ia bergegas menghampiri ranjang Shena dan memfokuskan matanya ketubuh gadis itu. Ah mungkin ia salah lihat, buktinya sekarang tangan gadis itu diam disamping tubuhnya seperti biasanya, mungkin tadi hanya fatamorgana, keluhnya miris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
Romance"Bagaimana? Kalian menemukannya?" terdengar bentakan keras suara perempuan, dan ia kenal itu suara Tante Maya adik kandung mamanya. "Tidak ketemu Nyonya, sial!! Cepat sekali anak itu menghilang." Tante Maya menggeram marah, "Cari sampai ketemu...