Akhirnya mos yang menyebalkan itu berakhir, namun sayang semua yang diinginkan Ayu dan Dea tak kesampaian, mereka tak sekelas, Dea dan Ayu kelas X 2 sedangkan Shena X 3.
"Sayang bangey kita beda kelas, coba kalau sekelas kan asyik." Dea bersungut-sungut.
"Nggak apa-apa, yang penting kan kita masih sahabatan, kantin yuk? Laper nih." Shena menarik kedua temannya menyusuri koridor menuju kantin dilantai satu.
Sekolah SMU Garda Bangsa terdiri dari tiga lantai, lantai satu digunakan sebagai kantin, tempat olahraga indoor, ruang guru dan aula, lantai dua untuk kelas X disayap kiri dan kelas XI disayap kanan, sedangkan lantai tiga untuk kelas XII, perpus, ruang musik dan laboratorium.
Kantin sangat ramai siang ini, maklum kantin ini satu-satunya di sekolah ini. Pihak sekolah sengaja memusatkan kantin disatu tempat untuk memudahkan pengawasan dan menjaga kebersihan, suasana kantin tak ubahnya festifal kuliner dengan jejeran gerobak para pedagang. Semua makanan dan minuman tersedia disini mulai dari cemilan sampai makanan berat.
Shena dan kedua sohibnya mengambil tempat dimeja sudut setelah mengantri membeli makanan kesukaan mereka.
"Gila, rame buanget, persis kayak pasar kaget," celetuk Shena seraya mengedarkan pandangan kesegala penjuru. Matanya terantuk satu wajah yang langsung melengos ketika mata mereka beradu. Shena menghela nafas, ia merasa tak enak hati berada ditempat ini dengan seseorang yang menganggapnya sebagai musuh. Ia bertekad ingin menemui cowok itu untuk berbicara menyelesaikan permusuhan tak sengaja ketika mos dulu.
"Ya, maklum aja semua siswa jajannya disini, tapi lumayan loh bisa makan sambil ngecengin cogan-cogan, apalagi itu tuh, gengnya Panji yang lo tonjok dulu," tunjuk Dea dengan sudut mata kearah meja yang ditempati Panji dan rekan-rekannya.
Ayu mengikuti objek yang dimaksud Dea dan menyikut lengan Shena, kontan saja Shena terbatuk keselek jus yang sedang disedotnya. "Shen, Panji ngeliatin lo tuh, kayaknya dia naksir deh."
Shena mengusap dadanya yang terasa sakit akibat keselek barusan, "Kalau nyenggol liat-liat dong, gue keselek tau!" sungutnya seraya mengelap mulut dengan tisu. Dea terkekeh sambil menautkan kedua tangan didepan dada, tapi raut mukanya tak serius meminta maaf.
"Udah mau bel, yuk kekelas." Shena berdiri dan sekali lagi Panji melengos ketika pandangan mereka bertemu.
"Bye Shen," Ayu dan Dea melambaikan tangan ketika mereka berpisah didepan kelas X 2 dan Shena membalasnya seraya terus melangkah kekelasnya.
***
Pendek buangeeet >_< huhuhuhu...Ini cerita Mama mutia.. eh maksudnya mama yang nulis dan gue sebagai tukang pos buat update ke wattpad..
Hmmm ini cerita yanh kedua kali ya? Eh apa ke tiga? Ga tau deh😁 tengok aja di history gue ya, ada cerita yang lainnya juga hohohoho
jgn lupa votement dulyuuu😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
Romance"Bagaimana? Kalian menemukannya?" terdengar bentakan keras suara perempuan, dan ia kenal itu suara Tante Maya adik kandung mamanya. "Tidak ketemu Nyonya, sial!! Cepat sekali anak itu menghilang." Tante Maya menggeram marah, "Cari sampai ketemu...