Shena menghempaskan tubuh lunglainya dibangku taman sekolah dibawah pohon besar berdaun rimbun yang sanggup menghalangi sinar terik matahari menghujam kepalanya. Semilir angin sepoi-sepoi bertiup mengeringkan keringat yang mengalir dikeningnya. Shena menyandarkan kepala kesandaran bangku dan menengadah seolah menghitung jumlah daun yang memayungi kepalanya.
Suara berisik dari arah parkiran mengusik ketenangannya, dengan malas ia menoleh kesumber suara yang lebih didominasi teriakan lebay cewek-cewek alay.
"Duh....ganteng banget, mau dong jadi pacarnya...."
"Waw...gak kuat dedek bang, cakepnya."
"Aduuuh, minta pin-nya dong, tampan...awww"
Dan banyak lagi celotehan alay lainnya yang tertangkap ditelinga Shena, tapi ia tak bergeming sedikitpun dari tempat semedinya dan ikut membaur dengan rombongan yang mulai memasuki halaman sekolah.
Teriakan gemes dan pekikan lebay kembali berhamburan membuat Shena mengerutkan keningnya, memang siapa yang datang sih kok cewek-cewek pada histeris begitu? Jangan-jangan artis kali ya? Aliando? Kevin Julio? Atau Malih Tong-Tong? Ah sebodo amat, Shena mengedikkan bahunya dengan pandangan tetap tertuju pada rombongan sirkus yang makin lama kian membengkak jumlah pengiringnya itu.
Shena menegakkan kepalanya saat pandangannya tertuju pada dua sohibnya, Dea dan Ayu yang ikutan nyempil ditengah keramaian itu dan lihatlah sekarang keduanya terdesak dan terlempar keluar dari tengah kumpulan. Shena terbahak-bahak melihat keduanya terduduk ditanah dengan muka penuh harap.
Tawa Shena membuat Dea dan Ayu menoleh, dengan wajah sumringah keduanya berlari menghampiri Shena.
"Lo bedua ngapain sih desak-desakan disitu, lagi ada pembagian sembako ya?" Sontak raut wajah sohibnya itu pindah chanel jadi cemberut mendengar pertanyaan konyol Shena.
"Ngaco lo," Tangan Ayu terulur mencubit pinggang Shena membuat ia meringis kesakitan, Ayu memang punya senjata andalan cubitan kecil yang sepedas gigitan semut rang-rang, "Aduh Shena, nggak nyangka ternyata rumor selama ini beneran adanya, jantung gue jadi menari-nari nih, gila tuh anak cakep banget," Ayu geleng-geleng denagn kedua tangan meremas pipinya sendiri.
"Iya gue juga gak nyangka ternyata cakepnya berlipat kuadrat empat kali empat dapat," Nah lo itu bahasa apalagi tuh yang dipakai Dea, muji seseorang kok sampe pake matematika segala.
"lo bedua ngomong apaan sih???" Tak tahan penasaran akhirnya Shena bertanya langsung keinti masalah, "Emang siapa yang cakep dan ganteng yang kalian omongin?"
"Dia masuk hari ini Shen, dia mulai sekolah hari ini," lama-lama Shena gigit bangku juga nih, tak paham sama sekali dengan percakapan Dea dan Ayu. Shena hanya bisa mengadu alisnya tak paham.
"Hoi semprul, lo bedua bicara yang jelas dong jangan bikin gue naik darah nih," Shena menaikkan nada suaranya membuat Dea dan Ayu melongo.
"Jadi gini Shen," Ayu memperbaiki duduknya dan mulai bicara serius, Shena memperhatikan dengan minat setengah. "Dikelas XI ada cowok cakeeeeep banget, dan dia most wantednya sekolah ini, denger kabar sih masih genk-nya Kak Panji."
"Geng Panji? Siapa?"
"Nah kan, lo penasaran juga, liat sendiri deh orangnya gue mau ikut rombongan itu siapa tahu dapet nomer hp-nya," kedua sohibnya balik bergabung dengan rombongan topeng monyet itu.
Shena menahan kesal dihatinya dan beranjak dari bangku menaiki anak tangga kelantai dua. Teriakan histeris anak-anak cewek kembali menarik perhatiannya, Shena bertelekan di pagar pembatas dilantai dua dan mengarahkan pandangan kepusat keramaian. Matanya tertuju pada satu sosok yang menjadi magnet ditengah lapangan itu dan sepertinya Shena pernah bertemu dengan orang itu tapi dimana ya? Selagi Shena berpikir keras mengingat kapan ia bertemu orang itu, siobjek yang tengah dipikirkan Shena tiba-tiba mengangkat pandangan ketempat ia berdiri dan memaku matanya ditubuh Shena. Sekilas senyum tipis yang terkembang dibibir cowok itu mengembalikan memori Shena kesore sebelumnya, akhirnya Shena ingat cowok yang saat ini dikerumuni cewek-cewek satu sekolahan itu adalah cowok mesum ditoilet kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
Romance"Bagaimana? Kalian menemukannya?" terdengar bentakan keras suara perempuan, dan ia kenal itu suara Tante Maya adik kandung mamanya. "Tidak ketemu Nyonya, sial!! Cepat sekali anak itu menghilang." Tante Maya menggeram marah, "Cari sampai ketemu...