_23_

2.7K 192 0
                                    

Rumah itu terlihat menonjol diantara rumah sekelilingnya, rumah mimalis berlantai dua namun terkesan mewah dengan cat putih dan abu-abu. Halamannya sangat luas ditumbuhi pohon palem dan bunga-bunga dalam pot, Itu rumah masa kecil Shena.

Dengan handycam ditangan dan kacamata minus membingkai matanya Josh berdiri didepan rumah itu, sesekali ia merekam suasana rumah dengan handycamnya dan berharap sang penghuni rumah menampakkan diri.

"Anda siapa dan ada tujuan apa dirumah saya!!" hardik seseorang membuat Josh membalikkan tubuhnya, seorang perempuan paruh baya bertampang licik berdiri didepannya.

"Oh maaf, saya Josh dari Jakarta dan saya seorang sutradara film, dengan nyonya..." Josh mengulurkan tangannya sok berwibawa.

"Nyonya Maya, anda sutradara? Ada perlu apa dirumah saya?" perempuan itu menurunkan nada suaranya dan tampangnya melunak.

"Begini nyonya..."

"Jangan panggil nyonya berasa tua saya, tante saja," pintanya dengan senyum manis yang dibuat-buat.

Huek!! Josh mau muntah namun ditahannya demi misinya, "Baiklah tante, saya berniat membuat sebuah film berlatar belakang kehidupan disini dan saya berniat mengambil lokasi syuting dirumah tante itu pun kalau tante mengijinkan, tapi sayangnya saya belum menemukan figur yang cocok sebagai pemeran utama," ulas Josh seramah mungkin dan berharap umpannya mendapat respon.

"Tentu saja tante mengijinkan dan tante akan menyediakan segala sesuatu yang nak Josh butuhkan dalam pembuatan film ini, memangnya figur seperti apa yang nak Josh inginkan? Gadis cantik atau pemuda tampan?" tanyanya lagi dengan raut wajah berharap.

Josh menggeleng, " Yang saya butuhkan seorang ibu-ibu cantik seperti tante ini, apa tante mau jadi pemeran utama film saya?" umpan kian ditebar.

"Tentu saja bersedia dengan senang hati, kapan syutingnya dimulai?" tante Maya begitu bersemangat.

"Secepatnya, tapi....." Josh terlihat ragu.

"Kenapa Josh?" tanya tante Maya khawatir.

"Film ini sedikit keras dan saya membutuhkan seorang wanita bermental baja, berpribadi kuat dan tak takut apapun, apalagi dalam aktingnya nanti ada adegan pembunuhan segala."

"Itu sesuai dengan karakter tante," Tante maya menepuk dadanya, Josh bereaksi cepat membetulan kacamatanya dan menekan tombol kecil disana. Klik!

"Maksud tante.." Josh mendekatkan wajahnya.

"Kalau adegan membunuh perkara sepele buat tante, jangankan membunuh pura-pura membunuh benaran udah pernah tante lakukan," bisiknya bangga.

"Tante pernah membunuh? Membunuh siapa?" Josh memperlihatkan wajah tertariknya.

"Sebenarnya bukan membunuh secara langsung, tante memutuskan rem mobil kakak tante beberapa tahun yang lalu dan BRAKKK!!! Mobilnya hilang kendali, kakak Tante kak Anita dan suaminya Arsen meninggal ditempat dengan kondisi mengenaskan dan sampai sekarang polisi tak bisa menemukan penyebab kecelakaannya dan beranggapan itu kecelakaan lalulintas biasa."

Josh manggut-manggut dan dalam hati bersorak riang, kena deh!!!

***

"Pagi pak, Saya Josh Paterrson dari Jakarta," Josh mengulurkan tangannya dan disambut dengan ramah oleh pria berseragam polisi.

"Pagi, ada yang bisa saya bantu?"

"Begini pak, saya mau menanyakan kasus kecelakaan yang menimpa pasangan suami istri Anita Maidinah Latief dan Arsen Satya Wiraguna sekitar dua tahun yang lalu, bagaimana perkembangan kasusnya pak?" tanya Josh setelah duduk dihadapan pak kapolsek.

"Kasusnya sudah ditutup karena tak ditemukan bukti yang menunjukkan kecelakaan itu disengaja, jadi kami berasumsi itu murni kecelakaan biasa karena sang pengemudi tak bisa mengendalikan mobilnya."

"Jika ada bukti terbaru apakah kasus ini bisa dibuka kembali?"

"Tentu saja."

"Bagaimana dengan video ini?" Josh memberikan flashdisk dan pak polisi itu menyambungkan kelaptopnya, ia manggut-manggut dan langsung menyalami Josh.

"Terima kasih saudara Josh, bukti ini bisa menyeret pelaku kemeja hijau, terima kasih banyak atas kerjasamanya dan kami akan kembali mengadakan penyelidikan."

***

Maya berteriak-teriak ketika polisi memborgol tangannya sementara Joni suaminya hanya termangu dan menatap kosong pada anggota polisi yang menggiringnya. Pasangan kejam itu dimasukkan kedalam mobil polisi bersama dengan kaki tangannya. Peristiwa itu disaksikan oleh masyarakat sekitar dengan perasaan lega, rupanya selama ini kehadiran pasangan suami istri itu dan antek-anteknya tak disukai warga sekitar. Mereka memaksa penduduk menjual sawit dengan harga murah dibawah ancaman, penduduk yang katakutan kebun mereka dirusak terpaksa menjual sawit pada tante maya yang kemudian dijualnya lagi dengan harga tinggi kepihak luar.

Dan setelah diselidiki lebih lanjut ternyata tante Maya dan suaminya buronan yang sudah lama dicari-cari pihak kepolisian Bekasi, mereka menggelapkan uang perusahaan tempat mereka bekerja ratusan juta rupiah dan melarikan diri ke Sumatera.

Akhirnya perkebunan sawit dan rumah Shena yang selama ini dikuasai Maya kembali ketangan Shena sebagai pewaris tunggal Wiraguna, dan Josh menyerahkan perkebunan dan rumah itu untuk dikelola pak Karta, dan ia kembali keJakarta dan meneruskan misinya, membuat ingatan Shena kembali.

***

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang